Menjadi bahagia itu mudah, kuncinya hanya terus bersyukur dan tetap menjadi peribadi yang selalu sederhana, sederhana dalam ingin, sederhana dalam bersabar, dan sederhana dalam ikhlas.
Sebab yang menjadikan seseorang itu selalu rumit dan tak bahagia menjalani hidupnya terkadang adalah moodnya, keinginannya, dan besarnya ego untuk selalu mencicipi hidup orang lain.
Bukan karena takdir Allah ataupun karena besarnya ujian dari Allah, hanya saja terlalu bodohnya kita dalam menyadari syukur sebenarnya adalah satu-satunya jalan memperoleh kebahagiaan.
Sebab, bila hati sadar sesadar-sadarnya bahwa jalan satu-satunya adalah bersyukur dan selalu sederhana dalam menjalani hidup, maka sudah tentu hidup kita akan senantiasa tersanding oleh kebahagiaan.
Berhentilah Untuk Menginginkan Kebahagiaan Orang Lain, Karena Belum Tentu Bahagianya Apabila Menjadi Bahagiamu Akan Benar-Benar Membuatmu Merasa Bahagia
Maka, berhentilah untuk menginginkan kebahagiaan oang lain, karena belum tentu kebahagiaan orang tersebut apabila menjadi kebahagianmu akan benar-benar membuatmu merasa bahagia seutuhnya.
Sebab, tak sedikit dari kita yang awalnya mengingini sesuatu yang dimiliki orang lain, tetapi setelah memiliki sendiri maka ia tak sebahagia seperti orang yang diingini kebahagiannya. Kenapa? Karena setiap orang mempunyai porsi kebahagiaan tersendiri dari Allah.
Ingatlah, Setiap Insan Mempunyai Porsi Kebahagiaan Masing-Masing Dari Allah, Lalu Untuk Apa Kamu Masih Sibuk Menginginkan Kebahagiaan Orang Lain?
Ingatlah, setiap insan mempunyai porsi kebahagiaan masing-masing dari Allah, lalu untuk apa kamu masih sibuk menginginkan kebahagiaan orang lain?
Maka, berhentilah bersifat serakah dengan terus menerus meng-iriin kebahagian orang lain lewat inginmu yang menggebu, apalagi sampai lupa untuk membijaksanakan diri.
Karena tak jarang pula seseorang yang terlalu terobsesi pada kebahagiaan orang lain, hingga tak tahu caranya menjemput kebahagiaan yang baik dan halal itu bagaimana.
Contohnya, seseorang yang melakukan korupsi besar-besaran, bukankah alasan utamanya ia melakukan itu tak lain hanya karena ia serakah kepada kebahagiaan yang dimiliki orang lain, bukan?
Nggak usah mikir, sebab bila ia memang tidak serakah pada kebahagiaan orang lain, sudah tentu ia tidak akan bersaing untuk semakin menimbun kekayaan agar lebih terlihat hebat, dan lupa caranya hidup sederhana dengan penuh syukur.
Syukurilah Apa-Apa Yang Menjadi Ketetapan-Nya Saat Ini, Karena Bahagia Itu Tercipta Saat Kau Mampu Membidik Hatimu Dengan Syukur
Maka sebab itu, sangatlah penting mensyukuri apa-apa yang sudah menjadi ketetapan-Nya saat ini, karena apa? Karena bahagia itu bukan tercipta saat kau memiliki apa yang telah dimiliki orang lain.
Tetapi bahagia itu tercipta saat kau mampu membidik hatimu dengan penuh rasa syukur yang mendasar didalam hati.
Jadikanlah Dirimu Peribadi Yang Sederhana, Sederhana Dalam Bersyukur Dan Sederhana Dalam Bersabar
Mulai sekarang, jadikanlah dirimu peribadi yang sederhana, sederhana dalam bersyukur dan sederhana dalam bersabar. Belajarlah untuk mensyukuri setiap garis kehidupan yang Allah tetapkan keapdamu.
Bila memang hal itu sangat tidak mengenakkan hatimu, maka belajarlah untuk menyederhanakan rasamu dengan penuh kesabaran yang membuncah direlung hati.
Karena Seseorang Yang Hidup Dalam Kesederhanaan Bersyukur Dan Bersabar, Sudah Tentu Kebahagiaan Akan Selalu Menyandingnya Setiap Saat
Karena seseorang yang hidupnya selalu dalam kesederhanaan bersyukur dan bersabar, maka sudah tentu kebahagian akan selalu menyandingnya setiap saat. Sebab janji Allah dalam (QS. Ibrahim: 7-8)
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.
Dan Musa berkata: “Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
Oleh karena itu, pastikan dirimu wahai saudaraku agar selalu bijaksana dalam menjaga syukur dan sabar, sederhanalah menjalani hidup, karena bahagia itu tercipta bukan saat apa yang menjadi inginmu terpenuhi, tetapi saat kamu legowo atas segala ketentuan yang Allah tetapkan kepadamu.