KABARPANDEGLANG.COM – Olahraga bela diri pencak silat yaitu warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Karena pencak silat lahir dari kebudayaan bangsa Indonesia, maka perkembangannya dipengaruhi oleh etika, selera dan talenta masyarakat yang ada di wilayahnya masing-masing.
Selain keadaan masyarakat dan sifatnya, faktor alam juga mampu mempengaruhi perkembangan pencak silat itu sendiri, misalnya keadaan daerah, iklim, keadaan sosial, dan lain sebagainya.
Pencak silat yaitu suatu cara bela diri yang memakai logika sepenuhnya. Akal yang dimiliki insan lebih tepat bila dibandingkan dengan mahlukmahluk yang lainnya. Oleh karena itu, tidak mustahil jika insan dapat menguasai segala macam ilmu di dunia ini.
Gerak dasar pencak silat yaitu suatu gerak terjadwal, terarah, terkoordinasi dan terkendali, yang memiliki empat aspek sebagai satu kesatuan, yakni aspek mental spiritual, aspek bela diri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya.
Dengan demikian, pencak silat merupakan cabang olahraga yang cukup lengkap untuk dipelajari karena memiliki empat aspek yang merupakan satu kesatuan utuh dan tidak mampu dipisah-pisahkan. Bentuk pembelajaran perilaku dalam pencak silat antara lain berikut.
Pembentukan sikap merupakan dasar pembentukan gerak yang mencakup pembentukan sikap jasmaniah dan rohaniah. Pembentukan sikap jasmaniah merupakan kesiapan fisik untuk melaksanakan gerakan-gerakan dengan kemahiran teknik yang baik. Sikap rohaniah untuk kesiapan mental, pikiran, serta melakukan tujuan dengan waspada, siaga, simpel, dan efisien
a. Sikap Berdiri
- Sikap salam dan berdoa dilakukan setiap memulai dan mengakhiri pembelajaran atau pertandingan. Hal ini dilakukan untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Sikap kangkang merupakan perilaku dasar untuk langkah dan kuda-kuda.
- Sikap kuda-kuda merupakan persiapan untuk melakukan serangan dan belaan.
b. Sikap Jongkok, Duduk dan Berbaring
Sikap jongkok dapat dibagi dua yakni perilaku jongkok dan sikap jengkeng. Cara melaksanakan sikap jongkok adalah dengan cara sebagai berikut.
- Sikap badan tegak dan pandangan ke depan. Kedua tungkai dan kedua lutut ditekuk bertumpu pada kedua ujung telapak kaki baian dalam dengan tumit diangkat.
- Sikap jengkeng mampu dilakukan dengan cara sebagai berikut : sikap tubuh tegak dan pandangan mata ke depan. Kaki depan dengan lutut ditekuk dan kaki belakang dengan lutut ditumpukkan di lantai
- Sikap duduk dibagi menjadi 4 bagian yakni sikap duduk, sikap sila, sikap simpuh, dan perilaku sempok. Sikap duduk mampu dilakukan dengan cara sebagai berikut. Badan tegak dan pandangan ke depan, pantat rapat dengan lantai. Kedua tungkai dan lutut ditekuk sehingga tonjolan lutut mengarah ke depan, kedua tangan di depan badan dengan siku bengkok.
- Sikap sila dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :tubuh tegak dan pandangan ke depan, pantat rapat dengan lantai. Kedua kaki disilang (dilipat di depan tubuh). Kedua telapak tangan menopang di atas lutut.
- Sikap simpuh mampu dilakukan dengan cara sebagai berikut : badan tegak pandangan ke depan. kedua lutut bertumpu di lantai dan kedua tungkai bab bawah dilipat ke belakang dengan ujungkaki rapat dan tumit di atas. Kedua telapak tangan menopang di atas paha.
- Sikap sempok mampu dilakukan dengan cara sebagai berikut. badan tegak pandangan ke depan. Salah satu tungkai dilipat di bawah pantat dan tungkai yang lain ditekuk di atas. Kedua telapak tangan dirapatkan di depan dada dengan ujung jari mengarah ke atas.
- Sikap berbaring. Sikap berbaring dilakukan untuk menjatuhkan diri dan merupakan sikap pembelaan. Sikap berbaring ini dibagi menjadi 3 bab yaitu perilaku telentang, perilaku miring dan sikap telungkuo. Sikap telentang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Sikap tubuh telentang dan pandangan ke atas depan, satu tungkai ditekuk dan tungkai lainnya lurus. Satu telapak tangan ditopang di dada dengan siku bengkok dan lengan yang lain diletakkan di samping badan dengan telapak mengarah ke bawah.
- Sikap miring mampu dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sikap badan miring dan kepala diangkat, pandangan ke depan. Tungkai yang di bawah lurud ke depan dan tungkai yang ada di atas menjorok ke depan serta lutut agak di tekuk. Posisi lengan yang ada di bawah bertumpu pada lantai, posisi lengan yang berada di atas menempel di samping badan dengan siku bengkok.
- Sikap telungkup dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Sikap tubuh telungkup dan kepala diangkat pandangan ke depan. Kedua tungkai lurus ke depan dengan ujung kaki rapat dengan lantai. kedua lengan di samping badan dengan siku bengkok dan lengan bab bawah rapat dengan lantai.
c. Sikap Pasang
Sikap pasang merupakan sikap siaga untuk melaksanakan pembelaan atas serangan berpola dan dilakukan pada awal atau tamat rangkaian kegiatan. Sikap pasang terdiri dari perilaku pasang atas, sikap pasang tengah, dan sikap pasang bawah.
Cara melakukan perilaku pasang atas mampu dilakukan dengan cara sebagai berikut. Berdiri dengan satu kaki ditempatkan di depan dan lutut agak ditekuk, kaki yang lain di belakang. Berat badan ditumpukan pada kaki yang berada di depan. Kedua tangan melaksanakan sikap pasang di depan badan dan pandangan ke arah depan.
Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!