Bahagia Itu Bermula Dari Dirimu Sendiri, Antara Kamu dan Allah. Bukan Dari Harta, Tahta, dan Jabatan

Bahagia Itu Bermula Dari Dirimu Sendiri, Antara Kamu dan Allah. Bukan Dari Harta, Tahta, dan Jabatan

Banyak diantara kita yang masih sibuk mencari kehidupan bahagia, padahal bahagia sunggulah dekat dengan kita, hanya saja karena bodohnya kita menyadari hal itu dan sering meninggikan ego, serta terlalu kita memanjakan nafsu maka akhirnya kita memandang bahagia itu sangatlah mahal dan sulit.

Padahal, bahagia itu adalah mudah sebab bahagia itu kita yang ciptakan, bahagia itu bermula dari kita sendiri, antara kita dan Allah, Bukan dari harta, tahta, dan jabatan yang mempesona.

Bahagia Adalah Kita Yang Ciptakan, Bila Hati Kita Selalu Dekat Dengan Allah Maka Tentu Bahagia Itu Akan Kita Rasa

Bahagia Itu Bermula Dari Dirimu Sendiri, Antara Kamu dan Allah. Bukan Dari Harta, Tahta, dan Jabatan
fundedgrads.com

Ingat! Bahagia adalah kita yang ciptakan, bila hati kita selalu dekat dengan Allah maka tentu bahagia itu akan kita rasa. Ingin bahagia? Deketin yang nyiptain bahagia, siapa?

Baca Juga :  8 Tips Menjadi Growth Hacker yang Professional Menurut Neil Patel

Allahu Rabbii, karena bila kita dengan Allah dan selalu menyadari bahwa Allah senantiasa bersama kita, maka sudah pasti perasaan bahagia itu akan muncul sebab ketenangan selalu Allah hadirkan dalam hati kita.

Bukan Banyaknya Harta Yang Membuat Kita Bahagia, Sebab Harta Tanpa Penjagaan Dari Allah Takkan Membuat Pemiliknya Tenang

Bahagia Itu Bermula Dari Dirimu Sendiri, Antara Kamu dan Allah. Bukan Dari Harta, Tahta, dan Jabatan
jadagram.com

Dan bila kau menganggap bahagia itu tercipta dari banyaknya harta semata, maka sampai kapanpun kau takkan puas dengan bahagia. Mengapa?

Karena bila kau menganggap hanya harta sumber bahagiamu, maka tentu nafsumu akan selalu kurang dan bahkan akan sulit bersyukur, berbeda lagi bila Allah yang kita percaya satu-satunya pemberi bahagia maka sudah pasti bahagia itu tanpa dicari akan datang.

Karena bukan banyaknya harta yang membuat kita bahagia, sebab harta tanpa penjagaan dari Allah takkan membuat pemiliknya tenang, dan mungkin hanya akan mendatangkan derita.

Baca Juga :  Mudah Bagi Allah Memberi Apa yang Kau Minta, Tapi Kadang Allah Tak Memberi Sebab Bukan yang Terbaik

Bukan Tingginya Tahta Yang Membuat Kita Bahagia, Sebab Tingginya Tahta Hanya Akan Membuat Pemiliknya Gelisah Bila Tak Pernah Hadirkan Allah Dalam Menjaganya

Bahagia Itu Bermula Dari Dirimu Sendiri, Antara Kamu dan Allah. Bukan Dari Harta, Tahta, dan Jabatan
pikore.com

Bukan tingginya tahta yang membuat kita bahagia, sebab tingginya tahta hanya akan membuat pemliknya gelisah bila tak pernah hadirkan Allah dalam menjaganya.

Buktinya tak jarang kita temui seseorang yang bertahta, kekayaannya dimana-dimana namun bahagianya belum juga dirasa, karena kekhawatiran yang sangat selalu menderu dihatinya, takut apa-apa yang menjadi miliknya tiba-tiba diambil orang lain atau sirna begitu saja.

Bukan Tingginya Jabatan Yang Membuat Kita Bahagia, Sebab Jabatan Tinggi Bila Hanya Menjauhkan Pemiliknya Dari Allah Hanya Akan Mendatangkan Kenistaan

Bahagia Itu Bermula Dari Dirimu Sendiri, Antara Kamu dan Allah. Bukan Dari Harta, Tahta, dan Jabatan
piccsr.com

Bukan tingginya jabatan yang membuat kita bahagia, sebab jabatan tinggi bila hanya menjauhkan pemiliknya dari Allah hanya akan mendatangkan kenistaan.

Baca Juga :  Sederhanakanlah Acara Pernikahan, Tetapi Mewahkanlah Niat Dihati Karena Lillahi Ta’ala

Iya, seseorang yang mempunyai jabatan tinggi, kekuasaan, dan wewenang terkadang lebih sulit bahagia saat hatinya tak pernah mendekat pada Allah, mengapa?

Karena dia tak tahu caranya berkasih sayang pada Allah, sedangkan Allah adalah Dzat yang memberi bahagia dan kedamaian didalam hidup ini.

Bahagia Itu Sebenarnya Murah Dan Mudah, Hanya Saja Karena Terlalu Bodohnya Kita Untuk Mendekati Allah Yang Membuat Seakan-Akan Mahal

Bahagia Itu Bermula Dari Dirimu Sendiri, Antara Kamu dan Allah. Bukan Dari Harta, Tahta, dan Jabatan
satumedia.com

Jadi intinya bahagia itu sebenarnya murah dan mudah, hanya saja karena terlalu bodohnya kita untuk mendekati Allah yang membuat seakan-akan bahagia itu mahal.

Sehingga, terkadang kita sering merasa kurang bahagia bila Allah memberi kenikmatan hidup dan rezeki yang sedikit, kita terkadang mengeluh dan seakan-akan tak terima, padahal Allah telah memberi kita yang terbaik dalam hidup ini.