Meneladani Para Nabi Dan Ashabul Kahfi

KABARPANDEGLANG.COM – Nabi Yunus a.s. yakni seorang rasul yang mengajak kaumnya untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan Mahasuci. Nabi Zakaria yaitu rasul yang berdakwah wacana agama tauhid. Sudah berusia 90 tahun, tetapi belum dikaruniai seorang anak. Nabi Yahya a.s. yaitu anak Nabi Zakaria a.s. yang taat dan hormat kepada orang tuanya.

Nabi Isa a.s. adalah rasul yang termasuk Ulul Azmi. Nabi Isa a.s. diutus kepada Bani Israil, untuk mengajarkan wacana keesaan Tuhan dan menyelamatkan mereka dari kesesatan. Ashabul Kahfi merupakan cerita tujuh orang cowok dan seekor anjing yang ditidurkan oleh Allah Swt.

A. Kisah Keteladan Nabi Yunus a.s.

Nabi Yunus a.s. yakni salah satu nabi yang mengalami kehidupan dalam tiga kegelapan, yakni kegelapan di dalam perut ikan, kegelapan di lautan, dan kegelapan malam. Nabi Yunus a.s. yakni pembawa anutan tauhid. Beliau meratapi tindakannya sebab meninggalkan umat yang tidak mau bersujud kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa. Beliau berdoa dengan nada penyesalan di dalam perut ikan, mirip telah dijelaskan di dalam Q.S. al-‘Anbiya/21’:87 ialah:

لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ …

Artinya:

”Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, saya termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S. al-Anbiya’ 21:87)

Nabi Yunus bin Matta diutus oleh Allah Swt. untuk berdakwah kepada penduduk ”Ninawa” di wilayah Maushil, Irak yang menyembah berhala. Mereka mendustakan Nabi Yunus a.s. mengolok-olok, dan menghinanya. Setelah lama menghadapi mereka, Nabi Yunus a.s. pun marah kepada kaumnya dan tidak berharap lagi keimanan mereka.

Allah Swt. memberi tahu bahwa akan mengazab umat Nabi Yunus sehabis berlalu tiga hari. Maka, mereka segera bertaubat kepada Allah Swt., dan meratapi sikap mereka selama ini. Ketika itu, mereka berdoa memohon ampun kepada Allah Swt. supaya azab itu diangkat dari mereka. Allah Swt. menjauhi azab itu dari mereka alasannya adalah kesungguhan doanya. Allah Swt. berfirman di dalam Q.S. Yunus/10:98.

فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَىٰ حِينٍ

Artinya:

”Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, kemudian imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka hingga waktu tertentu.” (Q.S. Yunus/10:98)

Nabi Yunus a.s. tetap meninggalkan kampung kaumnya alasannya murka, padahal Allah Swt. belum mengizinkannya. Saat Nabi Yunus a.s. diatas kapal ombak bahari menjadi dahsyat dan hampir karam. Setelah dilakukan undian sebanyak tiga kali dan hasilnya tetap sama. ternyata Nabi Yunus a.s harus terjun ke maritim untuk mengurangi beban kapal.

Pada dikala Nabi Yunus a.s. melompat dari kapal, Allah Swt. telah mengirimkan ikan paus besar yang eksklusif menelan Nabi Yunus a.s. dengan tidak merobek dagingnya atau mematahkan tulangnya. Nabi Yunus a.s. pun tinggal di perut ikan itu dalam beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan oleh ikan itu.

Hikmah dari dongeng Nabi Yunus a.s. yang diuji Allah Swt. kita mampu membayangkan, bagaimana susahnya bernapas di kegelapan perut ikan yang berenang di lautan dalam nan gelap. Namun, Nabi Yunus a.s. tetap ingat kepada Allah Swt. dan memanjatkan doa kepada-Nya. Singkat dongeng, Nabi Yunus a.s. selamat sampai ke tepian berkat kasih sayang Allah Swt.

B. Kisah Keteladanan Nabi Zakaria a.s.

Pengharapan panjang Nabi Zakaria a.s. untuk mendapatkan keturunan tidak pernah surut. Nabi Zakaria a.s. yang taat beribadah terus berdoa tidak putus-putusnya kepada Allah Swt. Nabi Zakaria a.s. khawatir, bahwa jika beliau wafat tanpa meninggalkan seorang pengganti, kaumnya akan kehilangan pemimpin dan akan kembali kepada cara-cara hidup mereka yang penuh dengan kemunkaran dan kemaksiatan.

