Jangan Sering Mengkonsumsi Mentega, Ini Bahayanya

Jangan Sering Mengkonsumsi Mentega, Ini Bahayanya
Jangan Sering Mengkonsumsi Mentega, Ini Bahayanya
guesehat.com

Memasak dengan menggunakan mentega memang membuat masakan terasa lebih sedap.

Mentega adalah makanan yang terbuat dari lemak hewan yang mengandung jenuh lemak.

Ternyata mentega itu sangat berbahaya, diantaranya adalah meningkatkan kolesterol dalam tubuh, resiko diabetes, stroke dan serangan jantung semakin tinggi.

Apalagi roti yang diolesi mentega memang terasa gurih, namun sayangnya terlalu banyak mengkonsumsi mentega terlalu menimbulkan bahaya bagi kesehatan dan efeknya negatif untuk masalah kesehatan.

Dalam satu sendok mentega mengandung 100 kalori, 12 gram lemak, 7 gram lemak jenuh, 0,5 gram lemak trans, 31 miligram kolesterol, 0 gram karbodihrat, 0 gram gula.

Lemak jenuh dalam mentega inilah yang dapat meningkatkan lemak jahat LDL dan tidak membuat lemak baik HDL makin meningkat.

Baca Juga :  Jika Tak Ingin Wajah Selalu Terlihat Kusam, Hindari 7 Kebiasaan Buruk Ini

Beberapa ahli khawatir tentang sejumlah besar lemak jenuh dan kolesterol dalam mentega sehingga disarankan membatasi asupan mereka.

Bahkan beberapa dekade diharamkan karena kandungan lemak jenuh yang sangat tinggi. Karena sekitar 50%lemak jenuh sedangkan sisanya adalah air dan lemak jenuh.

Mentega juga tinggi kolesterol, inilah yang menyebabkan penyakit jantung.

Penelitian menunjukkan bahwa kadar kolesterol dalam darah tinggi, dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.

Namun jumlah koresterol yang tinggi dari mentega tidak meningatkan kadar darah tinggi pada kebanyakan orang.

Biasanya, hal inilah yang menjaga kadar darah dalam kisaran normal, meskipun asupannya tinggi akan tetapi tidak menyebabkan peningkatakan kadar kolesterol darah yang tinggi.

Baca Juga :  Pjs Bupati Serang Pimpin Penegakan Prokes Covid-19

Beberapa ilmuan percaya bahwa mengkonsumsi lemak jenuh memiliki beberapa manfaat yaitu memperbaiki profil lipid darah.

Ini yang mendapatkan kolesterol HDL baik dan mengubah ukuran partikel kolesterol LDL dari kecil dan padat menjadi besar, yang dianggap lebih jinak.