Archives : heryadi bin syarifudin
Pasukan Sancang Lodaya sektor 15 gunung karang pandeglang, merupakan pasukan gerilya berani mati yang bisa memporak-porandakan batalyon infanteri Belanda di Banten, yang diketahui selaku pertempuran maung sibuntung.
Dalam sebuah peperangan sengit dengan Belanda di Cipucaringin kaki Gunung Pulosari dan Karang pasukan Sancang Lodaya dipimpin oleh Tubagus Ahmad Gozali. Seorang ulama yang juga mayor TKR di bawah Jenderal Sudirman.
Pada tahun 1949 Komandan Sektor Gunung Karang ( Tb A Gozali ) mengadakan inspeksi pasukan dan di bab penyidik yakni Sdr. Adam sukses merampas senjata berat Belanda tergolong amunisinya.
Anggota TKR kopral Ma’mun yang menjinjing 9 senjata hasil rampasan pada komandan nya mayor TB a Gozali. Namun hari naas terjadi Pada waktu pertempuran di Kampung Cipuringin tahun 1949 , Tb A Gozali mengambil peluru Tekydanto/Mortir dari lawan ( Belanda ). Peluru itu oleh belanda di tembakan terhadap pihak Tb A Gozali tetapi peluru itu ternyata tidak mengena sasaran dan tidak meledak. Setelah di ambil oleh anak buah Tb A Gozali dan di serahkan terhadap Tb A Gozali , setelah di pegang peluru itu oleh Tb A Gozali tiba datang peluru tersebut meledak dan mengena ajun Tb A Gozali.
Setelah di rawat oleh dokter Satrio yang waktu itu sedang berada di Gunung Karang, dengan perawatan yang sangat sederhana sekali Tb A Gozali masih tetap mampu berjalan seperti biasa walaupun dengan satu tangan.
Pertempuran sengit di Gunung Karang Pandeglang ini terdengar sampai ke indera pendengaran
Bung Tomo selaku panglima TKR, dan ingin membuktikan bahwa tentara TKR di Pandeglang sudah bisa mengalahkan Belanda tanpa senjata yang mencukupi, Bung Tomo pun tiba ke Daerah Banten dan dia berkata ternyata yang terus-menerus ada peperangan cuma di Gunung Karang yang di pimpin oleh Tb A Gozali
Tb A Gozali di sektor 15 yang di namakan Sancang Lodaya sektor 15 Gunung Karang. Setelah itu Tb A Gozali di angkat menjadi Komandan batalyon Sektor Gunung Karang. Walupun tangan kanan nya putus tinggal sebelah, tapi kemampuan gerilya nya sangat ditakuti Belanda.
Karena peristiwa itu, maka di buatlah suatu Tugu Perjuangan di kawasan mengger oleh Bung Tomo yang di perintah oleh Bung Karno. Tugu tersebut masih ada hingga sekarang yang terletak di kawasan Mengger tepatnya di Jalan Raya Labuan Km7 Pandeglang meski kondisinya kurang terawat.