Jangan pernah malu jika orang lain mengatakan hidup kita susah, hidup kita melarat, hidup kita miskin dan sebagainya. Karena yang seharusnya kita meraasa malu itu saat diri kita giat dengan urusan dunia, tetapi telat terus dalam urusan shalat, tetapi ketika ada hajat pengennya secepat kilat.
Iya, begitulah manusia pengennya yang instan terus, tidak mau susah dan ribet dalam mendapatkan sebuah kesenangan diri, giliran yang dihajati tidak Allah takdirkan, ngeluhnya kebangetan.
Bijaksanalah Dalam Menghamba Kepada Allah, Jangan Mendekatinya Hanya Karena Kita Sedang Butuh
Maka, bijaksanalah dalam menghamba kepada Allah, jangan hanya mendekatinya dikala kamu sedang butuh atau hanya karena kamu mempunyai hajat yang mendesak.
Karena tak sedikit dari kita yang melupakan Allah ketika yang diingini telah menjadi kenyataan, dan begitu pula sebaliknya, tak jarang juga kita mengingat Allah dikala kebutuhan tengah membuat pikiran pusing.
Malulah Pada Allah Karena Dengan Begitu Murahnya Ia Memberikan Nikmat Dengan Tanpa Peduli Sebanyak Apa Dosa Kita Pada-Nya
Malulah pada Allah sebab dalam memberi nikmatnya kepada kita, Ia tidak pernah memandang seberapa besar dosa-dosa yang telah kita perbuat.
Allah tetap memberi kita nikmat rezeki, nikmat sehat dan nikmat pikiran, walau nikmat yang diberikannya secara cuma-cuma terkadang kita salah gunakan dan tidak mensyukurinya.
Saat Adzan Berkumandang Pura-Pura Tidak Mendengar Tapi Ketika Ada Hajat Yang Mendesak Dalam Doapun Seakan-Akan Allah Kita Titah
Saat adzan berkumandang terkadang kita pura-pura tidak mendengar, tetapi ketika ada hajat yang mendesak dalam doapun kita seakan-akan mentitah Allah. Karena tak jarang dari kita yang ketika berdoa, seakan-akan bukan meminta tetapi memerintah Allah.
Saat Kenyataan Tak Sesuai Dengan Rencana Sering Kali Kita Mempertanyakan Takdir Allah
Dan saat kenyataan tidak sesuai dengan rencana, sering kali kita mempetanyakan tkadir Allah dan bahkan kita berani menyalahkan-Nya, padahal yang Allah tetapkan kepada kita adalah sudah pasti yang terbaik, hanya karena pikiran dan hati kita tidak dapat menjangkaunya.
Padahal Yang Harus Kita Tanyakan Adalah Diri Sendiri, Sudah Sejauh Mana Selama Ini Kita Mengenal Allah
Padahal yang harus kita tanyakan sebenarnya adalah diri sendiri, sudah sejauh mana selama ini kita mengenal Allah, karena jika kita dekat dengan Allah tentu untuk bersifat mengeluhpun takkan kita lakukan.
Dan dalam menghambapun kepadanya takkan mungkin kita telat, sebab rasa malu pada Allah akan selalu kita rasakan saat hati sudah merujuk padanya.