Biografi Singkat Elon Musk dan Bagaimana Cara Berpikir Inovatif Ala Elon Musk

Biografi Singkat Elon Musk dan Bagaimana Cara Berpikir Inovatif Ala Elon Musk

Biografi Singkat Elon Musk dan Bagaimana Cara Berpikir Inovatif Ala Elon Musk – Elon Musk adalah seorang anak laki-laki lahir di Afrika Selatan dari seorang ayah yang berprofesi sebagai insinyur. Pada usia sepuluh tahun, Elon Musk merupakan anak introvert yang memiliki ketertarikan pada dunia komputer.

Akan tetapi, hari-harinya di sekolah tidak berjalan dengan baik karena ia terus menerus di-bully oleh teman-temannya. Suatu hari, temannya melempar dia hingga jatuh dari tangga dan memukulinya hingga ia pingsan.

Pada waktu remaja, setelah dua hari berada di fakultas Universitas Stanford, ia memutuskan keluar. Hal tersebut ia lakukan untuk mencoba peruntungan dengan ide yang dimilikinya, yaitu mendirikan perusahannya sendiri yang bernama Paypal. Namun, pada akhirnya ia ditendang dari perusahaan yang ia rintis dari nol.

Pada saat itulah ia memulai membaca buku untuk belajar cara membangun roket. Dia menyadari bahwa membeli sebuah roket itu terlalu mahal. Jadi, dia memutuskan untuk memulai SpaceX perusahaan untuk membangun roketnya sendiri dengan uangnya sendiri. Sementara itu, ia juga mendirikan sebuah perusahaan mobil listrik bernama Tesla.

Baca Juga :  5 Tips Mengelola Keuangan Anda Sejak Dini

Biografi Singkat Elon Musk dan Bagaimana Cara Berpikir Inovatif Ala Elon  Musk - Media Bisnis Online

“Total pendapatan saya dari Paypal adalah $180 juta. Saya memasukkan $100 juta ke SpaceX, $70 juta di Tesla, dan $10 juta di Solar City. Saya juga meminjam uang untuk biaya sewa.”

Namun, sayangnya peluncuran tiga roket pertamanya gagal dan meledak hingga menyebabkan kedua perusahaannya SpaceX dan Tesla kehabisan uang. Akan tetapi, pengalaman pahit tersebut tidak menghentikannya dan pada saat peluncuran roket keempat-lah akhirnya berhasil. Saat ini Elon Musk adalah salah satu milyarder teknologi terkaya di dunia.

“Kegagalan adalah pilihan di sini. Jika sesuatu hal tidak gagal, Anda tidak cukup berinovasi.”

Elon Musk adalah salah satu pengusaha teknologi terkenal di masa kini dengan bisnis teknologi yang sangat inovatif di berbagai bidang. Expert generalist adalah sebutan bagi, orang-orang seperti Elon Musk yang berinovasi di berbagai ilmu.

Maksudnya adalah ia mempelajari berbagai bidang ilmu dan memahami prinsip dasar yang menghubungkan bidang-bidang tersebut. Berbeda halnya dengan expert atau pakar, ia mengetahui satu bidang, tetapi sangat mendalam, contohnya adalah seorang profesor.

Dengan menjadi seorang expert generalist, Elon Musk dapat membuat inovasi-inovasi di perusahaan inovatif yang didirikannya, diantaranya adalah Tesla, SpaceX, hingga kecerdasan buatan. Lantas, bagaimana seorang Elon Musk bisa menjadi seorang expert generalist

1. Mempelajari beragam bidang ilmu

Semenjak kecil, Elon Musk sudah rajin membaca buku dengan beraneka ragam topik, bahkan saking rajinnya, ia bisa menuntaskan dua buku dalam satu hari. Hal ini membuat dia memiliki wawasan di berbagai disiplin ilmu.

2. Menggunakan cara berpikir first principle

Dalam berpikir, Elon Musk menggunakan pendekatan yang disebut sebagai first principle. Cara berpikir ini menuntut kita untuk mencari hal-hal paling mendasar dari fenomena yang kita alami di kehidupan sehari-hari. Bukan hanya menerima apa yang sudah dianggap umum dan wajar, tetapi mencari pengetahuan dan menggalinya lebih dalam.

Contoh konkritnya adalah mobil listrik sebelumnya bukanlah kendaraan yang menarik. Lantas kemudian Elon Musk menyelidikinya. Dari hasil temuannya tersebut dikarenakan harganya mahal dan baterainya tidak bertahan lama. Kerangkan berpikir Elon Musk seperti ini:

Kenapa mobil listrik tidak diminati >> Karena harga jualnya mahal dan jarak tempuhnya kecil.

Kenapa harganya mahal dan jarak tempuh tidak jauh? >> Biaya produksi baterai mahal dan baterai tidak tahan lama.

Kenapa baterai mahal dan tidak tahan lama? >> Karena material untuk membuat baterai tidak diperoleh langsung dan teknologi baterai masih terbatas.

Ternyata dengan membeli bahan-bahan tadi dari pemasok asal, ongkos dari baterai bisa ditekan drastis. Dengan ini, teknologi baterai bisa terus diriset sehingga menghasilkan mobil listrik yang lebih inovatif.

3. Elon Musk memiliki transfer of learning yang tinggi

Kemampuan transfer belajar adalah kemampuan untuk menerapkan sebuah gagasan ke dalam hal lain, baik itu menerapkan teori ke kehidupan sehari-hari, maupun menerapkan sebuah konsep di bidang ilmu tertentu untuk menyelesaikan persoalan di bidang ilmu lainnya.

Nah, itulah biografi singkat Elon Musk dan bagaimana cara berpikir inovatif ala Elon Musk. Semoga Anda yang sedang membaca artikel ini menjadi the next Elon Musk dari Indonesia.