Suatu kejadian yang menakjubkan, Allah Swt. memberi gejala kehamilan isteri Nabi Zakaria
a.s., bahwa mulutnya tidak akan bisa berbicara selama tidak sakit. Isteri Nabi Zakaria a.s. hanya bisa
berbicara isyarat dengan tangan atau lainnya untuk memahamkan orang. Selama tiga hari itu, dia harus memperbanyak bertasbih, bertahmid di waktu pagi dan petang.

Allah Swt. memberi seorang anak kepada Nabi Zakaria a.s. Anak yang diberi nama Yahya itu kelak mampu meneruskan dakwah Nabi Zakaria a.s. Kisah Nabi Zakaria a.s. mampu dijadikan teladan. Untuk memperoleh keinginan, kita harus berusaha dan terus berdoa dengan ikhlas. Kita dilarang frustasi. Setiap cobaan yang Allah Swt. datangkan, tentu ada pesan tersirat yang terkandung di dalamnya.

C. Kisah Keteladanan Nabi Yahya a.s.

Nabi Yahya a.s. adalah anak Nabi Zakaria a.s. Nabi Yahya a.s. yaitu seorang yang bertakwa. Beliau adalah seseorang yang cendekia bakir, berpikiran tajam semenjak dia berusia muda dan berbakti kepada kedua orang tuanya.

Nabi Yahya a.s. terkenal sebagai seorang nabi yang teguh pendirian dalam berdakwah. Nabi Yahya a.s. tetap memberikan larangan Allah Swt. kepada Raja Hirodus yang ingin menikahi anak tirinya, Herodia. Nabi Yahya a.s. tidak menghiraukan bahaya raja demi untuk menegakkan kebenaran dan melawan kebatilan.

Bersama Nabi Zakaria (ayahnya), Nabi Yahya a.s. berdakwah mengembangkan agama tauhid kepada umatnya, sehingga mereka terpelihara. Allah Swt. berfirman di dalam Q.S. Maryam/19:12-13.

يَا يَحْيَىٰ خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا

وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً ۖ وَكَانَ تَقِيًّا

Artinya:

”Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguhsungguh.” Dan Kami berikan pesan yang tersirat kepadanya (Yahya) selagi beliau masih kanak-kanak ; dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa. (Q.S.
Maryam/19:12-13).

Berdasarkan kisah Nabi Yahya a.s. di atas, kita mampu mengambil suri pola, adalah kita harus mempunyai perilaku yang tegas untuk menyampaikan yang benar itu yakni benar dan yang salah tetaplah salah. Selain itu, sikap hormat Yahya kepada orang bau tanah dan taat beribadah kepada Allah Swt. menjadi contoh bagi siapa pun juga.

D. Kisah Keteladanan Nabi Isa a.s.

Nabi Isa a.s. diutus kepada Bani Israil, untuk mengajarkan tentang keesaan Tuhan dan menyelamatkan mereka dari kesesatan. Nabi Isa a.s. dilahirkan pada tahun 622 sebelum Hijriah
atau sebelum tahun Masehi.

Dalam al- Qur’an, Nabi Isa a.s. disebut Isa bin Maryam atau Isa al-Masih. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 29 M dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Namanya disebutkan sebanyak 25 kali di dalam al-Qur’an.

Nabi Isa a.s. yakni utusan Allah Swt. dan diberi Kitab Suci Bibel. Dalam menyampaikan anutan tauhid, ia menerima penolakan Bani Israil tetapi, tetap gigih menyampaikannya. Nabi Isa a.s. diberi mukjizat oleh Allah Swt. yang diceritakan dalam Q.S al-Ma’idah/5:110, pada dasarnya yaitu:

  1. Dapat berbicara dengan manusia ketika masih bayi atau masih dalam buaian.
  2. Dapat menyembuhkan orang yang buta semenjak lahir.
  3. Dapat menyembuhkan orang yang berpenyakit lepra dengan seizin Allah Swt.

