Kehamilan itu Menular, Ternyata Bukan Cuma Mitos

Kehamilan itu Menular, Ternyata Bukan Cuma Mitos
BSD City, 16 November 2019 – Sinar Mas Land serta Candra Wijaya (peraih Medali Emas Kategori Ganda Putera di Olimpiade Sydney 2000 dan Juara Dunia tahun 1997) menyelenggarakan audisi final beasiswa bulutangkis di Daihatsu Candra Wijaya International Badminton Center – (CWIBC) Sebanyak 10 siswa dan siswi Sekolah Dasar (SD) di BSD City dan sekitarnya berhasil meraih beasiswa pelatihan bulutangkis Sinar Mas Land (SML) Mencari Juara 2019. Ke 10 pemenang tersebut, sebelumnya harus bersaing dengan 1.300 siswa dan siswi Sekolah Dasar di BSD City.
Banyak perempuan yang sudah menikah kemudian mengeluhkan nasibnya yang belum juga diberi momongan. Padahal sudah bertahun-tahun menjalin rumah tangga. Soal mendapatkan momongan memang jadi dambaan setiap pasangan yang sudah menikah ya Bun. Tapi percayakah Bunda kalau ternyata kehamilan itu bisa menular? Bahkan di luar sana ada lho perempuan yang meminta jempol kakinya diinjak oleh sahabatnya yang sedang hamil lantaran meyakini kehamilan itu bisa ditularkan.
Kehamilan itu Menular, Ternyata Bukan Cuma Mitos
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari Bocconi University, Italia berusaha melihat efek pertemanan pada perilaku kesuburan seseorang dan transisi saat menjadi orangtua. Penelitian ini melibatkan 1,720 perempuan.

Mereka melakukan survei sejak para partisipanmasih di bangku sekolah menengah pada tahun 1990-2009. Ketika para wanita tersebut sudah menginjak usia 26-33 tahun, mereka diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan mereka, termasuk soal pertemanan.

Dari 820 wanita yang menjadi orangtua, rata-rata mereka melahirkan anak pertama di atas 27 tahun dan lebih dari separuhnya menyatakan bahwa kehamilan mereka tak direncanakan. Para ahli menyimpulkan bahwa mereka yang merencanakan kehamilannya dipicu oleh teman-teman ternyata sudah memiliki anak.

Baca Juga :  Anak Lahir Pagi, Siang atau Malam Hari? Ternyata Kepribadian Anak Ikut Waktu Lahirnya

Jadi, bila Bunda memiliki teman SMA yang sudah memiliki anak, maka akan lebih mungkin “tertular”, dalam arti, lebih termotivasi untuk hamil. Seorang peneliti yang terlibat dalam penelitian tersebut mengatakan, penularan kehamilan yang dimaksud bukan terjadi melalui kontak fisik, namun melalui kontak emosional

Efek Kontak Emosional Yang Bekerja

Jadi Bun, ketika seorang perempuan melihat teman sebayanya hamil dan melahirkan, maka pikiran positifnya juga akan mempengaruhi keinginannya untuk memiliki keturunan juga. Mungkin Bunda masih bertanya-tanya, kenapa peranan teman begitu penting dalam memengaruhi keputusan untuk memiliki keturunan?

Begini Bun, pengalaman melahirkan seorang teman merupakan sumber pembelajaran yang penting lantaran akan memberikan informasi yang relevan dan berguna mengenai bagaimana menhadapi transisi menjadi orangtua. Di lain sisi, kita cenderung menyamakan diri atau bahkan membandingkan dengan teman sebaya dengan berpikir: “Wah, di umurnya yang sekarang, dia sudah punya momongan, sementara saya belum.” Bila hal ini dijadikan motivasi yang positif, lambat laun keinginan untuk memiliki anak akan terasa begitu kuat.

Baca Juga :  Inilah 7 Alasan Kenapa Ibu yang Melahirkan Caesar adalah Perempuan Tangguh

Disadari atau tidak, rencana memiliki anak memang seharusnya menjadi keputusan yang sangat pribadi, nyatanya bisa dipengaruhi oleh lingkungan pertemanan, terutama teman SMA yang masih sebaya dan akrab. Inilah sebabnya, cukup lazim bagi sekelompok perempuan yang bersahabat untuk hamil dalam waktu yang berdekatan, karena masing-masing saling menginspirasi dan memotivasi. Namun perlu dipahami bahwa hasil penelitian ini bukan menjadi patokan bagi perempuan untuk bisa hamil dan memiliki anak, beberapa faktor lain baik yang bisa dijelaskan maupun yang sifatnya misteri, juga perlu dijadikan evaluasi ya Bun.

Yang Lebih Penting, Jangan Sampai Perempuan Ingin Hamil Hanya Karena Melihat Temannya Hamil

Bun, jangan memutuskan memiliki anak hanya karena melihat teman yang sudah menjadi orangtua ya. Ingat, menjadi orang tua itu merupakan tanggung jawab yang berat dan tidak bisa dilakukan hanya demi memenuhi tuntutan sosial. Jika Bunda ingin memiliki momongan, pastikan Bunda dan pasangan sudah siap. Salah satunya dalam hal kesiapan emosional.

Baca Juga :  dr. Hj. Een: Stop Hubungan Suami-Istri di Tengah Penyebaran Covid-19

Berikut tanda Bunda sudah siap secara emosional :

    Sudah siap waktu Bunda terbagi. Ketika memiliki momongan, bisa dibilang waktu Bunda adalah milik si kecil.
    Senang dengan anak kecil. Saat ada anak kecil Anda langsung gembira dan ingin mengajaknya bermain.
    Tidak begitu berambisi dalam urusan karier. Apalagi Bunda sudah tidak bisa lagi seenaknya lembur dan pulang hingga larut malam karena ada makhluk kecil yang membutuhkan Bunda di rumah.
    Rumah tangga Bunda berjalan harmonis. Tidak perlu pernikahan yang sempurna untuk memiliki anak. Namun, harmonis berarti rumah tangga Bunda dalam kondisi yang baik. Misalnya, tidak ada masalah serius dalam rumah tangga seperti perselingkuhan, kekerasan rumah tangga, masalah komunikasi dengan pasangan, dan masalah pernikahan lainnya.

Sumber: sayangianak.com