5 Cara Memimpin Team Millenials dengan Efektif

Default Social Share Image

5 Cara Memimpin Team Millenials dengan Efektif – Generasi millenials adalah generasi yang akrab dengan teknologi serta inovatif. Karakteristik generasi millenials yang unik dan khas kerap menjadi tantangan. Lantas, bagaimanakah cara efektif untuk memimpin team yang beranggotakan millenials?

Millenials, generasi muda dengan karakter yang unik dan menantang

Millenials adalah mereka yang terlahir antara tahun 1981 hingga 1996. Hal tersebut berarti, pada tahun ini millenials paling tua akan berumur 39 tahun, sedangkan millenials paling muda akan berumur 24 tahun. Jika diperhatikan dengan lebih cermat, para millenials adalah mereka yang memasuki usia produktif.

Generasi millenials memiliki karakter yang khas. Millenials sangat akrab dengan penggunaan teknologi. Millenials juga inovatif, cepat beradaptasi, serta ingin selalu berkembang. Kekhasan karakter generasi millenials menjadikan mereka begitu unik, termasuk saat dihadapkan dengan situasi berorganisasi. Millenials dipandang membawa angin baru, termasuk untuk urusan kepemimpinan.

Keunikan karakter generasi millenials menciptakan tantangan baru dalam urusan kepemimpinan. Pandangan serta sikap yang dimiliki kebanyakan generasi millenials terkadang berbenturan dengan generasi pendahulu. Stigma buruk pun dilayangkan kepada generasi millenials. Banyak yang menganggap millenials banyak menuntut dan sulit untuk dipimpin.

Baca Juga :  4 Rahasia Menjadi Pemimpin Sukses Tanpa Perlu Gagal

Hal tersebut tidak perlu menjadi hambatan. Pada dasarnya, hal yang harus dilakukan adalah dengan memahami karakter millenials. Itulah salah satu kewajiban seorang pemimpin yang baik, yakni berusaha untuk mengenali anggota teamnya.

Setelah mengenali, hal yang perlu dilakukan adalah membuat kompromi. Tak hanya anggota team saja yang perlu menyesuaikan diri dengan pemimpinnya. Pemimpin pun perlu menyesuaikan diri dengan orang yang ia pimpin, termasuk dengan mengadaptasi beberapa strategi kepemimpinan yang baru. Berikut adalah di antaranya.

1. Jangan kaku, jadilah pemimpin yang fun!

Terlalu kaku akan membuat jarak antara pemimpin serta anggota team semakin jauh. Cobalah untuk melakukan kegiatan yang bisa mempererat keakraban dengan anggota team.

Tak hanya sekadar menjadi akrab, hal tersebut juga dapat membuat tempat kerja terasa lebih menyenangkan. Suasana tempat kerja yang menyenangkan akan meningkatkan produktivitas.

Baca Juga :  Modal Mental yang Harus Dimiliki Enterpreneur

2. Dorong kolaborasi

Salah satu karakter positif dari generasi millenials adalah mereka mudah diajak berkolaborasi. Ciptakan kolaborasi dalam berbagai hal, mulai dari mengerjakan tugas hingga mengambil keputusan.

Sistem kerja yang kolaboratif seringkali dirasa efektif dalam memperbaiki alur kerja. Sistem ini dapat menciptakan budaya yang team-oriented, sehingga anggota team akan berusaha untuk produktif agar bisa mencapai target yang ingin dicapai bersama.

3. Terapkan transparansi

Millenials sangat menghargai kepemimpinan yang sarat akan transparansi. Sebaliknya, kepemimpinan yang serba tertutup memiliki reputasi yang kurang baik, bahkan seringkali dianggap toksik.

Kunci dari transparansi adalah dengan membangun kepercayaan dan membuat seluruh anggota team terlibat. Hal tersebut dapat dicapai dengan menjalin komunikasi yang terbuka dan jujur.

4. Buat mereka merasa berdaya

Banyak millenials yang berprinsip bahwa kepemimpinan yang baik dicapai dengan cara memberdayakan orang lain. Rasa berdaya tersebut tercipta ketika mereka dipercaya untuk terlibat dalam pengambilan keputusan yang bermanfaat bagi team. Selain itu, cobalah untuk terbuka jika mereka memiliki ide atau pandangan baru untuk memperbaiki peraturan serta sistem kerja yang telah berlaku.

Baca Juga :  Setelah Berhijab, Diharapkan Bisa Lebih Menjaga Diri, Bukan Memperbanyak Model Hijab

5. Perhatikan work-life balance anggota team

Isu seputar work-life balance alias keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi sangat erat dengan generasi millenials. Banyak millenials semakin yang menyadari bahwa penting untuk menjaga work-life balance. Selain memiliki karier yang cemerlang, penting sekali untuk dapat merawat diri, merasa nyaman, serta menghabiskan waktu dengan orang tersayang.

Hal ini lah yang hendaknya perlu disadari oleh para pemimpin, bahwa kehidupan anggota team-nya tidak hanya didedikasikan untuk pekerjaan. Ketika keseimbangan tersebut rusak, hal tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi kondisi psikologis anggota team. Situasi tersebut bahkan dapat menghambat produktivitas.

Simak berbagai artikel menarik lainnya seputar leadership dan bisnis hanya disini, media belajar bisnis nomer satu. Selamat berbisnis, salam sukses!