Banyak Ahli Ibadah, Namun Tak Pandai Menjaga Lisannya, Dia Banyak Memuji Rabbnya Namun Banyak Mencaci Sodaranya

Banyak Ahli Ibadah, Namun Tak Pandai Menjaga Lisannya, Dia Banyak Memuji Rabbnya Namun Banyak Mencaci Sodaranya

Di era sekarang ini mudah kita jumpai orang-orang yang dipanggil ustad atau ustadzah yang cukup tenar dan sering memberikan tausiahnya. Baik lewat media sosial atau di dunia nyata. Mereka punya ciri khas masing-masing dalam menyampaikan dakwahnya.

Namun kadang suka miris melihat ada dari sebagian dari mereka, menyampaikan dakwahnya, tanpa kehati-hatian.

Mudah sekali memuji Rabbynya namun juga mudah sekali mencaci, merendahkan saudaranya, sodara sesama manusia atau saudara seiman, yang beda pandangan.

Siapapun Orangnya Jika Mengajarkan Kebencian Janganlah Kau Ikuti. Karena Agama Manapun Tidak Mengajarkan Kebencian

Banyak Ahli Ibadah, Namun Tak Pandai Menjaga Lisannya, Dia Banyak Memuji Rabbnya Namun Banyak Mencaci Sodaranya
salam.ui.ac.id

 

Siapapun orang yang menyampaikan kebencian, caci maki pada orang lain, pada kelompok lain jangan pernah kamu ikuti.

Baca Juga :  Jangan Sombong! Belum Tentu yang Kaya Akan Tetap Kaya, dan yang Miskin Akan Tetap Miskin

Sebab agama manapun tidaklah mengajarkan kebencian pada pengikutnya, agar membenci orang lain yang tak sama dengan kita.

Sebaliknya ahli agama yang sesungguhnya mengajak kita pada kebaikan, kasih sayang pada sesama.

Ahli Ibadah Tidak Mencaci Maki Tapi Berdakwah, Menyampai kan Kebaikan Mengajak Kita Pada Ketaatan

Banyak Ahli Ibadah, Namun Tak Pandai Menjaga Lisannya, Dia Banyak Memuji Rabbnya Namun Banyak Mencaci Sodaranya
hipwee.com

Ahli ibadah itu seharusnya memperbanyak lisannya berzikir, sholawat serta menyampai kan kebaikan-kebaikan yang dianjurkan oleh Allah. Menyampaikan hal-hal yang akan mendatang kan pahala dan kebaikan dalam hidup kita.

Ahli ibadah yang sesungguhnya menyampai kan hal-hal yang baik, mengajari kita untuk taat, berperilaku baik, baik secara lisan atau tindakan. Tidak sembarangan melontarkan kata-kata yang kurang pantas.

Memuji Rabby Penting, Dan Menjaga Lisan Untuk Tidak Mencaci Maki Orang Lain Juga Sama Pentingnya

Banyak Ahli Ibadah, Namun Tak Pandai Menjaga Lisannya, Dia Banyak Memuji Rabbnya Namun Banyak Mencaci Sodaranya
Widiynews

Memuji Allah itu penting, baik lewat dzikir ataupun sholawat, terserah semampunya kita, namun jangan pernah kau lupakan bahwa tidak mencaci maki orang lain, bahwa menjaga perasaan orang lain juga sama pentingnya.

Baca Juga :  Mengeluh Tidak Akan Mengubah Keadaan, Sebab Itulah Mengapa Sibukkan Saja Hatimu Mengingat Kebesaran Allah

Jangan sampai, kau melakukan kebaikan namun berbarengan dengan melakukan perbuatan dosa. Di hadapan Allah, mencacimaki atau memuji Allah, nilainya sama, tak peduli statusmu hanya manusia biasa atau ahli ibadah, sama-sama mendapatkan dosa dan pahala.

Ahli Ibadah Itu Berhati Lembut, Jangan Kan Mencaci Maki, Membenci Orang Yang Menyakitinya Pun Tak Akan Sanggup

Banyak Ahli Ibadah, Namun Tak Pandai Menjaga Lisannya, Dia Banyak Memuji Rabbnya Namun Banyak Mencaci Sodaranya
lautantauhid.com

Seharusnya orang yang ahli ibadah, yang ibadahnya benar-benar bagus, sampai pada Rabb Nya, justru akan melembutkan hatinya.

Jangan kan mencaci maki, membenci orang yang menyakitinyapun dia tak akan sanggup, sebab hatinya terlalu lembut, terlalu pemaaf dan sadar mengatakan sesuatu yang buruk itu tidak baik, malu pada rabbynya.

Ahli Ibadah Tapi Masih Sering Mencaci Maki? Lalu Apa Bedanya Dengan Orang Yang Suka Nyinyir Hidup Orang Lain

Banyak Ahli Ibadah, Namun Tak Pandai Menjaga Lisannya, Dia Banyak Memuji Rabbnya Namun Banyak Mencaci Sodaranya
belajarislam.com

Ahli ibadah itu harus ada bedanya dengan orang yang suka nyinyir, menghina dan merendahkan orang lain. Karena sebab itulah jangan lagi menghina dan mencaci orang lain ketika memutuskan untuk menjadi ahli ibadah, apalagi kalau sudah sampai dijuluki ustad/ustadzah.

Baca Juga :  Suami, Istrimu Akan Terlihat Sangat Cantik Bila Matamu Tidak Jelalatan Melihat Wanita yang Haram Bagimu

Sampaikan hal-hal yang baik tanpa mengkambing hitamkan orang lain, sampaikan hal-hal yang benar tanpa menghina atau merendahkan orang lain hanya demi agar apa yang kamu lakukan dan sampaikan terlihat lebih mulia.