SERANG – PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) melakukan webinar nasional dengan tema Kick Off Business Bank Banten 2021 pada hari Senin, (07/12/2020). Pertemuan yang dikerjakan secara online video conference tersebut ditujukan untuk memperlihatkan pengetahuan kepada segenap insan pengambil keputusan di Bank Banten, terutama dalam hal pemahaman perekonomian di tengah Pandemi COVID-19.
Selain itu, acara webinar tersebut juga dilakukan guna memperlihatkan arah kebijakan strategis Perseroan yang akan menjadi dasar dalam penyusunan strategi fungsional Perseroan, mencakup upaya intermediasi dan taktik penciptaan nilai sebagai Bank Pembangunan Daerah.
Pada potensi tersebut, hadir Ekonom Senior yang juga ialah salah satu pendiri Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri. Dari pemaparan yang disampaikan, terlepas dari melambatnya perekonomian global dan nasional sebagai dampak Pandemi COVID-19, Faisal menyatakan bahwa perbankan perlu merencanakan diri guna menangkap potensi pemulihan ekonomi paska pandemi dan mendorong inovasi melalui teknologi.
Menurutnya, eksistensi Bank Banten sebagai Bank Pembangunan Daerah sungguh penting untuk mengembangkan literasi dan inklusi keuangan di Provinsi Banten. Keberpihakan segenap pemangku kepentingan, utamanya kepala kawasan di Provinsi Banten terhadap Bank Banten selaku Bank Pembangunan Daerah sangatlah dibutuhkan, tidak cuma dalam hal permodalan.
“Menempatkan Bank Banten selaku salah satu pilar pembangunan dan menciptakan nilai tambah kepada perekonomian kawasan tentunya ialah skema ideal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” tuturnya.
“Sebagai contohnya adalah bagaimana menempatkan Bank Banten sebagai mitra strategis Pemda dalam memajukan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lokal yang tentunya mesti diiringi dengan kemajuan teknologi guna menjangkau seluruh lapisan penduduk , utamanya pelaku UMKM yang sungguh memerlukan intermediasi perbankan,” tambahnya.
Pada kesempatan yang serupa, Direktur Utama Bank Banten, Fahmi Bagus Mahesa mengatakan, dengan perlindungan para pemangku kepentingan, pastinya eksistensi Bank Banten akan memberikan imbas pengganda perekonomian yang hebat kepada segenap masyarakat Banten dengan turut mempergunakan kurva kemajuan ekonomi Banten yang relatif baik bilamana dibandingkan dengan Provinsi yang lain di Indonesia.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pengelolaan Statistik (BPS), dalam periode 2014 – 2019, PDRB Banten atas harga konstan tahun 2010 berkembangdengan Compounding Aggregate Growth Rate (CAGR) 5,6%, sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku meningkat dengan CAGR 9,2%.
Meskipun dalam 6 bulan di tahun 2020 PDRB Banten turun dibandingkan abad yang serupa tahun 2019, sebagai akibat dari pandemi virus corona yang berdampak terhadap penurunan acara ekonomi, tetapi PDRB Banten diperkirakan akan kembali meningkat ke depan seiring peluangmembaiknya konsumsi penduduk ditengah adanya kebijakan new normal serta meningkatnya konsumsi Pemerintah yang disokong oleh pengeluaran untuk penanggulangan Pandemi COVID-19.
Sementara itu, dari sektor Penanaman Modal Asing (PMA), meskipun sempat berkembangdalam kala 2014 – 2017, tetapi PMA di Banten condong menurun sementara waktu terakhir, terutama ditengah meningkatnya tekanan ekonomi secara global balasan pandemi covid-19. Di semester I 2020, terdapat 2178 proyek yang dibiayai dengan Penanaman Modal Asing, dengan nilai investasi mencapai USD733,1 juta.
Secara nasional, di kuartal II 2020, Provinsi Banten menempati peringkat lima untuk realisasi investasi dari penanam modal aneh, dengan nilai investasi sebesar USD411,0 juta, dan mempunyai takaran sebesar 6,1% dari total nilai penanaman modal aneh di Indonesia. Ke depan, Banten diperkirakan akan tetap menjadi salah satu tujuan investasi PMA yang didukung oleh jalur distribusi produk dan infrastruktur Banten yang sungguh mencukupi seperti Bandara Soekarno Hatta, Pelabuhan Merak, Jalan Tol Jakarta – Merak, Jaringan Kereta Api Jakarta – Rangkasbitung, maupun pelabuhan – pelabuhan yang ada di Banten.
“Dengan kesempatanPMA yang masih cukup besar di Provinsi Banten, maka hal ini dapat menjadi kesempatan bagi Bank Banten untuk ikut serta dalam pengelolaan dana PMA, utamanya dana untuk proyek – proyek yang berhubungan dengan Pemerintah Daerah Banten. Dengan demikian, diharapkan kontribusi Bank Banten selaku Bank Pembangunan Daerah mampu lebih dinikmati, utamanya dalam sektor-sektor perekonomian yang strategis,” tutup Fahmi.
(AS/RED)