KABARPANDEGLANG.COM – Penerangan dalam rumah biasanya memakai lampu listrik. Lampu-lampu listrik tersebut mampu menyala alasannya adalah adanya energi listrik yang mengalir dalam rangkaian listrik. Rangkaian Listrik merupakan suatu kumpulan alat-alat listrik yang saling di hubungkan atau dirangkai dengan sumber tegangan menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan kegunaan tertentu. Secara umum ada dua jenis rangkaian listrik yakni rangkaian seri dan rangkaian paralel. Rangkaian listrik yang digunakan di rumah biasanya memakai rangkaian paralel.
Kedua jenis rangkaian listrik tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Keuntungan rangkaian seri yaitu ekonomis kabel, dan rangkaiannya sederhana sehingga membuatnya pun mudah. Kerugiannya pada dikala salah satu lampu mati, yang lain juga mati. Begitu juga pada nyala lampunya, tidak terperinci (redup). Energinya juga boros, alasannya adalah digambarkan 1R+1R+1R. Sementara rangkaian paralel yakni 1/R+1/R+1/R. Sementara laba dan kerugian rangkaian paralel yaitu kebalikan dari kerugian dan keuntungan seri.
1. Rangkaian Listrik Seri
Rangkaian listrik seri adalah rangkaian alat listrik yang disusun secara berurutan. Dalam rangkaian jenis ini, jikalau salah satu lampu padam, lampu yang lain akan ikut padam. Arus listrik yang mengalir di kedua lampu mempunyai besar yang sama. Adapun tegangan listrik pada kedua lampu memiliki sifat sebagai berikut.
- Jika kedua lampu memiliki ciri sama, tegangan listrik bernilai sama.
- Jika kedua lampu mempunyai ciri yang berbeda, tegangan listrik akan berbeda.
2. Rangkaian Listrik Paralel
Rangkaian listrik paralel adalah rangkaian alat listrik yang disusun secara bertingkat atau sejajar. Dalam rangkaian jenis ini, bila salah satu lampu padam, lampu yang lain akan tetap menyala. Tegangan listrik pada kedua lampu bernilai sama. Arus listrik pada kedua lampu mempunyai sifat sebagai berikut.
- Jika kedua lampu mempunyai ciri sama, arus listrik bernilai sama.
- Jika kedua lampu memiliki ciri yang berbeda, arus listrik akan berbeda.
Benda Konduktor dan Isolator Listrik
Benda konduktor ialah benda-benda yang dapat mengantarkan listrik dari sumber listrik. Sebaliknya, benda isolator yakni benda-benda yang tidak mampu mengalirkan listrik dari sumber listrik. Contoh benda yang termasuk konduktor listrik yaitu benda logam seperti besi, baja, timah, tembaga, dan kuningan. Sedangkan benda yang termasuk isolator listrik yakni kaca, plastik, kain, dan kayu kering.
Untuk pertanda sebuah benda termasuk konduktor atau isolator listrik mampu dilakukan dengan percobaan sederhana. Sediakan benda-benda berikut.
- Batu baterai
- Lampu 5 watt
- Kabel
- Klip kertas logam, plastik, karet, kertas, kain, kapas, uang logam, watu, seng, dan kaca.
Cara kerja:
- Buatlah rangkaian listrik seri. Pastikan lampu mampu menyala.
- Gantilah klip kertas logam dengan plastik, karet, kertas, kain, kapas, uang logam, kerikil, seng, dan beling. Kemudian, amati keadaan lampu.
Dua buah baterai sebagai sumber listrik dihubungkan ke lampu dengan menggunakan kabel yang disambung dengan klip kertas dari logam. Lampu tersebut akan menyala alasannya adalah arus listrik mengalir dari baterai ke lampu. Dalam hal ini, klip kertas disebut sebagai konduktor alasannya adalah bisa mengalirkan listrik.
Berikut ini video mengenai rangkaian listrik dan paralel.
Jika klip kertas logam diganti dengan karet dan sedotan plastik, lampu tidak menyala. Hal ini memperlihatkan bahwa karet dan sedotan plastik tidak dapat menghantarkan listrik. Oleh sebab itulah, karet dan sedotan plastik digolongkan sebagai bahan isolator.
Membuat Rangkaian Listrik
1. Alat dan Bahan :
- Tempat baterai 2 buah
- Papan triplek/hardboard (sebagai ganjal)
- Batu baterai 1,5 volt sebanyak 2 buah
- Lampu bohlam 3 buah
- Viting ( kawasan dudukan bohlam) 3 buah
- 3 buah saklar
- Kabel kecil secukupnya (pada KIT IPA sudah ada)
2. Cara Membuat :
- Pasang baterai pada daerah baterai, letakan kedua kawasan baterai berjajar dengan posisi kutub negatif berhadapan dengan kutub kasatmata (seri) hubungkan kedua baterai menggunakan kabel.
- Masukan lampu bohlam ke dalam viting, pasang berjajar di depan kawasan baterai.
- Pasangkan saklar diantara tempat baterai dan lampu (di tengah-tengah)
- Sambungkan kabel dengan viting (bab berulir pada lampu biasanya kutub negatif, kutub positinya berada di bagian bawah lampu)
- Hubungkan kutub negatif baterai dengan saklar, kemudian saklar dihubungkan dengan kutub faktual baterai.
- Hubungkan kutub nyata lampu dengan kutub negatif (-) baterai. Lakukan sama terhadap kedua lampu yang lain.
Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!