Aku sama halnya seperti yang lainnya dalam menghaturkan apa yang aku inginkan kepada Allah, merayu, bahkan sengaja meluangkan waktu terbaik untuk sekedar bercerita kepada-Nya tentang apa yang aku harapkan.
Dan apakah aku tidak pernah merasa bosan? tidak, sama sekali tidak pernah. Hanya saja eluhan itu kadang menggoda kebiasaanku dalam berprasangka baik kepada-Nya, hingga akhirnya aku sadar bahwa ternyata aku tidak sabaran.
Iya, aku sama dengan yang lainnya yang kadang tidak sabaran menunggu jawaban terbaik dari sang penyunting kehidupan ini, tapi rasa butuhku kepada-Nya selalu masih begitu besar, sebab itulah mengapa masih ada harapan yang sama dalam doa yang aku semogakan selama ini.
Aku Tetap Berharap yang Terbaik Tentangnya, Tentang Hidupku, dan Tentang Apa yang Akan Aku Hadapi Nanti
Apa sih yang sedang aku harapkan? sama sepertimu, aku tetap berharap yang terbaik tentangnya, tentang hidupku, dan tentang apa yang akan aku hadapi di masa mendatang nanti.
Apakah Allah sudah menjawab? mungkin sebagian iya, dan mungkin pula aku benar-benar masih menunggu. Tapi sebenarnya selama apapun menunggu jawaban terbaik dari-Nya, setiap saatnya Allah telah menabur jawaban, tapi kadang aku saja yang kurang peka.
Ingin Sekali Aku Segera Tahu Apa Jawaban Allah yang Sebenarnya, Tapi Aku Urungkan Semua Itu dan Kembali Bersabar
Kadang aku tidak peka dengan jawaban yang Allah cipta, hingga ingin sekali aku segera tahu apa jawaban Allah yang sebenarnya, tapi kadang aku urungkan juga perasaan yang demikian itu dengan kembali bersabar.
Mengapa bersabar? karena aku yakin saat aku benar-benar bersabar akan rencana-Nya, maka pasti jawaban-Nya nanti akan lebih baik dari apa yang aku pinta selama ini
Kadang Aku Tidak Sesabar Itu Menunaikan Pinta, Perasaan Gegabah Mengeluh pun Pernah Aku Rasakan
Sayangnya, meski aku sudah berusaha untuk tetap tenang, tapi ternyata aku tidak sesara itu dalam menunaikan pinta dan menunggu jawaban terbaik atas apa yang telah aku semogakan.
Perasaan gegabah ingin mengeluh kerap kali menghujani keadaanku, seringkali membuatku meresah dan khawatir, hingga kadang aku seolah-olah memprotes Allah.
Aku Sama Seperti Kalian yang Kadang Plin-Plan Mempercayai Rencana-Nya, Tapi Yakinku Kepada-Nya Selalu Menjadi Menengahiku
Aku lemah tidak sabaran dan bahkan sangat egois ketika meminta kepada Allah, inginnya cepat terkabul tapi yakin kadang masih setengah-setengah.
Aku kadang masih sama seperti kalian dalam menghaturkan pinta, yang kadang plin-plan mempercayai rencana-Nya, tapi yakinku kepada-Nya tetap bisa menengahiku, walau berapa kali di awal aku sangat ingin mengeluh.
Aku Tetap Berdoa Seperti Apa yang Aku Semogakan Selama Ini, Bahkan Sekalipun Allah Menjawabnya Nyata Aku Tetap Butuh Penjagaan-Nya
Karenanya aku berkata bahwa doaku tetap sama seperti hari kemaren, aku tetap menghaturkan apa yang selama ini masih menjadi harapan, dan bahkan sekalipun Allah telah menghaturkannya maka tetap saja aku akan meminta hal yang sama.
Megapa? karena meski Allah telah menjawabnya menjadi nyata, aku tetap butuh penjagaan-Nya, sebab itulah mengapa doa itu seharusnya memang harus menjadi sebuah kebutuhan kita setiap saatnya, bukan hanya ketika kita menginginkan sesuatu dalam hidup ini.