Valentine adalah hari kasih sayang kata para remaja jaman sekarang, padahal hari kasih yang sebenarnya tidak hanya pada tanggal 14 Februari, karena Islam mengajarkan kita untuk selalu terus menerus saling berbagi kasih sayang terhadap sesama kaum muslim lainnya dimanapun kita berada, tidak mengenal waktu dan tempat.
Lalu untuk apa bangga dengan hari yang dibudayakan oleh budaya non muslim, kalau agama kita sudah mengajarkan untuk berkasih sayang jauh dari sebelum valentine itu ditetapkan.
Ada yang mengatakan juga kalau sampai tidak merayakan valentine hidup kamu tidak Gaul, hidup kamu kuper, hidup kamu menyedihkan dan sebagainya. Padahal orang yang memvonis seperti itulah yang memang kurang Up To Date pada sejarah dunia, karena jauh sebelum valentine itu dirayakan Rasullullah selalu berpesan kepada kita sebagai ummatnya untuk saling sayang menyayangi satu sama lain, selagi nyawa masih dikandung badan.
Jadi, jangan bersedih hati jika orang lain remehkan kamu atau mengejek karena tidak rayakan valentine, sebab muslimah sejati memang tidak pernah rayakan valentine, karena ia tahu bahwa hari kasih sayang itu tidak hanya datang satu tahun sekali, tapi setiap saat.
Bagi Muslimah Sejati Hari Kasih Sayang Tidak Hanya Datang Satu Tahun Sekali
Iya, bagi seorang muslimah sejati hari kasih sayang itu tidak hanya datang dalam satu tahun sekali, karena hari kasih sayang ini selalu datang setiap saat. Sebab, islam selalu mengajarkan kita sebagai ummat Nabi Muhammad SAW untuk selalu berkasih sayang, agar ukhuwah islamiyah tetap terjalin kuat antara umat islam yang satu dengan yang lainnya.
Muslimah Sejati Rayain Hari Kasih Sayangnya Setiap Saat, Karena Tugas Muslimah Memang Saling Menyayangi
Muslimah sejati rayain hari kasih sayangnya setiap saat, kaena tugas kita sebagai muslimah memang harus hidup saling menyayangi satu sama lain. Maka berbahagilah wahai muslimah, karena hari kasih sayang yang kita miliki jauh lebih berarti dari hanya sekedar hari valentine, dimana hari kasih sayangnya yang datang hanya satu kali dalam setahun, tapi setiap saat.
Muslimah Sejati tak Pernah Tergiur Untuk Merayakan Valentinan, Karena Ia Tidak Suka Meniru Sesuatu Yang Bukan Budaya Islam
Muslimah sejjati tidak tergiur untuk metayakan valentine, Mengapa? Karena muslimah sejati tidak suka meniru sesuatu yang bukan budaya islam. Dan jika ditinjau lebih dalam lagi valentine atau hari kasih sayang itu sebenarnya emang budaya kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW, yang memang dituntut untuk terus menebar kasih sayang kepada saudara seiman. Maka pantas saja jika muslimah sejati tidak tergiur, karena sebelum hari valentine yang menurut mereka penting sudah biasa dirayakan dengan meriah setiap saat.
Muslimah Sejati Tidak Pernah Valentinan, Bukan Berarti Ia Tidak Gaul Tapi Ia Tahu Bahwa Allah Tidak Menyukainya
Muslimah sejati memang tidak pernah rayakan hari valentine, tapi bukan berarti ia tidak gaul, namun ia tahu bahwa Allah tidak menyukainya. Karena sabda Nabi Muhammad SAW “Man Tasyabbaha Biqawmin fahuwa Minhum” yang artinya “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka”.
Dan sudah jelas bukan bahwa kita sebagai umat islam dilarang untuk mengikuti budaya-budaya agama orang lain (Non muslim), karena jika kita sampai mengikutinya maka sama saja kita dengan mereka. Maka hati-hatilah dalam merayakan hari yang memang bukan budaya kita sebagai umat muslim.
Islam Mengajarkan Saling Berkasih Sayang Jauh Dari Sebelum Hari Valentine Itu Ditetapkan, Jadi Tak Perlu Bangga Dengan Hari Valentine
Ingatlah, bahwa islam mengajarkan saling berkasih sayang itu jauh dari sebelum hari valentine itu detetapkan, jadi tidak usah bangga dengan datangnya hari valentine.
Hari valentine hanya untuk orang-orang yang tidak tahu bahwa hari kasih sayang itu sebenarnya tidak hanya datang dalam satu tahun sekali. Dan hari valentine sebenarnya bukan hanya identik dengan seikat bunga untuk kekasih, sekotak coklat, atau menyerahkan apa-apa yang ada pada diri kita untuk kekasih.
Tetapi valentine atau hari kasih sayang ini adalah dimana kita harus saling menjaga bukan saling rela melakukan maksiat, saling memperingati dengan rasa kasih dan sayang, agar tetap terjalin erat ukhuwah islamiyah yang telah Nabi kita anjurkan kepada kita sebagai ummatnya.