Merasa dia milik kita adalah kesalahan dalam bercinta, karena diri kita maupun dirinya milik Allah.
Oleh karenanya, sebetapa cintanya kita pada seseorang, atau sebesar apapun cintanya kita padanya, tetaplah ingat bahwa semua itu hanyalah titipan Allah.
Karena dengan kita selalu sadar demikian, maka tentu untuk melupakan Allah sebagai rujukan dalam bercinta takkan pernah kita lupakan.
Berhentilah Berkata “Kamu Milikku, dan Aku Milikmu” Agar Nanti Saat Allah Memisahkan Tidak Gampang Terluka Terlalu Dalam
Jadi berhentilah berkata lebay “Kamu milikku, aau aku milikmu” agar nanti saat Allah memisahkan kita tidak gampang terluka terlalu dalam.
Namun lebih kepada sadar sesadar-sadarnya bahwa memang sudah saatnya berpisah, dan agar hatipun lebih ikhlas menerimanya.
Karena Secinta Apapun Kita, Nanti Dirinya Maupun Kita Akan Saling Meninggalkan
Karena secinta apapun kita, maka nanti dia maupun dirinya akan saling meninggalkan. Bukan hanya karena sudah tidak setia lagi, namun perpisahan itu terjadi karena memang sudah sampa waktunya berpisah dan kembali pada Allah.
Bukan Karena Sudah Tak Saling Cinta Lagi, Tetapi Memang Sudah Hukum Alam, Karena Siapapun Yang Bernyawa Pasti Kembali Pada Allah
Iya, bukan karena sudah tak saling mencintai lagi, tetapi memang sudah hukum alam, karena siapapun yang bernyawa di dunia ini pasti akan kembali kepada Allah.
Kita akan berpisah dengan orang-orang yang kita cintai bukan karena kita tak setia ataupun tak lagi sayang, namun karena kematian itu adalah pasti.
Maka Meski Benar Kita Cinta Banget Pada Seseorang, Tetaplah Ingat Bahwa Suatu Saat Nanti Dia Akan Pergi Meninggalkan Kita
Maka walau benar kita cinta banget terhadap seseorang, tetaplah ingat bahwa suatu saat nanti dia akan pergi meninggakan kita.
Ada kematian yang akan menjadi pemisah pasti kebersamaan yang ada, dan ada ketetapan Allah yang entah kapan datangnya kitapun tak penah tahu.
Atau Sebaliknya, Kita Yang Akan Lebih Dulu Pergi Meninggalkannya. Sebab Maut Itu Tidak Ada Yang Tahu Kapan Datangnya
Atau sebaliknya, kita yang akan lebih dulu pergi meninggalkanya. Sebab maut itu tidak ada yang tahu kapan datangnya.
Dan bila kita senantiasa sadar demikian, maka insyaallah sekalipun cinta banget, kesadaran akan perpisahan itu senantiasa kita ingat, sehingga hatipun tak pernah lupa bahwa cinta Allah lah yang terbaik.