Perkembangan Masyarakat Masa Munculnya Rasa Kebangsaan

KABARPANDEGLANG.COM – Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh semenjak usang, bukan secara datang-datang. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum bersifat nasional. Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan mencakup semua wilayah Nusantara gres muncul sekitar awal periode XX.

Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan identitas nasional yakni dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara kita ini. Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan.

Kebangkitan nasional adalah era di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya tidak pernah muncul selama abad penjajahan.

Dalam kurun ini muncul sekelompok masyarakat Indonesia yang menginginkan adanya perubahan karena penindasan dan penjajahan. Perkembangan masyarakat Indonesia pada era munculnya rasa kebangsaan terjadi di aneka macam bidang kehidupan, di antaranya sebagai berikut.

1. Bidang Pendidikan

Perkembangan pendidikan menjadikan munculnya para cendekiawan baik hasil dari pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Para cendikiawan ini menjadi pelopor dan pemimpin muculnya organisasiorganisasi pelajar dan mahasiswa untuk melawan penjajah, seperti Perhimpunan Indonesia.

Berdirinya PI berawal dari didirikannya Indosche Vereniging tahun 1908 di Belanda, organisasi ini bersifat moderat (selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem) sebagai perkumpulan sosial mahasiswa Indonesia di Belanda untuk memperbincangkan persoalan dan persoalan tanah air.

Pada awalnya Perhimpunan Indonesia merupakan organisasi sosial. Memasuki tahun 1913, dengan dibuangnya tokoh Indische Partij ke Belanda maka dibuatlah pokok pedoman pergerakan yaitu Hindia untuk Hindia yang menjadi nafas baru. Perkumpulan mahasiswa Indonesia. Iwa Kusumasumantri sebagai ketua menyatakan tiga azaz pokok Indische Vereeniging yakni:

  • Indonesia memilih nasibnya sendiri
  • Kemampuan dan kekuatan sendiri
  • Persatuan dalam menghadapi Belanda

Tahun 1925 Indische Vereeniging berubah menjadi Perhimpunan Indonesia dengan tujuannya Indonesia merdeka. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh penggerak PI Belanda maupun di luar negeri, diantaranya ikut serta dalam kongres Liaga Demikrasi Perdamaian Internasional tahun 1926 di Paris, dalam kongres itu Mohammad Hatta dengan tegas menyatakan tuntutan akan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga :  Penggolongan Hewan Sesuai Makanannya

Pengaruh perkembangan dan keadaan era munculnya rasa kebangsaan terhadap kehidupan kurun kemerdekaan hingga kini di bidang pendidikan antara lain sebagai berikut :

  • Dengan adanya Perhimpunan Indonesia pergerakan kebangsaan terus berjalan sehubungan dengan meningkatnya wawasan pemimpin-pemimpin Indonesia yang telah mengetahui bahwa bangsanya selama ini telah dijajah. Hal inilah yang membangkitkan pelajar-pelajar Indonesia yang ada di Hindia Belanda untuk berjuang membela bangsanya dan membentuk perhimpunan indonesia pada tahun 1908.
  • Banyaknya penduduk pribumi yang bersekolah telah menghasilkan kaum bakir bakir dikalangan penduduk pribumi. Kaum akil pintar inilah yang mempelopori kesadaran kebangsaan, ialah suatu kesadaran tentang perlunya persatuan dan kesatuan bangsa. Peristiwa timbulnya kesadaran berbangsa disebut Kebangkitan Nasional Indonesia. Kaum cendekia akil ini pula yang mempelopori dan memimpin pergerakan nasional pada awal kala ke-20.

2. Bidang Ekonomi

Ada upaya untuk abolisi eksploitasi ekonomi ajaib. Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemalaratan serta meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.

Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada tahun 1905, dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar mampu bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa. Pada saat itu, pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Hindia Belanda lainnya.

Di bawah pimpinan H. Samanhudi, perkumpulan ini berkembang pesat sampai menjadi perkumpulan yang kuat. R.M. Tirtoadisurjo pada tahun 1909 mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Batavia. Pada tahun 1910, Tirtoadisuryo mendirikan lagi organisasi semacam itu di Buitenzorg. Demikian pula, di Surabaya H.O.S. Tjokroaminoto mendirikan organisasi serupa tahun 1912.

