4 Pelajaran Marketing yang Bisa Anda Dapatkan dari Waralaba Avenger – Film Avenger: Endgame saat ini sedang digilai banyak orang.
Buktinya, di pemutaran perdananya saja film Avenger: End Game mampu mengantongi 150 juta USD dalam semalam. Itu baru di Amerika saja.
Orang-orang berbondong-bondong ingin menyaksikan film (yang katanya) menjadi film penutup perjuangan Captain America, Iron Man, Hulk, Thor, dkk.
Kesuksesan film besutan Marvel Studio ini tak lepas dari kerja keras orang-orang di balik layar. Tak terkecuali para eksekutif dan tim marketing.
Avenger: End Game sendiri hanyalah salah satu dari sekian banyak film Marvel yang ada.
Film-film Marvel yang lain juga mendapat kesuksesan yang serupa dengan film Avenger: End Game.
Kira-kira kenapa ya film buatan Marvel ini bisa laris manis di pasaran?
Untuk menjawab rasa penasaran Anda, kami telah merangkumkan 4 inspirasi marketing dari waralaba film Avenger.
1. Visioner dalam melihat peluang jangka panjang
Sedari awal Marvel telah memahami hakikat penting dari visi jangka panjang.
Pada tahun 1999, Marvel sedang mengalami krisis keuangan. Mereka butuh uang cepat.
Pada saat itu mereka memprediksi film genre superhero tidak akan berkembang.
Oleh karenanya mereka menjual hak film untuk beberapa karakter populer mereka seperti Spiderman (dijual ke Sony Pictures) dan X-men (dijual ke 20th Century Fox).
Ternyata, prediksi mereka keliru.
Film seperti X-Men dan Spiderman kala itu ternyata sukses besar.
Pada saat itulah Marvel mengganti strategi. Mereka tahu kalau mereka harus bisa membuat film superhero.
Selain itu, Marvel juga sedang ditekan oleh kompetitor mereka DC dengan film-film superhero ikonik mereka seperti Batman dan Superman.
Pada saat itu tercetuslah ide untuk membuat waralaba film Avenger yang menjadi pionir film dengan banyak karakter superhero dalam satu film.
Melihat kompetisi semakin sengit, Marvel harus memikirkan cara lain untuk bisa sukses dalam genre film superhero ini.
Marvel sebenarnya bisa saja langsung membuat film Avenger dengan mengumpulkan para superhero dalam satu film.
Tapi, mereka tidak melakukan itu.
Marvel memilih langkah yang lebih strategis dengan membuat film untuk masing-masing superhero yang saling terhubung membentuk satu plot utama.
Inilah yang kemudian dikenal publik sebagai Marvel Cinematic Universe (MCU).
Marvel sendiri bahkan telah menjadwalkan film-film yang akan dirilis hingga tahun 2028.
Poin ini mengajarkan kepada kita pentingnya memiliki visi jangka panjang.
Seperti Marvel, seringkali kita tergoda untuk mengambil jalan pintas untuk memaksimalkan keuntungan jangka pendek semata.
Tetapi jika kita memiliki visi jangka panjang. Kesuksesan yang gemilang akan menyambut kita dengan hangat.
2. Melakukan taktik co-branding untuk mempopulerkan karakter
Dalam beberapa film, Marvel memperkenalkan karakter-karakter yang jarang diketahui publik.
Karakter superhero ini adalah karakter yang tidak cukup populer jika dibandingikan dengan Iron Man atau Captain America atau bahkan dengan superhero milik DC: Superman atau Batman.
Disinilah kecerdikan Marvel bermain peran.
Pertama-tama Marvel mengeluarkan karakter-karakter populer mereka untuk dijadikan film.
Film seperti Hulk, Iron Man, Captain America, dan Thor dirilis lebih dahulu.
Tujuannya adalah untuk menarik perhatian fans sambil membangun jalan cerita untuk film Avenger.
Kesuksesan film-film tersebut membuat Marvel sebagai brand dinilai positif oleh para fans.
Jadi, ketika Marvel mengeluarkan film dengan karakter yang tidak banyak dikenal orang seperti Ant-man atau Dr. Strange, para penonton tetap berbondong-bondong memenuhi bioskop.
Poin mengenai co-branding antar karakter yang Marvel lakukan ini bisa juga Anda terapkan dalam bisnis online Anda.
Supaya brand bisnis online Anda semakin dikenal orang, Anda bisa mendompleng kepopuleran brand lain lewat kerjasama
Anda bisa mengadakan kegiatan bersama dengan brand lain ini.
Dengan begitu, brand Anda akan semakin dikenal orang.
3. Memancing rasa penasaran penonton lewat post-credit scene
Satu hal yang menjadi ciri khas dari Marvel adalah adanya credit scene diakhir film.
Hal ini tentunya sangat berkebalikan dengan film-film lain.
Sebenarnya Marvel bisa saja membuat tulisan “to be continued” atau bersambung seperti halnya tontonan serial yang biasa kita tonton di TV.
Tapi, Marvel tidak melakukan itu.
Credit scene dalam film-film Marvel memberikan rasa penasaran tersendiri dalam benak penonton.
Credit scene ini juga lah yang membuat penonton tertarik untuk menyaksikan film-film Marvel yang akan datang.
Poin ini mengajarkan kepada kita bahwa rasa penasaran adalah hasrat terbesar yang bisa memancing orang untuk melakukan sesuatu.
Dalam contoh Marvel menonton film-film Marvel yang lain.
Dalam bisnis online Anda, Anda bisa terapkan prinsip ini pada copywriting iklan, launching produk baru, atau materi pemasaran yang lain.
4. Membangun antusiasme penonton secara bertahap
Seperti yang penulis ulas dalam poin-poin sebelumnya, Marvel bisa saja membuat film Avenger tanpa didahului film-film superhero lainnya.
Tetapi langkah ini tidak mereka lakukan.
Hal tersebut dilakukan bukan untuk mengambil profti sebanyak-banyaknya, melainkan untuk membangun antusiasime penonton secara bertahap.
Film-film superhero individual seperti Iron Man atau Captain America menceritakan kisah hidup kedua tokoh dalam lingkungannya masing-masing.
Dari situ, penonton bisa melihat dan merasakan karakter dari masing-masing tokoh superhero.
Ketika superhero-superhero ini disatukan dalam film Avenger, jalan cerita bisa dibangun dengan apik dan penonton menikmati yang mereka saksikan.
Poin ini mengajarkan kita pentingnya membangun antusiasme calon pelanggan secara bertahap.
Sebagai pebisnis online, seringkali kita tergoda untuk langsung melakukan penjualan.
Padahal kita perlu membangun antusiasme pelanggan terlebih dahulu. Hal tersebut bisa kita mulai dengan membuat konten-konten yang menghibur dan edukatif.
Penutup
Itulah tadi 4 pelajaran marketing yang bisa Anda dapatkan dari waralaba film Avenger.
Terapkan apa yang sudah Anda pelajari agar bisnis online Anda semakin sukses. Selamat mencoba.