KABARPANDEGLANG.COM – Motif batik yakni kerangka gambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Motif batik terdiri dari dua bab, yakni ornamen motif batik dan isen motif batik. Kain batik yaitu kain yang motifnya bercorak batik yang dibuat/digambar dengan cara pelekatan lilin (malam). Sedangkan kain bermotif batik adalah kain yang bermotif/bercorak batik tetapi motifnya tidak digambar melalui pelekatan lilin batik, biasanya dengan mesin printing tekstil.
Batik tentu bukan hal yang abnormal lagi bagimu. Banyak baju, selimut, seprei, taplak meja, tas, dan ikat kepala yang memakai motif batik. Bahkan, saat ini penggunaan motif batik tidak hanya terbatas pada kain. Motif batik juga banyak di gu nakan untuk benda-benda kerajinan dari bahan kayu, perak, dan kertas.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang motif batik ada beberapa cara yang mampu dipakai untuk mengelompokkan motif batik. Diantaranya yakni berdasarkan akar budayanya dan berdasarkan sifat motif batik tersebut. Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis motif batik.
A. Berdasarkan Akar Budayanya
Batik sebagai produk seni adiluhung, awalnya kelahirannya banyak diwarnai simbol-simbol keraton. Penggunaannya pun seperti masih terbatas didominasi oleh kalangan keraton. Namun akil balig cukup akal ini, penggunaan batik sudah mulai memasyarakat. Batik juga sudah mulai digunakan tidak hanya dalam upacara adat, namun juga dalam keseharian.
Mulai bermunculan baju-baju yang bermotif batik. Hingga saat ini banyak sekali kawasan kawasan khusus yang menjual batik ini. Mulai dari batik yang benar-benar sakral dan murni, sampai batik modifikasi yang diaplikasikan dalam pakaian sehari-hari. Berdasarkan akar budayanya, motif batik dikelom pok kan menjadi dua sebagai berikut.
1. Motif Batik yang Berakar pada Budaya Keraton Jawa
Motif batik ini dikenal dengan istilah batik Solo-Yogya atau batik klasik. Batik klasik mengandung banyak simbol. Selain itu ada pembatasan dalam corak dan penggunaannya. Ada jenis motif batik yang hanya boleh dikenakan oleh raja, contohnya kain dengan motif parang rusak barong dan parang. Untuk lebih memahami makna batik, ada dua tempat asal batik yang perlu dipelajari yakni daerah Yogyakarta dan daerah Solo.
a. Batik kawasan Solo
Daerah Solo merupakan kerajaan dengan segala tradisi dan etika istiadatnya. Ragam hias batik diciptakan dengan pesan dan cita-cita supaya membawa kebaikan bagi pemakai. Semua dilukiskan secara simbolis, misalnya:
No | Ragam Hias Batik | |
---|---|---|
1. | Ragam hias larangan dan dianggap sakral, hanya dikenakan raja dan keluarganya yakni parang rusak barong, sawat dan kawung. | |
2. | Ragam hias slobog, berarti agak besar/longgar digunakan untuk melayat. harapannya semoga arwah yang meninggal tidak mendapat halangan. | |
3. | Sidomukti, digunakan pengantin. Sido berarti terus menerus dan mukti berarti hidup berkecukupan. | |
4. | Truntum, dipakai orang bau tanah pengantin. Truntum berarti menuntun, maknanya orang renta menuntun mempelai memasuki hidup gres | |
5. | Satria Manah, digunakan wali pengantin pria saat meminang dengan harapan agar lamaran sang laki-laki dapat diterima dengan baik oleh pihak perempuan | |
6. | Semen Rante, digunakan wali pengantin perempuan saat mendapatkan lamaran. Rantai melambangkan ikatan yang kokoh.Harapannya jika lamaran telah diterima, pihak wanita menginginkan kekerabatan dekat dan kokoh yang tidak mampu lepas lagi. | |
7. | Parang Kusumo, digunakan gadis pada upacara tukar cincin. kusumo berarti bunga yang sedang mekar | |
