Hal yang paling sering kita lakukan ketika orang lain melakukan dosa ataupun kesalahan adalah kesal, marah, menjudge dan juga membicarakan tanpa henti. Ada? Pasti banyak, sebab tak sedikit dari kita yang menyenangi bergosip ataupun menjudge saat melihat aib orang lain tengah tampak didepan mata.
Apakah membenci itu boleh? Membenci adalah sah-sah saja, tetapi bukan pada orangnya, dosanya yang seharusnya kita benci.
Orangnya harus selalu kita sayangi, sebab seseorang yang masih melakukan dosa saat ini sampai kapanpun berhak menjadi lebih baik, dan tugasmu sebagai saudara seiman dan semuslim harusnya selalu menyadari tugas-tugasmu.
Apa tugas-tugas seorang muslim bagi saudara muslim lainnya? Yaitu saling mengingatkan, mengajak, dan mengarahkan selalu pada kebaikan.
Maka, saat aib orang lain ditampakkan dimatamu oleh Allah, berbijaklah untuk segera menunaikan tugas-tugasmu, sebab artinya saat itu Allah tengah memberimu kesempatan untuk melakukan kebaikan.
Jangan dulu bangga sebab kesombonganmu yang merasa lebih baik, ingatlah selalu dengan bijaksana, bahwa bilamana kau tak mampu mengingatkannya dalam kebaikan, maka alangkah lebih baiknya kau mendoakannya agar lebih baik, karena kita tak pernah tahu kedudukan kita dimata Allah seperti apa.
Jangan Pernah Mencibir Seseorang Yang Saat Ini Masih Allah Perlihatkan Aibnya Kepadamu, Sebab Bisa Jadi Itu Peringatan Untukmu
Maka, jangan pernah mencibir seseoang yang saat ini masih Allah perlihatkan aibnya kepadamu, sebab bisa jadi hal itu adalah peringatan untukmu.
Peringatan untuk apa? Peringatan agar kau tak pernah terjerumus pada kesalahan ataupun dosa yang tengah ia alakukannya.
Sebab itulah mengapa kau harus pandai menjaga hati dan pandai pula memaknai kesalahan yang tengah dilakukan orang lain, hibdarilah mencibir.
Jangan Pernah Memvonis Seseorang Yang Tengah Melakukan Kesalahan, Sebab Bisa Jadi Itu Pelajaran Dari Allah Agar Kau Tak Terjerumus Pada Kesalahan Yang Sama
Jangan pernah memvonis seseorang yang tengah melakukan keasalahan, sebab tak sedikit pula dari kita yang memiliki sifat seperti ini.
Seakan-akan merasa kegirangan ketika aib orang lain tengah ditampakkan oleh Allah didepan matanya, terutama apabila ia melakukan kesalahan, seakan-akan ia menemukan sesuatu yang harus untuk diperbincangkan.
Padahal bila kita bijkasana memaknai semua itu, bisa jadi kesalahan orang lain tersebut adalah pelajaran dari Allah untuk kita agar tak terjerumus pada kesalahan yang sama.
Jangan Membenci Orang Yang Saat Ini Masih Dalam Keadaan Berdosa, Sebab Yang Harus Dibenci Itu Adalah Dosanya, Bukan Pendosanya
Jangan membenci orang yang saat ini masih dalam keadaan berdosa sebab yang harus dibenci sebenarnya adalah dosanya, dan bukan pendosanya.
Maka, tak ada gunanya kau menaruh kebencian pada orang yang melakukan dosa, dan jangan dulu mengaku dirimu telah benar dan bijkasana sebab kau tak melakukan dosa seperti dia.
Karena orang yang benar-benar bijak dan benar itu takkan pernah membenci orang yang melakukan dosa, sebab apa? Sebab ia sadar betul bahwa dosanyalah yang harus ia benci, bukan orangnya.
Saat Allah Perlihatkan Aib Orang Lain Kepadamu, Jangan Sombong Dengan Merasa Telah Sempurna Tanpa Dosa, Bersyukurlah Karena Allah Masih Menutup Aibmu Secara Baik
Dan saat Allah perlihatkan aib orang lain kepadamu, jangan dulu sombong dengan merasa telah sempurna tanpa dosa, sebab saat itu Allah masih menutup aibmu secara baik.
Maka berbijksanalah, jangan mencibir, jangan memvonis, jangan membicarakan kesalahannya, dan jangan pernah kamu merasa telah lebih baik, karena justru beberapa sifat tadi akan membuatmu tidak baik-baik saja setelah itu, baik dihadapan Allah ataupun dihadapan manusia lainnya.
Perbanyaklah Muhasabah, Karena Setiap Jiwa Bertanggung Jawab Pada Dirinya Sendiri, Dan Bisa Jadi Yang Berdosa Saat Ini Derajatnya Lebih Tinggi Darimu Bila Bertaubat Kelak
Jadi, perbanyaklah bermuhasabah, karena setiapa jiwa bertanggug jawab pada dirinya sendiri, dan bisa jadi yang kau benci saat ini derajatnya lebih tinggi darimu kelah, apabila ia telah benar-benar bertaubat pada Allah.
Maka, kendalikan hatimu untuk tidak melakukan hal bodoh seperti beberapa hal yang telah disebutkan diatas, dan jika memang tak mampu untuk mengingatkannya kepada yang lebih baik.
Maka sudah sepantasnya kamu mendoakannya agar lebih baik, sebab kitapun tak tahu kedudukan kita sebenarnya disisi Allah seperti apa.