Jangan Sembarangan Menerakakan Orang Lain, Sebab Kita Tidak Tahu Bagaimana Kedudukan Kita di Sisi Allah

Jangan Sembarangan Menerakakan Orang Lain, Sebab Kita Tidak Tahu Bagaimana Kedudukan Kita di Sisi Allah

Siapapun kita saat ini jangan pernah semabarangan dalam menerakakan orang lain, sebab kita sendiri tidak tahu bagaimana kedudukan kita disisi Allah

Bisa jadi ia yang kita anggap buruk saat ini suatu saat nanti memiliki kisah hidup yang lebih Elegan dari kita, yang taubatnya lebih baik daripada taubat yang kita lakukan.

Berhentilah Mencaci Orang Lain Sebab Kesalahan Atau Dosa Yang Diperbuatnya, Karena Kita Tidak Tahu Bagaimana Taubatnya Diakhir Khayatnya

Jangan Sembarangan Menerakakan Orang Lain, Sebab Kita Tidak Tahu Bagaimana Kedudukan Kita di Sisi Allah
ruangmuslimah.com

Maka, berhentilah mencaci orang lain sebab kesalahan atau dosa yang diperbuatnya, karena kita tidak tahu bagaimana taubatnya diakhir kahayatnya.

Bisa jadi taubat yang dialakukannya benar-benar dilakukannya dengan ikhlas dan penuh dengan kesadaran tinggi, sehingga kita yang kadang kali acuh dan selalu menyombongkan diri pada akhirnya kalah dengan taubat yang dilakukannya.

Baca Juga :  Menikah Bukan Cuma Tentang Aku dan Kamu, Tapi Tentang Keluargaku dan Keluargamu

Mungkin Saja Hari Ini Hati Mereka Masih Sangat Keras Akan Hidayah Allah, Tetapi Bisa Jadi Di Hari Esok Hatinyalah Yang Paling Lunak Akan Hidayah-Nya

Jangan Sembarangan Menerakakan Orang Lain, Sebab Kita Tidak Tahu Bagaimana Kedudukan Kita di Sisi Allah
pinterest.com

Mungkin saja hari ini hati mereka masih sangat keras akan hidayah Allah, tetapi bisa jadi di hari esok hatinyalah yang akan paling lunak akan hidayah-Nya.

Maka hati-hatilah dalam melontarkan kata-kata, jangan mencaci dan jangan pula menyepelekannya hanya karena kita tahu bahwa dirinya masih saja melakukan dosa, sebab kita tidak tahu bagaimana dahsyatnya hidayah Allah kelak menyapu kedangkalan hatinya.

Bisa Jadi Taubat Yang Dilakukannya Nanti Lebih Baik Daripada Taubat Yang Telah Lebih Dulu Kita Lakukan

Jangan Sembarangan Menerakakan Orang Lain, Sebab Kita Tidak Tahu Bagaimana Kedudukan Kita di Sisi Allah
pancaranpesona.com

Bisa jadi taubat yang dilakukannya nanti lebih baik daripada taubat yang telah lebih dulu kita lakukan. Sebab, tak sedikit dari kita yang awalnya sangat muluk akan perintah-perintah Allah, kemudian berpaling dari yang telah menjadi ketetapan-Nya.

Baca Juga :  Banyak-banyaklah Memaafkan, Karena Semakin Kamu Memaafkan Allah Semakin Menjaminmu Kebaikan

Sebab sudah merasa sangat beramal akan kebaikan. Iya, begitulah hati, sangat gampang berubah-ubah, dan apabila kita tak benar-benar menjaganya secara bijak, maka sudah pasti dengan mudahnya pula kita akan terjerumus pada lembah dosa.

Jangan Menyombongkan Diri Hanya Karena Kau Telah Lebih Dulu Bertaubat, Karena Bisa Jadi Taubat Yang Kau Lakukan Sia-Sia Sebab Kesombongan Yang Selalu Menjangkit Hati

Jangan Sembarangan Menerakakan Orang Lain, Sebab Kita Tidak Tahu Bagaimana Kedudukan Kita di Sisi Allah
rubyphotographypekanbaru.wordpress.com

Oleh karenanya, jangan menyombongkan diiri hanya karena kau telah lebih dahulu melakukan taubat, karena bisa jadi taubat yang kau lakukan menjadi sia-sia sebab kesombongan diri yang selalu menjangkit hati.

Maka, tetaplah rendah hati meski telah banyak melakukan kebaikan, jangan meninggikan karena merasa lebih baik, dan jangan menghina pula karena merasa lebih benar.

Baca Juga :  7 Cara Menentukan Sistem Identitas Bisnis

Menerakakan Orang Lain Bukan Urusan Kita, Namun Urusan Allah. Dan Kita Hanya Mempunyai Kewajiban Untuk Mengajaknya Pada Yang Lebih Baik

Jangan Sembarangan Menerakakan Orang Lain, Sebab Kita Tidak Tahu Bagaimana Kedudukan Kita di Sisi Allah
twitter.com

Sebab, menerakakan orang lain akibat kesalahan dan dosa yang dilakukannya bukan urusanmu, namun urusan Allah.

Dan kita hanya mempunai kewajiban untuk mengajaknya pada yang lebih baik. Jadi, saat melihat orang lain bersalah ataupun tengah melakukan dosa, tegurlah ia dengan mengajak bukan mengejek, dan santunilah ia dengan bahasa dan kasih sayang yang baik.

Sebab kitapun tak tahu bagaimana ia diakhir khayatnya, karena bisa jadi imannya lebih baik daripada kita, dan taubatnya lebih berharga dari taubat yang kita lakukan.