Tjokroaminoto masuk SI bersama Hasan Ali Surati. Tjokroaminoto lalu dipilih menjadi pemimpin, dan mengubah nama SDI menjadi Sarekat Islam (SI). Pada tahun 1912, oleh pimpinannya yang gres Haji Oemar Said Tjokroaminoto, nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Hal ini dilakukan supaya organisasi tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain mirip politik. Tujuan SI yaitu sebagai berikut:

  • Mengembangkan jiwa dagang.
  • Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang perjuangan.
  • Memajukan pengajaran dan semua perjuangan yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
  • Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.
  • Hidup menurut perintah agama.
Baca Juga :  Pengaruh Kurangnya Asupan Air Putih Bagi Kesehatan Tubuh

Sarekat Dagang Islam tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja. Tujuan SI ialah membangun persaudaraan, persahabatan dan bahu-membahu di antara muslim dan berbagi perekonomian rakyat.

Pengaruh perkembangan dan keadaan periode munculnya rasa kebangsaan terhadap kehidupan kala kemerdekaan hingga kini di bidang ekonomi :

  • Tujuan Sarekat Dagang Islam adalah membangun persaudaraan, persahabatan dan gotong royong di antara muslim dan berbagi perekonomian rakyat. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim.
  • Sarekat Dagang Islam menghimpun para pedagang pribumi Muslim agar mampu bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa. Pada dikala itu, pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju usahanya dan mempunyai hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Hindia Belanda lainnya.

3. Bidang Politik

Banyak muncul organisasi-organisasi pergerakan yang menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang telah hidup dalam penindasan penjajah. Mereka ingin menghancurkan kekuasaan kolonial di Indonesia. Mulai muncul paham-paham baru mirip nasionalisme, liberalisme, sosialisme, dan demokrasi.

Semangat nasionalisme pada abad ini digunakan sebagai paham atau ideologi bagi organisasi pergerakan, salah satunya Partai Nasional Indonesia yang diketuai oleh Ir. Soekarno.

Pada tanggal 4 Juli 1927 para pengurus Algemeene Studie Club (Kelompok Belajar Umum) di Bandung mendirikan perkumpulan gres yang dinamakan Perserikatan Nasional Indonesia. Mereka ialah Ir. Soekarno, Mr. Sartono, dr. Samsi, Mr. Iskaq Cokrohadisuryo, Mr. Budiarto, Mr. Ali Sastroamijoyo, Mr. Sunario, dan Ir. Anwari. Perkumpulan ini kemudian berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI).

Tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangannya nonkooperasi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka PNI berasaskan pada self help, yaitu prinsip menolong diri sendiri, artinya memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan sendiri; nonkooperatif, yaitu tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah Belanda; Marhaenisme, adalah mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan.

Baca Juga :  Volume Berdiri Gabungan Berdiri Ruang

Pengaruh perkembangan dan keadaan periode munculnya rasa kebangsaan terhadap kehidupan abad kemerdekaan hingga kini di bidang politik antara lain :

  • Partai Nasional Indonesia melakukan usaha politik, yaitu memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia, memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan, mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia, dan menumpas segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik.
  • Pada 17-18 Desember 1927 diadakan rapat yang dihadiri oleh PNI, Partai Sarekat Islam, Budi Utomo, Pasundan, Soematranenbond, Kaum Betawi, dan Indonesische Studieclub dan Algeemene Studiclub sepakat mendirikan suatu federasi ialah Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).

4. Bidang Sosial dan Budaya

Melakukan pembentukan identitas nasional, seperti penggunaan nama Indonesia untuk menyebut negara kita. Hal ini diawali oleh J.R Logan pada tahun 1850 dan istilah Indonesia semakin terkenal sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Ada upaya untuk melindungi, memperbaiki, dan mengembalikan budaya bangsa Indonesia yang hampir punah alasannya adalah masuknya budaya gila sejalan dengan masuknya penjajah di Indonesia.

Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama Perkembangan Masyarakat Masa Munculnya Rasa Kebangsaan

Pengaruh perkembangan dan keadaan abad munculnya rasa kebangsaan terhadap kehidupan abad kemerdekaan hingga kini di bidang sosial dan budaya antara lain :

  • Organisasi-organisasi politik yang lahir sesudah Sumpah Pemuda, semuanya memakai kata “Indonesia” dalam namanya, mirip Partai Indonesia (Partindo) tahun 1931, Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) tahun 1931, Partai Indonesia Raya (Parindra) tahun 1935 dan lain-lain. Bahwa partai Sarekat Islam, pada tahun 1929 berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Dengan demikian partai ini lebih menujukkan corak kebangsaannya.
  • Gerakan ke arah persatuan semakin ulet diusahakan sehabis Kongres Pemuda II. Proses penyatuan aneka macam sifat kedaerahan menjadi sifat nasional. Sejak Kongres Pemuda kedua, organisasi-organisasi cowok kedaerahan mulai memproses untuk “bersatu menjadi satu wadah”, dan gres berhasil secara tuntas, ialah pada tanggal 31 Desember 1930 dengan nama organisasi Indonesia Muda.

Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!