Mengidentifikasi Unsur Cerita Fantasi

KABARPANDEGLANG.COM – Cerita Fant*si adalah genre dongeng yang berbentuk khayalan, angan-angan, dan imaginasi pengarang. Namun demikian, perlu diketahui bahwa teks jenis ini terdiri dari fant*si aktif dan pasif. Fant*si yang dapat dirangkai menjadi sebuah karya dinamakan fanta*i aktif. Inilah yang dimiliki oleh para seniman, pelukis, penulis, atau perancang.

Sedangkan, fant*si pasif yakni fant*si yang hanya sebatas angan-angan atau mimpi, contoh orang yang bengong. Beberapa pola cerita jenis ini antara lain Gundala Putra Petir, Si Buta dari Gua Hantu, Wiro Sableng, Saras 008, Panji Manusia Milenium dan masih banyak yang lainnya.

A. Ciri Umum Teks Narasi

Narasi merupakan cerita fiksi yang berisi perkembangan kejadian/ kejadian. Rangkaian peristiwa dalam cerita disebut alur. Rangkaian peristiwa dalam cerita digerakkan dengan aturan sebab-balasan. Cerita berkembang dari tahap pengenalan (apa, siapa, dan dimana kejadian terjadi),timbulnya kontradiksi, danpenyelesaian/tamat dongeng. Rangkain dongeng ini disebut alur.

si adalah genre cerita yang berbentuk khayalan Mengidentifikasi Unsur Cerita Fantasi

Tokoh dan budbahasa tokoh merupakan unsur cerita yang mengalami rangkaian insiden. Narasi memiliki tema/ wangsit dasar dongeng yang menjadi pusat pengembangan dongeng. Tema mampu dirumuskan dari rangkaian peristiwa pada alur cerita. Amanat merupakan unsur cerita yang menjadi pesan pengarang melalui ceritanya. Amanat berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan yang mampu disimpulkan dari isi dongeng.

Tokoh Rangkaian Peristiwa
Nagata
  1. Nataga membagi tugas kepada seluruh panglima dan pasukannya di titik-titik yang sudah ditentukan. Mereka akan berjuang hingga titik darah penghabisan untuk membela tanah air tercinta.
  2. Nataga, pemimpin perang seluruh hewan di Tana Modo, segera melesat menyeret ekor birunya. Mendadak, ekor Nataga mengeluarkan api besar. Kepungan api semakin luas. Serigala-serigala tak berdaya menghadapi kekuatan si ekor biru. Nataga tidak memberi ampun kepada para serigala licik itu.
Nono
  1. Nono berlibur ke Wlingi, kawasan tinggal Mbah Sastro. Pada ketika Nono ditugaskan membeli Tahu goreng ke Njari. Di tengah perjalanan ia memarkirkan sepedanya didekat pohon kenari seram itu dan duduk di danau.
  2. Nono kaget alasannya dikejutkan oleh Trimo. anak yang menghilang di pohon kenari tersebut pada zaman perang belanda. Trimo memperingatkannya untuk bersembunyi
  3. Sadarlah Nono bahwa dia sedang berada di zaman Belanda. Ia pergi melihat pohon kenari itu digantikan dengan tenda tenda, gerobak, kuda, serta pasukan belanda.
  4. Nono hampir digantung dan bertemu dengan tokoh tokoh sakti . Kemudian Nono diminta untuk memimpin pasukan untuk melawan Setan Merah yang disebabkan oleh konspirasi orang orang dalam kerajaan.
Baca Juga :  Gerak Pembelaan Dalam Pencak Silat

B. Ciri Umum Teks Cerita Fant*si Sebagai Teks narasi

1. Ada keajaiban/ kecacatan/ kemisteriusan

Cerita mengungkapkan hal-hal supranatural/ kemisteriusan, keghaiban yang tidak ditemui dalam dunia aktual. Pada dongeng jenis ini hal yang mustahil dijadikan biasa. Tokoh dan latar diciptakan penulis tidak ada di dunia faktual atau modifikasi dunia positif. Temanya yaitu majic, supernatural atau futuristik.

Keajaiban yang dimunculkan dalam cerita

Hal Teks 1 Teks 2
Keajaiban Tokoh
  1. Komodo mampu melatih anak buahnya menyerang siluman serigala
  2. Ekor nataga bisa mengeluarkan api yang besar
  3. Nataga melompat bagai kilat dan beliau mengepung serigala
  1. Saarce si putri Belanda yang dapat mengubah dirinya menjadi burung kenari
  2. Nono tiba-datang berada di zaman Belanda
  3. Nono juga bertemu legenda Gunung Kelud, Mahesasuro dan Lembusuro
  4. Tiba-tiba Nono diminta untuk memimpin perang yang disebabkan oleh konspirasi orang-orang dalam kerajaan
Peristiwa Aneh
  1. Serigala tertawa mengejek binatang-binatang ketika banyak bola api yang padam sebelum mengenai badan mereka.
  2. Mendadak, ekor Nataga mengeluarkan api.
  1. Trimo menghilang saat beliau sedang berlindung dari serangan Belanda. Ia lenyap begitu saja, seperti pohon besar itu telah menelannya.
  2. Pohon kenari besar tadi menghilang, digantikan oleh tenda-tenda, gerobak, kuda, serta orang-orang dan pasukan Belanda

2. Ide dongeng

Ide dongeng terbuka terhadap daya hayal penulis, tidak dibatasi oleh realitas atau kehidupan kasatmata. Ide juga berupa irisan dunia positif dan dunia khayali yang diciptakan pengarang. Ide cerita terkadang bersifat sederhana tapi bisa menitipkan pesan yang menarik.Tema cerita jenis ini adalah majic, supernatural atau futuristik.

