Pentingnya Informasi Harga Pokok Penjualan

Default Social Share Image

Pentingnya Informasi Harga Pokok Penjualan – Pada masa sekarang ini dunia bisnis berkembang dengan cepat dan sangat bervariasi. Pelaku industripun tidak hanya dari orang-orang yang memang sudah lama bergelut di bidang bisnis tetapi juga berasal dari orang-orang yang tidak ada pengalaman bisnis sebelumnya.

Adakalanya dalam usaha baru tersebut pebisnis pemula akan banyak menemui kendala yang tidak diprediksikan sebelumnya. Misalnya setelah beberapa lama berbisnis ternyata tidak bisa mengetahui apakah bisnisnya tersebut menguntungkan apa tidak. Dari contoh diatas ada baiknya seorang pebisnis baru atau seorang yang duduk di jajaran manajemen sebuah perusahaan lebih memahami tentang pentingnya Harga Pokok Penjualan (COGS).

Karena dengan memahami HPP kita dapat mengetahui berapa keuntungan dari pembuatan produk yang dibuat. Selain itu COGS seringkali berkaitan dengan posisi relatif kita terhadap pesaing. Suatu contoh permen yang hendak kita jual diperoleh dengan harga 1.000 rupiah per bungkus sementara toko kelontong sebelah memperolehnya dengan harga 1.200 rupiah per bungkus, maka keuntungan yang kita peroleh akan lebih besar daripada toko kelontong sebelah tersebut.

Baca Juga :  Cara Menghibur Teman Supaya Cepat Move On

Dari informasi sederhana itu kita bisa menganalisa lebih jauh mengapa harga jual pesaing lebih tinggi apakah karena segmen pasarnya, perolehan bahan baku yang mudah dan murah, cara memproduksinya yang efisien atau bargaining power dari perusahaan tersebut terhadap konsumennya.

Pada dasarnya Harga Pokok Penjualan (istilah yang dipakai IAI) adalah segala cost yang timbul dalam rangka membuat suatu produk menjadi siap untuk dijual. Atau dengan kalimat lain, Harga Pokok Penjualan adalah cost yang terlibat dalam proses pembuatan barang atau yang bisa dihubungkan langsung dengan proses yang membawa barang dagangan siap untuk dijual.

Sebagai contoh apabila kita memproduksi permen, maka komponen biaya yang masuk ke dalam COGS adalah gula, air, pembungkusnya, listrik, dan tenaga kerja. Lain halnya jika Anda membuka toko kelontong yang menjual permen. COGS permen yang Anda jual adalah biaya untuk membeli permen tersebut dari supplier kita.

Baca Juga :  6 Tips Untuk Mengasah Kualitas Menulis Email Marketing Anda Agar Lebih Persuasif

Struktur Harga Pokok Penjualan

Dengan difinisi di atas, dapat kita peroleh struktur dasar harga pokok penjualan. Harga pokok Penjualan pada dasarnya terdiri dari dari 3 (tiga) element besar saja:

1. Persediaan (Inventory)

Untuk perusahaan manufaktur terdiri dari:

    • Persediaan Bahan Baku (Raw Materials)
    • Persediaan Barang Dalam Proses (WIP = Work In Pocess)
    • Persediaan Barang Jadi (Inventory)

Sedangkan untuk perusahaan dagang persediaan hanya terdiri dari Persediaan barang dagangan saja.

2. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)

Direct Labor Cost adalah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang langsung terlibat pada proses pengolahan barang

3. Overhead Cost

Adalah cost yang timbul selain dari ketiga kedua elemen tersebut diatas, yang biasanya disebut dengan indirect cost, jenisnya tentu saja bervariasi, tergantung jenis usaha, sekala usaha dan jenis sumberdaya yang dipakai oleh perusahaan. Yang jamak kita temui pada usaha manufaktur atau dagang adalah

    • Sewa (Rental Cost)
    • Penyusutan Mesin & Peralatan (Depreciation on Machineries & Equipment)
    • Penyusutan Bangunan Pabrik (Factory’s Building Depreciation)
    • Listrik, Air untuk pabrik (Factory’s Utilities)
    • Pemeliharaan Pabrik & mesin (Factory & Machineries Maintenance)
    • Pengemasan (Packaging/Bottling & labor cost-nya)
    • Gudang (Warehousing Cost)
    • Sample produksi (Pre-production sampling)
    • Ongkos kirim (Inbound & Outbound deliveries)
    • Container (Continer)

Dengan melakukan analisis detail terhadap COGS, kita sedikit banyak dapat mengetahui bagaimana positioning suatu perusahaan serta efisiensi dari proses produksi barangnya.