8. | Pamiluto, dikenakan ibu si gadis pada upacara tukar cincin. Berasal dari kata pulut, melambangkan impian ibu agar pasangan dara dan pria tidak terpisahkan lagi. | |
9. | Bondet, digunakan pengantin wanita pada malam pertama. Berasal dari kata bundet berarti saling mengikat | |
10. | Semen Gendong digunakan pengantin sesudah final upacara perkawinan dengan impian semoga mampu segera mengendong bayi | |
11. | Ceplok Kasatriyan, digunakan sebagai kain untuk upacara kirab pengantin. Batik ini digunakan oleh golongan menengah ke bawah. Pemakainya agar terlihat gagah dan memiliki sifat ksatria. |
b. Batik daerah Yogyakarta
Perpaduan tata ragam hias Yogyakarta cenderung pada perpaduan aneka macam jenis ragam hias geometris dan berukuran besar, misalnya:
No | Ragam Hias Batik | |
---|---|---|
1. | Ragam hias Grompol, dikenakan pada upacara perkawinan. Grompol berarti berkumpul atau bersatu, merupakan pengharapan berkumpulnya segala sesuatu yang baik-baik mirip rejeki, kebahagiaan, keturunan, hidup rukun dan sebagainya. | |
2. | Tambal dipakai untuk selimut orang sakit. Tambal diambil dari pengertian menambal, yaitu berarti menambah atau memperbaiki sesuatu yang kurang sehingga kemudian dianggap mampu menyehatkan yang sakit. | |
3. | Motif batik kawung ini dikenal dengan motif batik tertua, dulunya disediakan untuk keluarga kerajaan. Motif kawung ini merupakan penampang buah aren kelapadan beberapa mengatakan salib di antara empat oval mengacu pada sumber energi universal. | |
4. | Motif batik bendo dikenal familiar sebagai acuan pedang atau keris oleh orang luar. panggilan jawa motif pengecap api, biasa juga disebut motif bendo pengecap api. Motif bendo dibedakan lagi menjadi 2 macam adalah: bendo rusak dan bendo barong | |
5. | Motif batik lereng yaitu baris diagonal teladan di antara motif parang, banyak ditemukan untuk polanya hanya formasi garis diagonal sempit penuh dengan seluruh array contoh kecil. Merupakan salah satu acuan lama disediakan untuk keluarga istana kerajaan. | |
6. | Motif batik nitik sendiri terkenal dengan motif batik tertua alasannya adalah dulunya terinspirasi oleh kain tenun dengan patola yang dibawa oleh para pedagang gujarat dari india. dengan design titik titik serta geometri. Dulunya biasanya digunakan oleh orang tua dari pasangan akad nikah orang truntum. |
2. Motif Batik Bebas atau Mandiri
Motif bebas berkembang di luar hukum atau tradisi keraton. Tidak ada ketentuan khusus dalam pembuatan motif dan pemilihan warna. Oleh alasannya itu, corak atau warna batik jenis ini sangat bervariasi. Batik motif bebas banyak dibentuk di daerah Pesisir Utara Jawa dan tempat pembatikan lainnya di luar Pulau Jawa, contohnya Kalimantan, Sulawesi, Madura, dan Papua.
- Batik tasikmalaya memiliki tiga jenis motif batik yang terkenal ialah Batik Sukapura, Batik Sawoan, dan Batik Tasik. Batik tasikmalaya sendiri mempunyai ciri khas penggunaan warna yang cerah alasannya pengaruh oleh batik pesisiran.
- Batik orisinil Pekalongan populer dengan istilah batik pesisir kaya akan warna. Sehingga batik pesisir terkenal dengan ragam hiasnya yang bersifat naturalis. Motif yang paling terkenal dan terkenal dari pekalongan yaitu motif batik Jlamprang.
- Motif batik madura cenderung dipengaruhi oleh budaya abnormal dari Tiongkok, dengan ciri khasnya warna cerah yang terdapat pada setiap corak maupun motif dari batik Madura dan terdapat banyaknya garis yang terpampang dalam satu desainnya.
- Motif batik megamendung merupakan salah satu ciri khas batik cirebon. Motif megamendung yang merupakan akulturasi dengan budaya Cina tersebut dikembangkan seniman batik Cirebon sesuai cita rasa masyarakat Cirebon yang beragama Islam.