Sementara itu, sebelum diangkat ke langit, Nabi Isa a.s. memberikan kabar kepada para pengikutnya bahwa akan datang seorang Nabi dan Rasul bernama Ahmad. Nabi dan rasul yang dimaksud Nabi Isa a.s. adalah penutup dari seluruh Nabi dan Rasul, ialah Nabi Muhammad saw. Ahmad sesungguhnya nama lain dari Nabi Muhammad saw., yang ajarannya akan melengkapi seluruh ajaran Nabi dan Rasul sebelumnya. Allah berfirman dalam (Q.S. al-Saff/61:6):

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ

Artinya:

Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, ”Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, adalah Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” . . . (Q.S. al-Saff/61:6)

Berdasarkan dongeng Nabi Isa a.s. di atas, marilah kita ambil hikmah dan suri pola.

  1. Kita harus menjaga kehormatan diri, kehormatan orang bau tanah dan keluarga. Seperti yang dicontohkan Maryam, ibunda Nabi Isa a.s.
  2. Kita harus berani berkata yang benar.
  3. Kita harus meyakini bahwa Nabi Isa a.s. yaitu seorang Rasul.
  4. Kita meyakini bahwa Nabi Isa diberi wahyu berupa Kitab Suci Injil.
  5. Kita harus menyembah Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa dan Mahasuci.
  6. Kita yakin bahwa orang yang takwa niscaya dilindungi oleh Allah Swt. seperti Nabi Isa a.s. yang dikejar-kejar pasukan Romawi untuk disalib, tapi Allah Swt. menyelamatkannya.

E. Kisah Keteladanan Ashabul Kahfi

Ashabul Kahfi menceritakan tujuh orang perjaka dan seekor anjing yang ditidurkan oleh Allah Swt. selama 309 tahun. Kisah Ashabul Kahfi mampu kita temui dalam Q.S. al- Kahf/18:13.

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

Artinya:

”Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan bekerjsama. Sesungguhnya mereka ialah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (Q.S. al-Kahf/18:13)

Ashabul Kahfi hidup di negeri Syam yang dikuasai bangsa Romawi yang dipimpin Daqianus. Daqianus adalah seorang penyembah berhala yang amat fanatik. Ia menyebar jasus ke seluruh negeri Syam untuk mengetahui orang-orang yang tidak menyembah berhala.

 adalah seorang rasul yang mengajak kaumnya untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan Mahasu Meneladani Para Nabi dan Ashabul Kahfi

Ashabul Kahfi adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah Swt., yang meyakini bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah Swt. semata. Mereka teguh di atas iktikad yang benar. Meskipun bertentangan dengan secara umum dikuasai masyarakat dikala itu. Ashabul Kahfi mengambil keputusan untuk menghindari kejaran Daqianus dengan cara bersembunyi di gua.

Demi menyelamatkan kepercayaan dan doktrin mereka. Sebelumnya mereka berdoa kepada Allah Swt.

إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

Artinya:

(Ingatlah) saat perjaka-cowok itu berlindung ke dalam gua kemudian mereka berdoa, ”Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.” (Q.S. al-Kahf/18:10)

Allah Swt. pun mengabulkan doa mereka dan memudahkan urusan mereka. Mereka berlindung di dalam sebuah gua yang cukup luas sehingga mereka mampu tinggal dengan nyaman di dalamnya. Allah
Swt. juga menidurkan mereka di dalam gua tersebut selama 309 tahun sehingga mereka tak mampu dibangunkan oleh bunyi apa pun.

Ketika Allah Swt. membangunkan Ashabul Kahfi, salah satu dari mereka pergi ke kota dengan membawa uang untuk membeli makanan. Ternyata beliau mendapati negeri (yakni negeri Daqianus) sudah berubah, penduduk dan pemerintah pun telah berganti. Penduduk tidak mengenali mereka, juga tidak seorang pun yang beliau kenal dari penduduk negeri tersebut.

Ashabul Kahfi yang beriman kepada Allah Swt. dan jujur dengan keimanannya sehingga Allah Swt. balas keimanan dan kejujuran mereka dengan menyelamatkan dan memuliakan mereka dengan menyebabkan mereka sebagai teladan bagi orang-orang yang beriman sampai kiamat. Kita harus yakin, bahwa orang yang beriman mampu tunjangan dari Allah Swt. Hal itu diperlihat Allah Swt. yang melindungan Ashabul Kahfi tersebut.

Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!