Mitos Sosial Media Terbesar untuk Bisnis Kecil – Bisnis kecil memang sangat disarankan untuk menggunakan dan memanfaatkan sosial media untuk promosi bisnis mereka. Alasannya karena sosial medialah saat ini yang menjadi media paling dekat dan mudah digunakan oleh semua orang.
Masyarakat mana yang tidak kenal Facebook, Twitter dan Instagram. Mereka yang memiliki gadget dan terhubung dengan koneksi internet, jelas akan dengan mudah menemukan bisnis kita. Tapi ternyata ada beberapa mitos besar dari sosial media yang biasa digunakan oleh bisnis kecil. Apa saja itu?
1. Ketika kita membuat sebuah akun di sosial media, leads penjualan juga akan meningkat
Memiliki akun bisnis di Twitter atau LinkedIn adalah langkah pertama yang bisa kita lakukan. Tapi bukan berarti setelah kita menggunakan sosial media itu maka secara otomatis leads penjualan akan meningkat. Karena apa yang kita lakuka setelah itu adalah yang menentukan hasil dari usaha marketing bisnis kita.
2. Waktu yang dihabiskan di sosial media mungkin lebih baik digunakan di tempat yang lain
Seringkali kita berfikir menggunakan sosial media untuk bisnis akan menguras waktu kita dalam bekerja dan berkehidupan di masyarakat. Tapi itu tidak berlaku ketika kita tahu apa manfaat sebenarnya dari sosial media. Ketika kita bisa melihat sosial media sebagai sumber daya jangka panjang untuk membangun loyalitas pelanggan, mengumpulkan mereka dan membangun komunitas adalah cara yang tidak membuang waktu secara percuma. Manfaatkan fungsi utama dari sosial media secara efektif untuk membangun bisnis.
3. Aktifitas sosial media membutuhkan jumlah yang besar dari segi waktu dan usaha
Menguasai dan memantau setiap aktivitas di sosial media tidak harus membuat kita berdiam diri dan duduk selama 24 jam dalam seminggu. Saat kita memposting konten yang menarik, memberikan pertanyaan survei ringan, mengutarakan ide segar, menampilkan citra yang eye catching dengan tujuan untuk menarik respon dari audiens, maka itu akan mengurangi dan komitmen kita dalam menggunakan waktu dan usaha.
4. Kita tidak bisa menarik pelanggan yang lebih tua
Pada awal – awal kemunculan sosial media mitos ini benar, karena sosial media hanya dikenal oleh kalangan remaja dan orang yang mengenal dan paham tentang penggunaan internet. Tapi sebuah studi Pew Research Center dan Docstoc baru – baru ini menunjukkan bahwa orang berusia 30 – 49 tahun juga menggunakan sosial media. dan lebih dari setengah mereka sudah berusia 50 – 64 tahun atau sekitar 52%. Itu artinya kita juga bisa menargetkan mereka sebagai target dari pemasaran bisnis kecil kita di sosial media.
5. Twitter hanya bekerja untuk para selebriti, tidak untuk bisnis kecil
Ada juga yang bilang kalau Twitter itu paling banyak digunakan oleh para selebriti atau orang penting lainnya. Yang artinya perhatian audiens akan sulit didapatkan oleh bisnis kecil. Tapi it seutuhnya tidak dibenarkan. Ramai tidaknya Twitter kita bukan hanya bergantung dari siapa nama akun, tapi juga dari konten yang dipostingnya. ostingan yang berkualitas akan membuat orang mau mampir, memfollow atau me-retweet postingan kita. Jangan terlalu mempromosikan brand bisnis, pastikan saja mereka nyaman dan menyebutkan sendiri nama atau brand bisnis kita.
6. Bio Twitter dan avatar tidak penting
Tidak akan ada yang mau membeli produk yang kita tawarkan di sosial media, ketika akun sosial media kita saja tidak meyakinkan. Nama akun, foto profil sampai bio di akun sosial media harus diisi dengan sebenar – benarnya. Isikan semua data tersebut dengan mencantumkan nama atau merek bisnis, dengan begitu siapapun yang mau membeli tidak akan ragu.
7. Semakin banyak postingan Facebook, keuntungan akan jauh lebih berlimpah
Postingan sebuah akun bisnis atau akun profesional tentu berbeda dengan postingan anak berusia 15 – 17 tahun. Mereka bisa memposting kapanpun, sebanyak apapun dan bagaimanapun. Tapi itu tidak bisa diterapkan dalam postingan konten sebuah bisnis. Kita sebaiknya membuat jadwal yang konsisten dilakukan.
Postingan kita juga diawasi oleh Facebook, karen Facebook akan menghukum mereka yang terlalu sering memposting poster atau yang berhubungan dengan penjualan. Maka dari itu, kita bisa mulai mengurangi jumlah postingan dengan menjadwalkan sesuai dengan target kita.
8. Biaya sosial media visual terlalu mahal dan membutuhkan waktu ekstra
Sekarang memposting konten visual berupa video sudah tidak sulit dan tidak mahal. Banyak sosial media yang menjadi wadah para creator video di Indonesia untuk menunjukkan bakat mereka. Facebook, Twitter, Instagram, Vine, dan lain sebagainya juga sudah bisa membantu kita mengunggah video baik itu konten biasa ataupun seputar promo. Membuatkan juga tidak membutuhkan peralatan khusus dan mahal. Cukup sebuah kamera atau handphone berkamera, maka video sudah bisa kita unggah di sosial media.
9. Personal branding tidak bekerja
Terkadang sulit bagi kita untuk membedakan mana branding bisnis dan branding untuk diri sendiri. Hubungkan saja akun sosial media bisnis dengan akun pribadi kita. Buatlah konten yang sedikit “nyambung” dan ajak orang mengenal siapa kita melalui akun bisnis dan mengenal bisnis melalui akun kita. Ketika mereka tahu bisnis kita, mereka juga akan penasaran dan mencari siapa pemilik akun tersebut yang ternyata itu kita.