Rupiah Anjlok ke Rp 16.000/US$, Terlemah Sejak Krisis Tahun 1998

Rupiah Alami Pelemahan Terparah Sejak Krisis 1998
Rupiah Alami Pelemahan Terparah Sejak Krisis 1998 (KabarPandeglang/Shutterstock)

KabarPandeglang.com, Jakarta – Siang ini tepatnya pukul 12.20 WIB nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat mengalami pelemahan terparah sejak krisis tahun 1998 yang mencapai angka Rp 16.800/US$, tecatat rupiah berada di angka Rp 16.122.

Pelemahan rupiah ini cepat atau lambat akan berdampak pada sektor ekspor impor Indonesia yang menggunakan kurs dollar Amerika Serikat, bukan tidak mungkin akan terjadi kenaikan harga barang impor yang akan dirasakan oleh masyarakat.

Sementara itu IHSG kembali mengalami pelemahan lebih dari 5%, bahkan sesi I perdagangan dihentikan sementara karena sebagian besar saham penggerak IHSG anjlok lebih dari 5% sebelum penutupan sesi.

Baca Juga :  Horeey !! Token Listrik Gratis PLN Bulan Mei 2020 Sudah Bisa Di Klaim melaui Whatsapp dan Website Resmi PLN

Sejak awal tahun hingga saat ini IHSG sudah mengalami penurunan lebih dari 30%, meteri keungan Sri Mulyani sempat mengatakan bahwa dampak pandemi virus COVID-19 ini mungkin akan lebih parah dari krisis tahun 2008 lalu.

Perkembangan kasus virus Korona sendiri sampai siang ini belum ada update terbaru dari pemerintah, tercatat masih 227 kasus, 19 orang meninggal dunia dan 11 orang dinyatakan pulih atau sembuh.

Sementara itu secara global kini negara Italia mengalami dampak paling parah akibat virus Corona, jumlah kasus tercatat hampir menyentuh angka 36 ribu, 2.978 orang meninggal dunia dan baru 4000 orang yang dinyatakan berhasil pulih.

Kasus di Italia dianggap paling parah karena dari per satu juga penduduk, ada rata-rata 591 orang yang terjangkit virus Korona, sementara itu di China sendiri hanya 56 orang yang positif Korona persatu juta penduduknya.

Baca Juga :  BREAKING NEWS: Melonjak Jadi 172, Kasus Positif Korona di Indonesia Kalahkan Hongkong

Meski kepanikan ditengah-tengah masyarakat mulai terasa, pemerintah pusat terus menghimbau agar setiap orang melakukan social distance dan work from home, pemerintah meminta agar masyarakat lebih mengutamakan kesehatan pada saat ini dan tidak melakukan panic buying.