“Ketika ambulans datang untuk menjemput Ibu, hati ini serasa runtuh. Air mata sudah mengalir tetapi saya tahan, karena saya ingin menunjukkan kepadanya bahwa saya kuat.”
Itulah ungkapan warga Malaysia, Ahmad Hafizuddin Shopian menceritakan momen sedih dan mengharukan ketika ibunya, Rohaya Ibrahim, terpaksa dibawa ke rumah sakit setelah didiagnosis positif Covid-19.
Ahmad Hafizuddin mengatakan ibunya terinfeksi virus corona dari ayahnya, Shopian Mat Nasir, 68 tahun, yang dirawat di rumah sakit tiga hari sebelumnya.
“Ayah menjalani tes cepat setelah salah seorang temannya yang juga anggota jemaah di masjid dinyatakan positif. Pada 18 Maret, Dinas Kesehatan Daerah (PKD) menelepon memberitahu ayah positif. Pagi harinya, ambulans datang untuk membawanya ke rumah sakit,” kata Ahmad Hafizuddin.
Ibu Positif Covid-19
Menurut Ahmad Hafizuddin, keluarga yang di rumah juga menjalani tes cepat di rumah sakit karena kontak dekat dengan ayah mereka.
Sambil menunggu hasilnya, dia menitipkan anak dan istrinya yang sedang hamil ke rumah mertuanya.
“Sabtu sore, setelah sholat Ashar, Ibu dapat telepon dari PKD bahwa dia dinyatakan positif,” kata Ahmad Hafizuddin.
Yang Diingat Pertama al-Qur’an
Sementara Ahmad Hafizuddin mengaku cukup terkejut dengan pemberitahuan tersebut. Ibunya malah tenang-tenang saja.
“Saya terkejut, dalam kepala muncul pikiran macam-macam. Tapi Ibu malah terlihat tenang. Saya bantu dia berkemas seperti saya siapkan barang ayah sebelumnya,” kata pria 29 tahun itu.
Namun yang membuat Ahmad Hafizuddin merasa terharu adalah benda pertama yang dipikirkan ibunya untuk dibawa ke rumah sakit adalah al-Qur’an.
Menangis Lihat Ibu Dibawa ke Rumah Sakit
Ahmad Hafizuddin makin bertambah haru dan sedih ketika ambulans datang untuk menjemput ibunya.
“Saya merasa sangat sedih karena memikirkan usia dan kesehatannya. Usianya sudah 63 tahun,” katanya.
Menurut Ahmad Hafizuddin, ibunya sulit berjalan karena ada sekrup yang terpasang di kakinya akibat kecelakaan sebelum ini.
“Sangat menyedihkan karena saya tidak bisa menuntun ibu ke ambulans,” katanya.
Merupakan Ujian Bagi yang Sakit dan Sehat
Menurut Ahmad Hafizuddin, apa yang terjadi pada kedua orangtuanya adalah ujian dari Allah SWT untuk menguji keimanan hamba-Nya.
“Allah beri ujian kepada orangtua dengan wabah. Sementara orang-orang yang tidak terkena wabah seperti saya juga berada dalam ujian Allah.
“Ini mengajarkan kita untuk lebih menginsafi. Pada saat ini, yang terbaik adalah kita semua mematuhi anjuran pemerintah. Jangan anggap diri kebal. Ketika wabah datang ke orang yang kamu cintai, kamu akan tahu bagaimana rasanya,” pungkas Ahmad Hafizuddin.