Orang yang kaya yang sebenarnya itu bukan ia yang ketika dianugerahi kekayaan bisa membeli dunia dan seisinya, tetapi saat dunia dan seisinya tidak bisa membelinya.
Jadi jangan bangga dulu mempunyai banyak harta, seakan-akan apapun dapat dibeli dengan mudah, bila keimanan saja ikut pula terjual dengan murahnya.
Kaya Yang Sesungguhnya Tidak Dilihat Dari Seberapa Banyak Harta Yang Kamu Miliki, Tapi Dilihat Dari Seberapa Bijak Hatimu Terhias Kebaikan
Karena kaya yang sesungguhnya itu tidak dilihat dari seberapa banyak harta yang kamu miliki, tapi dilihat dari seberapa bijak hatimu terhias kebaikan.
Sebab, sesungguhnya kekayaan itu hanyalah ujian kenikmatan, dan bila saja kamu tidak menyadari, sungguh kamu akan berada lembah kenistaan.
Allah Tidak Pernah Melihat Pada Harta Dan Rupamu, Tapi Melihat Dari Seberapa Banyak Ruang Hatimu Menyebut-Nya
Ingatlah, Allah tidak pernah melihat pada harta dan rupamu, tapi Allah melihat hatimu, melihat keimananmu, dan melihat seberapa besar kamu mengemban tanggung jawabmu sebagai seorang hamba.
Iya, Allah tidak melihat kekayaanmu, tapi Allah melihat seberpa besar ruang dihatimu untuk sennatiasa menyebut-Nya.
Kaya Yang Sesungguhnya Itu Apabila Kamu Tidak Mengabaikan Perintah Allah, Walau Kesenangan Dunia Seakan-akan Mengajakmu Bermain
Karena kaya yang sesungguhnya itu apabila kamu tidak mengabaikan perintah Allah, walau kesenangan dunia seakan-akan mengajakmu bermain.
Sebab, kamu akan terlihat kaya dihadapan Allah, saat ujian kenikmatan yang melenakan tidak bisa menggoyahkan keimananmu pada Allah.
Bijakkan Hatimu Dengan Ketaqwaan, Maka Kamu Akan Merasakan Kekayaan Yang Sebenarnya
Maka, bijakkan hatimu dengan ketaqwaan, dan dari situlah nantinya kamu akan merasakan kekayaan yang sebenarnya.
Karena kekayaan itu bukan dari harta, tapi dari besarnya ketaqwaan yang selalu menjadi identitasmu dihadapan Allah maupun dihadapan manusia yag lainnya.
Harta Bisa Dicari, Tapi Keimanan Akan Ada Bila Kamu Mempertahankannya Dengan Baik Dan Bijak
Dan satu hal yang harus kamu ingat agar saat Allah mengujimu dengan kekayaan, kamu tidak gampang melupakan tanggung jawab dan keimananmu, apa?
Yaitu “harta bisa dicari, tetapi keimanan akan ada bila kamu mempertahankannya dengan baik dan bijak”.