Baca Juga :  Acuan Sikap Umum Masyarakat

Contoh, pertempuran komodo dengan siluman serigala untuk mempertahankan tanah leluhurnya, petualangan di balik pohon kenari yang melemparkan tokoh ke zaman Belanda, zaman Jepang, kegelapan alasannya tumbukan meteor, kehidupan saling dingin dalam dunia teknologi canggih pada 100 tahun mendatang,

Identifikasi Sumber Cerita

Sumber Cerita dongeng 1 Sumber Cerita dongeng 2
Komodo dan kondisi pulau komodo Kota Blitar (Wligi), sejarah perang zaman penjajahan Belanda, legenda Gunung Kelud, Mahesasuro dan Lembusuro

Makara sumber cerita jenis ini dapat berupa kondisi faktual yang difant*sikan

3. Menggunakan banyak sekali latar (lintas ruang dan waktu)

Peristiwa yang dialami tokoh terjadi pada dua latar ialah latar yang masih ada dalam kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak tidak ada pada kehidupan sehari-hari. Alur dan latar cerita jenis ini memiliki kekhasan. Rangkaian insiden dongeng menggunakan berbagai latar yang menerobos dimensi ruang dan waktu.

Misalnya, tokoh Nono bisa mengalami peristiwa pada beberapa latar (latar waktu liburan di Wligi, latar zaman Belanda, dan sebagainya). Jalinan peristiwa pada dongeng jenis ini berpindah-pindah dari berbagai latar yang melintasi ruang dan waktu.

Latar Cerita cerita 1 Latar Cerita kisah 2
Tanah Moda Kota Wlingi dikala ini, zaman Belanda

4. Tokoh unik (memiliki kesaktian)

Tokoh dalam dongeng jenis ini bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh mempunyai kesaktiankesaktian tertentu. Tokoh mengalami insiden misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari . Tokoh mengalami kejadian dalam aneka macam latar waktu. Tokok dapat ada pada seting waktu dan tempat yang berbeda zaman (bisa waktu lampau atau waktu yang akan tiba/ futuristik).

5. Bersifat fiksi

Cerita  jenis ini bersifat fiktif (bukan kejadian aktual). Cerita jenis ini mampu diilhami oleh latar konkret atau objek kasatmata dalam kehidupan tetapi diberi fant*si. Misalnya, latar dongeng dan objek cerita Ugi Agustono diilhami hasil observasi penulis terhadap komodo dan Pulau Komodo. Tokoh dan latar difant*sikan dari hasil observasi objek dan tempat nyata. Demikian juga Djoko Lelono memberi fanta*i pada fakta kota Wlingi (Blitar), zaman Belanda, Gunung Kelud.

Baca Juga :  Mencari Jaring-Jaring Balok Dan Kubus

6. Bahasa

Penggunaan sinonim dengan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol. Bahasa yang digunakan variatif, ekspresif, dan memakai ragam percakapan (bukan bahasa formal).

C. Jenis Cerita

1. Cerita Fant*si Total dan Irisan

Jenis kisah jika menurut kesesuaiannya dalam kehidupan positif ada dua kategori fant*si total dan sebagian (irisan).

Pertama, kategori cerita fanta*si total berisi fant*si pengarang terhadap objek/ tertentu. Pada kisah kategori ini semua yang terdapat pada cerita semua tidak terjadi dalam dunia konkret. Misalnya, dongeng Nagata itu total fant*si penulis. Jadi nama orang, nama objek, nama kota benar-benar rekaan pengarang.

Kedua, cerita irisan adalah dongeng yang mengungkapkan fant*si tetapi masih memakai nama-nama dalam kehidupan kasatmata, memakai nama tempat yang ada dalam dunia kasatmata, atau insiden pernah terjadi pada dunia faktual.

2. Cerita fant*si Sezaman dan Lintas Waktu

Berdasarkan latar dongeng, cerita dibedakan menjadi dua kategori ialah latar lintas waktu dan latar waktu sezaman. Latar sezaman berarti latar yang dipakai satu periode (periode kini, kurun lampau, atau abad yang akan tiba/ futuristik). Latar lintas waktu berarti kisah memakai dua latar waktu yang berbeda (contohnya, kurun sekarang dengan zaman prasejarah, kurun kini dan 40 tahun mendatang/ futuristik) .

Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!