Menuju kehidupan yang lebih baik itu memang sesuatu yang dianjurkan oleh agama kita, maka tak heran jika akahir-akhir ini banyak orang yang berbondong-bondong melakukan hijrah.
Alhamdulillah, tentu ini adalah perubahan yang luar biasa yang memang sangat diharapkan oleh kita sebagai ummat nabi Muhammad SAW. Tapi kita harus selalu mengingat bahwa berhijrah itu bukan sekedar mengubah diri, namun lebih menata hati agar kehidupan yang kita jalani selanjutnya lebih bermakna.
Karena banyak kejadian orang yang berhijrah belum lama sudah berani memvonis orang-orang yang masih berproses untuk berhijrah, ia merasa paling hebat, ia bangga dengan perubahannya yang menurutnya menjadi lebih baik, hingga tak jarang ia merasa bahwa dirinya ahli syurga hingga berani memvonis orang lain yang beda sebagai ahli neraka.
Baru Hijrah Kemarin Sore Sudah Fasih Kritik Ulama’ Yang keliling dunia cari Agama
Dan tak jarang pula kita temui orang yang baru saja berhijrah, baru saja mempelajari ilmu-ilmu Allah sudah berani berbuat sombong. Membusungkan dada merasa dirinya paling pintar karena sudah berhasil membaca buku-buku yang baru ia ketahui.
Sehingga lupa dan tanpa sadar meremehkan pendapat Ulama’ yang sudah keliling dunia mencari agama Allah, ia fasih mengkritik ilmu Ulama’ yang menurutnya kurang modern dan kurang bermetode. Padahal belum tentu ilmu yang ia pelajari dari buku-buku yang ia baca murni adalah Ilmu Allah.
Sebab, pada jaman modernisasi ini banyak buku-buku yang hanya labelnya saja bertuliskan tentang arahan-arahan tentang islam, namun isinya setengah melenceng dari ilimu-ilmu yang para Ulama’ pelajari sejak dulu.
Baru Hijrah Kemarin Sore Teriak “Kau Sesat, Mereka Laknat” Akhlaq Terbatas, Hobi Menghujat
Fenomena ini juga sering kita temui dikalangan masyarakat, baru hijrah kemaren sore saja udah berani teriak “Kamu Sesat, Mereka Laknat”, hanya karena melihat perbedaan pendapat yang menurutnya tidak masuk akal.
Ia lupa bahwa faham-faham yang dianut oleh ummat islam tidak hanya satu, jadi ketika melihat cara berfikir dan beribadahnya orang lain berbeda tanpa pikir panjang ia menghujat dengan sangat kasar. Padahal sesama ummat muslim adalah saudara, jangan hanya karena perbedaan Madzhab kita menjadi saling bermusuhan.
Biarlah mereka beribadah kepada Allah sesuai dengan keyakinannya masing-masing, Allah lebih tahu segalanya, kita tidak usah menghakimi mereka dengan hati mendongkol.
Baru Hijrah Kemarin Sore Seolah Berguru Pada Jibril Hingga Sebut Golongan Lain Kafir
Kalau berhijrah ya berhjrah saja, niati hati dengan selalu mengacu kepada Allah. Tidak usah petantang-petenteng merasa dirinya paling hebat dan paling tahu segalanya.
Baru tahu ilmu Allah sedikit saja sudah sangat lupa daratan, berbuat congkak melihat perbedaan orang lain seolah-olah masalah besar. Hingga menyebutnya Kafir hanya karena cara-cara pemahaman ilmu yang dia pakai tidak sesuai dengan dirinya.
Menegur sih sah-sah saja, tapi etikanya harus benar-benar dijaga agar tidak mengubah citra Agama yang kita junjung selama ini. Karena mengkafirkan orang lain dengan tanpa bukti yang nyata, walaupun hanya sekedar ucapan akan membuat diri kita berdosa kepada Allah.
Baru Hijrah Kemarin Sore Berasa Diri Penghuni Syurga Tuduh yang beda Ahli Neraka
Jangan hanya karena melihat penampilannya yang berbeda kita menuduh orang sembarangan, kita bergosip kesana-kemari mengatakan bahwa kehidupan orang lain hanya sebuah pencitraan semata. Merasa dirinya seolah-olah hak penghuni syurga, hingga dengan tak berdosa menganggap orang lain Ahli neraka.
Ingatlah!, Hijrah Itu Bukan Sekedar Ajang Mengubah Diri, Tapi Pembenahan Hati
Yang paling utama untuk kita agar selalu mengingatnnya adalah menyadari bahwa hijrah bukan hanya sekedar mengubah diri, tapi pembenahan hati agar sikap dan perilaku kita semakin terkontrol.
Tidak lagi berbuat sombong, memvonis, menghujat dengan keji orang lain, dan tidak biasa menghakimi kesalahan yang diperbuat orang lain dengan semena-mena.