Kerjasama Di Lingkungan Masyarakat

KABARPANDEGLANG.COM – Tuhan telah memberi kita alam yang seimbang. Ketika kita menjaga keseimbangan tersebut, maka kita pun akan menerima berkah dariNya. Namun, apabila kita memperlakukan alam dengan tidak bijak, maka kita pun akan menuai risikonya.

Salah satu pola yakni membuang sampah sembarangan yang membuat lingkungan tercemar dan kotor. Tempat yang kotor yakni kawasan bersarangnya banyak sekali hewan yang mampu membuatkan penyakit menular, di antaranya lalat, nyamuk, kecoa, tikus, dan lain-lain.

Kampung Sehat Melati

Setiap pekarangan rumah di Kampung Sehat Melati asri ditanami warga dengan aneka pohon dan bunga. Beberapa warga menanam pohon buah mirip mangga, rambutan, jambu, dan belimbing. Saat berbuah, mereka membuatkan dengan tetangga.

Ada pula warga yang menanam aneka tanaman untuk bumbu dapur dan tanaman obat, mirip jahe, sereh, kumis kucing, pare, dan aneka macam tanaman lainnya.

Setiap kali menginap di rumah Tia, Siti bahagia mengamati banyak sekali acara warga Kampung Sehat Melati. Sebulan sekali, warga bekerja bakti untuk membersihkan sampah di selokan, balai warga, bak sampah umum, serta merapikan pepohonan di daerah umum.

Setiap hari Minggu pagi diadakan senam sehat bersama. Seluruh anggota keluarga mengikuti aktivitas dengan penuh semangat. Beberapa kali diadakan pula senam yang diikuti oleh warga usia lanjut, mirip senam jantung sehat.

Warga yang mempunyai bayi dan balita secara rutin datang ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk menerima penyuluhan mengenai makanan dan minuman sehat serta imunisasi gratis. Warga yang berprofesi sebagai dokter bergiliran menunjukkan pelayanan kesehatan secara sukarela bagi warga di pos ini.

Kesehatan warga tentu tidak terlepas dari kondisi lingkungan yang higienis. Di Kampung Sehat Melati tidak terlihat tumpukan sampah, sehingga tidak tercium amis tak sedap dan tidak terlihat kerumunan lalat. Warga aktif mengolah sampah dapur dan daun kering menjadi kompos, untuk dipakai memelihara tumbuhan.

Baca Juga :  Teks Eksplanasi Menyalurkan Energi Listrik

Sisa-sisa masakan pun tidak ditumpuk di daerah sampah, melainkan dimasukkan ke dalam lubang-lubang biopori yang ada di sekitar pemukiman. Selain terhindar dari anyir bau sampah, tanah pun menjadi subur balasan pembusukan alami yang terjadi di lubang biopori.

Siti selalu senang berkunjung ke rumah Tia. Kampung Sehat Melati menjadi wangsit bagi Siti untuk mencontoh kepedulian terhadap lingkungan serta hidup bersih dan sehat di pemukimannya sendiri.

Perilaku hidup sehat yang ditunjukkan oleh masyarakat di Kampung Sehat Melati antara lain sebagai berikut.

  1. Setiap pekarangan rumah di Kampung Sehat Melati asri ditanami warga dengan aneka pohon dan bunga. Beberapa warga menanam pohon buah seperti mangga, rambutan, jambu, dan belimbing. Saat berbuah, mereka berbagi dengan tetangga. Ada pula warga yang menanam aneka flora untuk bumbu dapur dan tanaman obat, seperti jahe, sereh, kumis kucing, pare, dan banyak sekali flora lainnya. Sehingga lingkungan menjadi asri dan kebutuhan akan gizi terpenuhi.
  2. Sebulan sekali, warga bekerja bakti untuk membersihkan sampah di selokan, balai warga, kolam sampah umum, serta merapikan pepohonan di tempat umum. Sehingga lingkungan menjadi sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit.
  3. Setiap hari Minggu pagi diadakan senam sehat bersama. Seluruh anggota keluarga mengikuti kegiatan dengan penuh semangat. Beberapa kali diadakan pula senam yang diikuti oleh warga usia lanjut, mirip senam jantung sehat.  Sehingga tubuh jadi sehat dan kebersamaan antarwarga juga terjalin
  4. Warga yang mempunyai bayi dan balita secara rutin datang ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk mendapatkan penyuluhan mengenai masakan dan minuman sehat serta imunisasi gratis. Sehingga balita dan ibu bayi menjadi sehat dan perkembangan kesehatanya terpantau dengan baik
  5. Warga yang mempunyai bayi dan balita secara rutin tiba ke Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk menerima penyuluhan mengenai masakan dan minuman sehat serta imunisasi gratis.
  6. Warga aktif mengolah sampah dapur dan daun kering menjadi kompos, untuk  digunakan memelihara tumbuhan. Sisa-sisa makanan pun tidak ditumpuk di  tempat sampah, melainkan dimasukkan ke dalam lubang-lubang biopori  yang ada di sekitar pemukiman. Sehingga selain terhindar dari wangi bacin sampah,  tanah pun menjadi subur akibat pembusukan alami yang terjadi di lubang biopori.
Baca Juga :  Membiasakan Perilaku Irit Listrik

