WAJAH 144 TAHUN KOTA PANDEGLANG

wajah baru pandeglang 144 tahun

KABARPANDEGLANG.COM – Pandeglang merupakan salah satu Kabupaten tertua di Provinsi Banten. Pandeglang merupakan tempat sterategis dalam menyangga Ibu Kota Provinsi, memiliki potensi alam yang besar dibandingkan daerah lainnya, dan lingkungan masyarakat yang tidak begitu heterogen adalah ciri Pandeglang.

Berdiri sejak 144 tahun silam (1874), Pandeglang memiliki banyak pekerjaan yang belum terselesaikan, harapan-harapan masyarakat yang tinggal di atas bumi Pandegelang masih menjadi tujuan yang harus dicapai di usianya yang kini lebih dari 1 abad.

Usia ke-144 tahun, jika diilustrasikan dengan kondisi manusia adalah kondisi dimana jasad tidak memiliki kekuatan, lemah, rentan bahkan kaku. Jiwa yang tidak lagi muda, amat sangat ketinggalan dengan perkembangan zaman.

Seyognyanya, di usia yang lebih satu abad ini, Pandeglang dapat melangkah kedepan lebih jauh dari tahun-tahun sebelumnya, bahkan sejajar dengan daerah-daearah yang notabenenya lebih maju dari Pandeglang. Populasi masyarakt di Pandeglang tidak seheterogen masyarakt di daerah lainya, seperti Lebak, Tangerang, maupun Serang. Kondisi tersebut menjadi faktor dinamika sosial di Pandgelang itu sendiri.

BACA JUGA :

Baca Juga :  Warga Tanjungan Pandeglang Bersyukur Terima Program BSRS

Secara umum masyarakat heterogen, multi etnis, suku, maupun pemahaman agama, cenderung terbuka dengan kebudayaan dan peradaban baru atau yang berasal dari luar lingkungannya Akan tetapi, masyarakat yang hanya terdiri satu etnis atau suku, biasanya akan sulit menerima integrasi budaya atau peradaban baru (terlepas dari penilaian baik dan burukunya kebudayaan atau pun peradaban itu).

Menginjak usianya yang ke-144 tahun, Pandeglang masih diwarnai dengan wajah pembangunan infrastruktur yang belum merata, pembangunan manusia yang masih terpusat di daerah kota, dan lemahnya integrasi dan intergitas pemerintahan di tingkat pusat Kabupaten, Kecamatan maupun di tingkat Desa.

Infrastruktur di pedalaman Desa (di daerah Pasir Durung, Ganggaeng, Bojongmanik, dan lain sebagainya), seperti jalan dan akses angkutan umum maupun informasi masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus diprioritaskan. Pembangunan manusia yang masih terpusat di kota, dan termarjinalkannya masyarakat Desa harus menjadi perhatian serius pemerintah Kabupetan.

Kurangnya fasilitas belajar anak-anak sekolah, baik fasilitas fisik seperti kelengkapan sekolah maupun fasilitas sumber daya manusia (SDM) dari guru-guru yang handal (kompeten) akan berdampak pada perkembangan pendidikan dan lingkungan belajarnya, dan sedikit banyak akan berdampak pada lingkungan sosialnya.

Baca Juga :  Beli Rumah Jakarta Tanpa DP

Tidak hanya itu, pembangunan manusia yang paling penting adalah pendidikan dari orangtua kepada anaknya, dan ini harus ditunjang dengan fasilitas yang memadai atau mumpuni dari pemeritah, agar pemahaman orang tua terhadap masa depan anak mempunyai visi dan misi yang kuat, sehingga anak tumbuh dengan motivasi baik dan berkembang dengan potensi yang maksimal.

Integrasi antara institusi pemerintahan baik secara vertikal maupau horizontal, selama ini menurut penulis masih belum maksimal, seakan-akan berjalan sendiri-sendiri. Padahal pemerintah Kabupaten harus bisa mengontrol, membina dan mengawasi instsitusi pemerintahan di bawahanya, baik kecamatan maupun desa.

Selama ini, adanya mutasi Camat tidak banyak berpengaruh terhadap perkembangan sosial di masyarakat, bahkan cenderung stagnan dan tidak maju. Integritas pejabat pun merupakan faktor dari maju dan tidak majunya Pandeglang. Sudah rahasia umum rasanya, beberapa pejabat di instansi pemerintah, baik instansi struktural maupun non-strukutral masih memakai pola lama dalam birokrasi.

BACA JUGA :

Baca Juga :  Di Pandeglang, Aparatur Desa Jadi Garda Terdepan Lawan Penyebaran Virus Korona

Baru kemarin, di salah satu Kecamatan dihebohkan dengan isu KKN pemilihan Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan tidak menutup kemungkinan di daerah lain pun beberapa masyarakat menjadi korban dari perilaku kotor Pejabat desa, kecamatan atau pun pejabat lainnya yang masih mengejar keuntungan pribadi, keluarga, maupun kolega dan mengorbankan integritas dan keadilan sosial.

Dewasa ini, di Pandeglang masih terjadi kesenjangan sosial antara daerah kota dan pedalaman, antara orang yang mempunyai akses dengan birokrasi dan orang yang tidak mempunyai informasi. Kesenjangan tersebut sangat disayangkan mengingat potensi Sumber Daya Alam (SDA) maupun SDM yang begitu banyak, namun belum termaksimalkan secara efektif dan efisien.

Inilah PR Pandeglang di usianya yang ke-144 tahun. Harapan kami sebagai masyarakat, semoga para pemangku kepentingan melihat, membaca, mersakan, dan berbuat dengan hati dan pikiran yang semata mata untuk kepentingan masyarakt Pandeglang, bukan lagi untuk pribadi, keluarga, kolega, dan pendukung nya saja.

Mari bergandengan tangan dengan masyarakat, bersama-sama membenahi dan memaujukan Pandeglang. (BR/Zulfikar)