Tidak Perlu Berteriak Emosi Untuk Mengatakan Dia Salah, Karena Hati Istrimu Tidak Tercipta Dari Batu

Tidak Perlu Berteriak Emosi Untuk Mengatakan Dia Salah, Karena Hati Istrimu Tidak Tercipta Dari Batu

Laki-laki, jangan suka sok angkuh di depan istrimu, jangan terlalu kasar mendidik istrimu, dan jangan pernah egois dalam membentuk istrimu.

Sekalipun sewaktu-waktu dia melakukan kesalahan, jangan serta merta menghakiminya dengan cacian dan bahasa yang kasar lainnya, sungguh dia adalah bagian dari dirimu, maka perlakukanlah dia dengan baik.

Dan ingat, tidak perlu berteriak emosi hanya untuk mengatakan dia salah dan dia lakukan merugikan, karena hati istrimu tidak terbuat dari batu atau besi. Lantas berbicaralah perlahan, tegurlah dia dengan bahasa yang sopan san tetap santun.

Berbicaralah Baik-baik Kepadanya, Dengan Penuh Kelembutan dan Penuh Kasih Sayang

Tidak Perlu Berteriak Emosi Untuk Mengatakan Dia Salah, Karena Hati Istrimu Tidak Tercipta Dari Batu
Pujaan Hati Kanda via youtube

Berbicaralah secara baik-baik kepadanya, lunakkan hatimu untuk tetap sabar dan sadar bahwa dalam dirinya ada sebongkah hati yang sangat lembut, sehingga kamu pun tidak pernah lupa untuk berbicara lemah lembut dan penuh kasih sayang kepadanya.

Baca Juga :  5 Kiat Bisnis Saat New Normal agar Tetap Lancar

Posisimu Sebagai Pemimpin Adalah Untuk Mengajarinya, Maka Jangan Seolah-olah Kamu Ingin Menghajarnya

Tidak Perlu Berteriak Emosi Untuk Mengatakan Dia Salah, Karena Hati Istrimu Tidak Tercipta Dari Batu
Pujaan Hati Kanda via youtube

Sadarilah dengan betul posisimu sebagai pemimpin, bukankah pemimpin itu harus lebih bijaksana dalam mengarahkan bawahannya kepada kebaikan? maka perlakukanlah istrimu juga demikian.

Lalu bagaimana seharusnya seorang pemimpin? yaitu mengajari dengan penuh asih, dan mengarahkan dengan penuh rasa sabar, bukan malah seolah-olah kamu ingin menghajarnya tatkala bawahanmu melakukan kesalahan.

Istrimu pun demikian, dia harus kamu hadapi dengan penuh kesabaran yang memadai, karena perlahan tapi pasti dia akan sejalan seperti yang kamu inginkan bila kamu sendiri memang tanpa jenuh mengarahkan.

Jika Berbicara Pelan dan Penuh Wibawa Lebih Masuk ke Hati, Kenapa Harus Memakai Kata Kasar yang Akan Menyakiti?

Tidak Perlu Berteriak Emosi Untuk Mengatakan Dia Salah, Karena Hati Istrimu Tidak Tercipta Dari Batu
Pujaan Hati Kanda via youtube

Lagipula, untuk apa berbicara arogan dan memakai bahasa kasar yang akan menyakiti, jika berbicara pelan dan penuh wibawa lebih masuk ke hati?

Baca Juga :  5 Cara Membuat Artikel Yang Menarik Untuk Dibaca dan Mengena Hati Pembaca

Sungguh hati wanita itu lebih lembut dari yang kamu kira, hanya saja untuk melihatnya kamu harus benar-benar lebih bersabar dan lebih tulus menghadapinya.

Laki-laki Itu Harus Mampu Bersabar, Karena Wanita Niscaya Tulang Rusuk yang Bengkok, Dia Akan Patah Bila Kamu Paksa Untuk Lurus

Tidak Perlu Berteriak Emosi Untuk Mengatakan Dia Salah, Karena Hati Istrimu Tidak Tercipta Dari Batu
Pujaan Hati Kanda via youtube

Iya, laki-laki itu memang harus mampu bersabar, kenapa? karena wanita niscaya tulang rusuk yang bengkok, dia akan patah bila kamu paksa seketika juga untuk lurus. Tetapi dia akan terus bengkok bila kamu terus membiarkannya tanpa perbaikan.

Oleh sebab itu, lebih bersabarlah menghadapi istrimu, lebih tenanglah menghadapi setiap kekurangan yang nampak dalam dirinya, karena dia akan menjadi sempurna dan selalu nampak baik di matamu jika kamu sendiri mampu bertanggung jawab dengan baik terhadapnya.

Baca Juga :  Semoga yang Gelisah Ditenangkan, yang Bersedih Dibahagiakan, dan yang Susah Dimudahkan

Arahkan Dia Melalui Kasih Sayang, Jangan Pernah Jenuh Untuk Memperbaiki, Karena Tugasmu Sebagai Suami Memang Untuk Menjadikannya Lebih Baik

Tidak Perlu Berteriak Emosi Untuk Mengatakan Dia Salah, Karena Hati Istrimu Tidak Tercipta Dari Batu
Pujaan Hati Kanda via youtube

Lantas jangan pernah jenuh untuk selalu menjadikannya lebih baik, arahkan dia melalui kasih sayang, dan asah kekurangannya dengan rasa asih, karena tugasmu sebagai seorang suami memang untuk mengajari dan mengajaknya kepada yang lebih baik.

Tugasmu bukan hanya untuk melengkapi hidupnya, tapi untuk menyempurnakan apa saja yang kurang darinya, sehingga dia nampak sempurna ketika beriringan denganmu yang notabeninya sebagai penyempurnanya.