 Tuhan telah memberi kita alam yang seimbang Kerjasama Di Lingkungan Masyarakat

Di Kampung Sehat Melati terdapat SD Negeri Melati. Sekolah ini sangat peduli dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Suatu hari siswa kelas 6 SD Negeri Melati berkunjung ke Kampung Rawajati. Kampung Rawajati terletak di Jakarta Selatan, tepatnya di RW 03, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran.

Di kampung ini, sebagian besar masyarakat menanam beragam flora mirip tumbuhan hias, buah, dan apotek hidup yang mereka tanam di pekarangan, pagar, dan tepi jalan depan rumah masing-masing. Selain itu mereka mengolah sampah rumah tangga untuk didaur ulang sehingga dapat dipakai untuk aneka macam keperluan, seperti kompos dan barang kerajinan.

Di Kampung Hijau Rawajati, selain peduli untuk menciptakan lingkungan hijau oleh tumbuhan, terlihat juga kesadaran warga yang cukup tinggi untuk berkontribusi terhadap pengelolaan sampah dengan bijak.

  1. Para ibu turut berkontribusi dengan memisahkan sampah dapur mirip kulit bawang, batang sayuran, kulit buah, dan kulit telur kemudian dikumpulkan di pusat bersama dengan sampah kebun. Campuran sampah dapur dan sampah kebun dari warga kemudian diolah menjadi kompos. Setiap warga diperbolehkan mengambil kompos untuk penyubur flora.
  2. Sampah organik yang berupa sisa kuliner tiap hari dituang ke dalam lubang biopori dan dibiarkan membusuk di sana. Ketika kelak membusuk, sampah-sampah tersebut akan menjadi penyubur tanah di sekitarnya.
  3. Sampah berupa koran dan kertas, sampah konsumsi non organik mirip botol dan kemasan plastik, botol beling, serta barang tak terpakai lainnya dimasukan dalam bank sampah,Sampah yang terkumpul di pusat diambil oleh beberapa pengepul untuk dibawa ke daerah pengolahan selesai. Pengelola bank sampah mengeluarkan daftar harga beli untuk tiap kg sampah yang disetorkan warga. Semakin banyak warga menyetorkan sampah, tentu semakin bertambah pula saldo tabungan sampahnya.
  4. Sebagian dari sampah non organik, juga dikumpulkan warga untuk diolah menjadi aneka kerajinan yang bernilai jual. Vas bunga, bantalan gelas, dompet, serta tas dirangkai cantik dari aneka botol plastik dan kemasan bekas. Mengisi waktu, mengurangi tumpukan sampah, dan menambah uang belanja tentunya menjadi hal kasatmata yang bermanfaat bagi warga dan lingkungan.
Baca Juga :  Merancang Kemasan Produk Batik

1. Tuliskan 3 kebiasaan/ sikap penting yang dilakukan oleh masyarakat Rawajati untuk membuat lingkungan asri dan sehat.

Di kampung Rawajati, sebagian besar masyarakat menanam bermacam-macam tanaman mirip tumbuhan hias, buah, dan apotek hidup yang mereka tanam di pekarangan, pagar, dan tepi jalan depan rumah masing-masing. Selain itu mereka mengolah sampah rumah tangga untuk didaur ulang sehingga dapat digunakan untuk aneka macam keperluan, mirip kompos dan barang kerajinan.

2. Apa nilai-nilai luhur yang mampu dipelajari dari masyarakat Rawajati? Masyarakat Rawajati menjaga keseimbangan tersebut, maka kita pun akan mendapat berkah dariNya.

3. Tulis kesimpulanmu ihwal teks di atas.

Masyarakat Rawajati menanam berbagai tumbuhan dan mengolah sampah didaur ulang sehingga mampu dipakai untuk banyak sekali keperluan. Masyarakat Rawajati menjaga keseimbangan alam sehingga memperoleh manfaat dari alam.

Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!