Anak adalah anugerah yang terindah sekaligus amanah yang diberikan Allah kepada kita, maka didiklah ia menjadi shaleh dan bukan menjadi salah. Karena banyak para orang tua yang saking sayangnya terhadap sang anak sampai-sampai lupa caranya memeliharanya dengan kasih sayang Allah.
Bagaimana kasih sayang Allah? Yaitu selalu menyayanginya dengan ilmu-ilmu Allah, ia mengajarkan pengetahuan tentang agama dan mendidiknya selalu menjadi insan yang berakhlaqul karimah. Dan saat anak mulai lalai, ia memperinagtinya dengan tanpa bosan dan tanpa emosi.
Orang tua yang baik juga tidak akan mengajarkan anaknya kebaikan dengan hanya menyuruh melalui perkataan semata, tapi ia akan menyuruh dengan perbuatan yang biasa ia lakukan setiap saat ketika berada didekatnya, karena anak pada dasarnya cenderung meniru apa-apa yang menjadi kebiasaan orang tuanya.
Maka jika kamu menginginkan anak-anakmu tumbuh menjadi sosok yang shaleh dan shalehah, maka mulailah dengan memperbaiki dirimu sendiri, ntah itu dalam bersikap ataupun berperilaku agar anak-anakmu bisa berfikir dan tidak menngindahkan perintahmu saat dekat denganmu semata.
Anakmu Adalah Bukti Bagaimana Ketaatanmu Pada Allah, Maka Jagalah Ia Dengan Penuh Keimanan Dan Ketaqwaan
Karena anakmu adalah bukti bagaimana ketaatanmu pada Allah, maka jagalah ia dengan penuh keimanan dan ketaqwaan. Karena jika ibu dan bapaknya senantiasa menghiasi segala sikap dan perilakunya dengan keimannnya kepada Allah, maka secara otomatis anaknyapun juga demikian.
Lalu bagaiman dengan anak-anak yang belum juga baik meski orang tua suadah mati-matian mengajarkannya pada kebaikan? Nah, hal ini adalah ujian terbesar bagi orang tuanya, agar ia tidak pernah bosan untuk selalu memperbaiki aqidahnya. Karena jika sampai saat orang tua lengah dalam berusaha, maka tanggung jawabnya dihadapan Allah akan sangat berat.
Anakmu Adalah Sumber Pahalamu, Maka Bekali Ia Dengan Ilmu-Ilmu Allah
Karena anak-anakmu adalah sumber pahala, jika kamu mendidiknya dengan tanpa bosan dan selalu dalam jalan yang telah dihaturkan oleh Allah. Maka bekalilah ia dengan ilmu-ilmu yang telah Allah ajarkan kepada kita sebagai umat islam.
Karena saat sang anak berhasil menjadi shaleh dan shalehah ia akan menguntungkan kepada kita kelak diakhirat. Tetapi begitu juga sebaliknya, ia akan merugikan kepada kita sebagai orang tuanya jika kita tak mampu mendidiknya dengan amal-amal shaleh.
Karakter Baik Anakmu Akan Terbentuk Saat Kamu Senantiasa Mendidiknya Dengan Perilaku Baik Dirimu
Karena karakter baik anak-anakmu akan terbentuk saat kamu senantiasa mendidiknya dengan perilaku baik ketika dirumah. Karakter mental anakmu akan tercipta refleks saat dirimu mampu mengimplementasi ajaran baik yang hendak kamu lakukan dengan kelakuan baik dirimu.
Karena pada hakekatnya anak akan lebih mudah meniru dari pada mendengarkan. Lihat saja pada anak-anak bayi yang belum bisa berkata apapun, ia akan belajar mengenal segala sesuatunya dengan tingkah laku bapak dan ibunya.
Anakmu Akan Menjadi Malapetaka Bagimu Saat Kamu Tak Bisa Mengawasinya Dengan Kasih Sayang Allah
Anakmu akan menjadi malapetaka bagimu saat kamu sebagai orang tua tak bisa mengawasinya dengan kasih sayang Allah. Jagalah ia dengan sekuat tenaga, agar kita sebagai orang tua tidak menyesal nanti dikemudian hari.
Karena saat kita lengah hal buruk telah menunggu, lebih-lebih untuk seorang anak perempuan yang memang tanggung jawab dalam menjaganya lebih besar dari pada anak laki-laki.
Anakmu Akan Menjadi Pensiunan Pahala Bagimu Saat Dirimu Mampu Mencetaknya Menjadi Anak Shaleh Dan Shalehah
Dan anakmu akan menjadi pensiunan pahala bagimu saat dirimu mampu mencetaknya menjadi anak yang shaleh dan shalehah. Karena hanya anak-anak yang shaleh dan shalehah yang mampu senantiasa mendoakan bapak dan ibunya tanpa henti meski dirinya sudah tak lagi bersamanya didunia.
Amal-amal shaleh yang diajarkannya ketika masih hidup akan senantiasa membuat anak-anaknya mampu berperilaku baik, sehingga meski sudah berada didalam kubur ia masih terhujani oleh rahmat Allah karena kebaikan anak-anaknya yang selalu beramar makruf dan bernahi mungkar.