- Kota kecamatan Lasem terletak 12 km arah timur ibu kota Kabupaten Rembang. Batik produksi Lasem bercorak khas warna merah darah ayam yang konon tidak dapat ditiru oleh pembatik dari daerah lain. Sebelum ada pewarna kimia, pembatik Lasem memakai pewarna alam.
- Motif batik Tuban merupakan campuran tiga budaya yang berbeda, ialah Islam, Cina, dan Hindu. Pengaruh budaya Islam, contohnya pada motif batik kijing miring. sementara dampak budaya Cina, diwakili dalam motif Lok Chan yang menyertakan gambar burung Hong.
- Batik Cina yaitu jenis batik yang dibentuk oleh pengusaha Cina yang kebanyakan hidup di kota pantai utara Jawa. Patra batikn dyaan m peenraanmapkialkna, n rkaugraam–k uhriaas, ksialitnw, ad emwitao sd aCnin dae sweip aetratiu npaugna r, asginagma ,h biausr uknegra pmhioke Cniinxa a, tsaeur thao rnagg,a m hias berbentuk mega.
- Motif batik Banyumas didominasi dengan warna – warna dasar kecoklatan dan hitam, motif tersebut dinamakan motif Jonasan. Dari motif tersebut terus berkembanglah motif – motif batik Banyumas sampai ketika ini antara lain; Sidoluhung, Lumbon (Lumbu), Cempaka Mulya, Madu Bronto, Sekarsurya, Jahe Puger, Pring Sedapur dan Satria Busana.
- Motif batik kalimantan ddiantaranya motif batik sasirangan yang pada dasarnya berasal dari Kalimantan Selatan, Batik Benang Bintik (Kalimantan Tengah), Batik Pontianak (Kalimantan Barat) serta Batik Shaho dari Kalimantan Timur. Seiring berkembangnya batik kalimantan, muncul beberapa motif batik yang baru seperti Bayam Raja, Naga Balimbur, Jajumputan, Turun Dayang, Daun Jaruju, dan motif batik Kambang Tanjung.
B. Motif Batik Berdasarkan Sifatnya
Menurut sifatnya ada dua jenis motif batik, yakni motif batik geometris dan motif batik nongeometris. Motif nongeometris juga biasa disebut motif naturalis.
1. Motif Geometris
Motif Geometris adalah motif-motif batik yang ornament-ornamennya merupakan susunan geometris. Ciri ragam hias geometris ini adalah motif tersebut mudah dibagi-bagi menjadi bagian-bagian yang disebut satu “raport”. Golongan geometris ini pada dasarnya mampu dibedakan atas dua macam, adalah:
- Raportnya berbentuk seperti ilmu ukur biasa, mirip bentuk-bentuk segiempat, segiempat panjang atau lingkaran. Motif batik yang memiliki raport segi empat ialah golongan Banji, Ceplok, Ganggang, Kawung.
- Raportnya tersusun dalam garis miring, sehingga raportnya berbentuk semacam belah ketupat. Contoh motif ini adalah golongan bendo dan udan liris.
2. Motif Non Geometris
Motif non geometris yakni motif-motif batik yang tidak geometris. Termasuk dalam motif ini yakni motis Semen, Buketan, Terang Bulan. Motif-motif golongan non geometris tersusun dari ornament ornamen tanaman, Meru, Pohon Hayat, Candi, Binatang, Burung, Garuda, Ular (Naga) dalam susunan tidak teratur menurut bidang geometris meskipun dalam bidang luas akan terjadi berulang kembali susunan motif tersebut.
Batik tidak hanya sekedar wastra, tetapi karya seni budaya, yang pada awalnya selalu dihadirkan pada upacara-upacara tradisi dalam masyarakat Jawa. Batik selalu menyertai setiap tahapan dalam daur hidup manusia. Filosofi dalam pola batik yang merupakan keinginan atau doa-doa itulah yang menjadikan batik selalu ada pada setiap upacara-upacara masyarakat Jawa, dari dikala dilahirkan hingga maut menjemput.
Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!