Dewasa itu ketika kita dengan ikhlas menerima maaf dan tidak mengungkit kesalahan-kesalahan orang yang telah menyakitimu.
Sebab tak sedikit dari kita yang katanya sudah memberi maaf, dan sudah bersalaman dan juga berpelu-pelukan sebagai tanda bermaaf-maafan.
Tetapi apa? Saat ada orang yang mengungkit, dia masih begitu gemar menceritakan kesalahan orang tersebut dengan sangat teliti dan panjang. Yaelahh… ikhlas itu bukan sekedar memberi maaf cukup, tetapi benar-benar melupakan segala kekhilafan yang ada.
Dewasa Itu Ketika Kita Tetap Berteman Seperti Biasa Dengan Orang-Orang yang Pernah Ada Salah Dengan Kita
Dewasa itu ketika kita tetap berteman seperti biasa dengan orang-orang yang pernah ada salah dengan kita. Hal itu membuktikan bahwa kedewasaan itu butuh yang namanya ketulusan hati dalam bersabar, dan kelapangan hati dalam melupakan kekhilafan orang lain.
Jadi, bukan hanya sekedar dewasa umur, dewasa pemikiran, dan dewasa tingkah laku, tetapi yang paling utama adalah mengajarkan hati untuk bersabar dan ikhlas selalu.
Sebaliknya, Jika Kita Masih Dendam dan Menghindar, Berarti Jiwa Kita Masih Anak-anak
Karena jika kita masih menjaga jarak atau menghindar hanya karena kesalahpahaman dengan orang lain, maka jiwa kita masih kenaka-kanakan meskipun usia sudah dewasa.
Belajarlah Menjadi Pemaaf, Karena Itulah Bekal Menjadi Orang Dewasa Seutuhnya
Dan perlu kita tahu bahwa membuang sifat pendendam menjadi pemaaf adalah merupakan bekal untuk menajdi orang tua.
Sebab apa? Sebab menjadi orang tua itu bukan hanya mempersiapkan umur dan kecakapan dalam berpikir, tetapi kelapangan untuk selalu bersabar dan ikhlas dalam mendidik anak-anaknya.
Karena Dewasa Itu Ketika Kita Mampu Memaafkan Orang-orang yang Pernah Berbuat Salah Kepada Kita
Karena dewasa itu ketika kita mampu memaafkan orang-orang yang pernah berbuat salah kepada kita, tanpa mereka meminta maaf terlebih dahulu kepada kita.
Sulit? Iya memang sangatlah sulit, tetapi sulit itu akan dirasa mudah bila kita melakukannya dengan cara belajar dan terus belajar, karena tingkat kedewasaan yang paling tinggi itu adalah ketika kita berpikir bijaksana dalam keadaan hati yang selalu ikhlas.
Kedewasaan Itu Tidak Hanya Dilihat Dari Umur atau Pemikiran, Tapi Dilihat Dari Besarnya Ikhlas yang Ada di Hati
Mengapa harus ikhlas? Karena ikhlas dalam jembatan seseorang itu bisa selalu menempatkan dirinya untuk tetap berpikir bijkasana, pengendalian pikiran sangat diperlukan yang namanya pengendalian hati, dan ikhlas adalah ilmu utama yang harus diajarkan oleh kita untuk terus menata hati agar tetap terkendali dengan baik.