Forum Adat Di Indonesia

KABARPANDEGLANG.COM – Negara Indonesia memiliki semboyan yang berbunyi “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna adalah kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar era ke-14.

Semboyan ini mempunyai makna yang dalam berkaitan dengan keragaman penduduknya yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, bahasa, dan budpekerti istiadat. Para pendiri bangsa kita telah semenjak usang menyadari bahwa negara Indonesia tidak hanya mewakili suku bangsa tertentu. Pada kenyataannya, negara Indonesia memang tersusun atas keberagaman.

Keberagaman yang ada di masyarakat Indonesia harus dikelola dengan baik. Setiap kepentingan dan kebutuhan masyarakat yang memiliki budaya dan budbahasa istiadat yang berbeda harus dipenuhi dan diselaraskan dengan kepentingan masyarakat Indonesia.

Karena itu, dibentuk forum budaya yang menaungi kebutuhan pengembangan budpekerti istiadat. Lembaga budaya di dalam masyarakat berperan untuk pengembangan budaya, ilmu pengetahuan, lingkungan, seni dan pendidikan pada masyarakat yang bersangkutan.

Kegiatan-aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk pengembangan budaya dan etika istiadatnya, merupakan salah satu kekayaan dan keunikan negara Indonesia yang harus dilestarikan. Oleh sebab itu, salah satu fungsi lembaga budaya, ialah untuk melestarikan budaya yang ada ada di Indonesia.

1. Apa arti semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” menurutmu?

Bhinneka Tunggal Ika artinya meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa kawasan, ras, suku bangsa, agama dan iktikad.

Baca Juga :  Kewirausahaan Pak Mudjair

2. Mengapa bangsa Indonesia memiliki semboyan itu?

Bangsa Indonesia terdiri dari aneka macam macam suku bangsa yang mempunyai kebudayaan dan budpekerti-istiadat yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan satu kesatuan. Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia.

3. Mengapa forum budaya dan forum budbahasa diharapkan?

Lembaga budaya diperlukan untuk menaungi kebutuhan pengembangan adab istiadat dalam masyarakat yang bermacam-macam. Lembaga budaya di dalam masyarakat berperan untuk pengembangan budaya, ilmu pengetahuan, lingkungan, seni dan pendidikan pada masyarakat yang bersangkutan.

Lembaga budbahasa dibutuhkan untuk pemberdayaan, pelestarian dan pengembangan adab istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam rangka memperkaya budaya masyarakat serta memberdayakan masyarakat dalam menunjang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan,

4. Apa tugas lembaga budbahasa?

Lembaga Adat yaitu sebuah organisasi kemasyarakatan baik yang sengaja dibuat maupun yang secara wajar telah tumbuh dan berkembang didalam sejarah masyarakat yang bersangkutan atau dalam suatu masyarakat hukum akhlak tertentu dengan wilayah aturan dan hak atas harta kekayaan di dalam wilayah hukum budbahasa tersebut, serta berhak dan berwenang untuk mengatur, mengurus dan menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan yang berkaitan dengan dan mengacu pada akhlak istiadat dan aturan akhlak yang berlaku.

Negara Indonesia mempunyai semboyan yang berbunyi Lembaga Adat di Indonesia

Tugas lembaga etika antara lain

  • Sebagai mediator dalam penyelesaian perselisihan yang menyangkut etika istiadat dan kebiasaan masyarakat.
  • Membudayakan, mengembangkan, dan melestarikan adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam rangka memperkaya budaya kawasan sebagai bagian dari budaya nasional.
  • Menciptakan hubungan yang demokratis dan harmonis serta obyektif antara ketua budpekerti , pemangku budpekerti, pemuka akhlak dengan abdnegara pemerintah pada semua tingkatan pemerintahan di Kabupaten kawasan adab tersebut.
  • Membantu kelancaran roda pemerinyahan, pelaksanaan pembangunan dan/atau harta kekayaan lembaga etika dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat aturan budpekerti setempat.
  • Membina stabilitas nasional yang sehat dan dinamis dan mampu memberikan peluang yang luas kepada pegawanegeri pemerintah terutama pemerintah desa/kelurahan dalam melaksanakan pembangunan yang lebih berkualitas dan pembinaaan mayarakat yang adil dan demokratis.
  • Menciptakan susana yang dapat menjamin terpeliharanya kebhinnekaan masyarakat etika dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
  • Membina dan melestarikan budaya dan adab istiadat serta kekerabatan antar tokoh adab dengan pemerintah desa dan lurah.
  • Mengayomi akhlak istiadat
  • Memberikan saran, permintaan, pendapat, ke berbagai perorangan, kelompok/lembaga maupun pemerintah ihwal duduk perkara adab.
Baca Juga :  Teks Nonfiksi Tentang Hewan Herbivora Dan Carnivora

5. Apa fungsi lembaga etika?

Lembaga Adat memiliki fungsi:

  • Penampung dan penyalur pendapat atau aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Desa dan Lurah serta menuntaskan perselisihan yang menyangkut aturan adab, Sat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat;
  • Pemberdayaan, pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam rangka memperkaya budaya masyarakat serta memberdayakan masyarakat dalam menunjang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan, pelaksanaan pembangunan dan training kemasyarakatan; dan
  • Penciptaan kekerabatan yang demokratis dan serasi serta obyektif antara kepala adab/pemangku budpekerti/ketua etika atau pemuka budbahasa dengan aparat Pemerintah Desa dan Lurah.

6. Tahukah kamu lembaga adab yang ada di daerahmu? Apa saja yang mereka lakukan?

Lembaga Adat Baduy

Lembaga budbahasa Baduy dipimpin oleh tiga orang puun. Ketiga pimpinan tertinggi ini berasal dari tiga kampung keramat di Baduy Dalam, adalah Cibeo, Cikeusik dan Cikartawana. Puun adalah orang suci keturunan karuhun (leluhur) yang berkewajiban menjaga kelestarian pancer bumi dan mampu menuntun warganya berpedoman pada pikukuh atau ketentuan budpekerti mutlak sebagai panduan sikap.
Keyakinan masyarakat Baduy bersumber dari aliran Sunda Wiwitan. Ajaran ini melahirkan pikukuh sebagaimana titipan karuhun (leluhur). Pikukuh menurut sistem budaya dan sistem religi Sunda Wiwitan inilah yang menimbulkan masyarakat Baduy memproteksi diri dari pengaruh modernisasi sekaligus menjadi aliran sikap orang-orang Baduy.

Baca Juga :  Festival Mane’E Tradisi Nelayan Di Pantai Malo
2. Lembaga Adat Meunasah Aceh

Lembaga meunasah di gampong-gampong di Aceh dulunya berfungsi sebagai kawasan musyawarah dalam menyelesaikan banyak sekali sengketa/kawasan untuk mengambil keputusan “cok peunutoh” dan daerah pelaksanaan hukuman terhadap keputusan “hening”. Pelaksanaan hukuman pada umumnya melalui pembebanan kewajiban kepada pihak yang bersalah untuk membawa kain putih sebagai simbol perdamaian dan kesucian.

Menggantikan biaya pengobatan jika pesakitan mengeluarkan darah. Membawa pinjaman uang yang layak dan pengenaan denda sesuai dengan kesalahan. Pada persidangan pihak yang bersalah membawa bu leukat (nasi ketan) sesuai dengan besar kecilnya kesalahan.

Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!