Zaman sekarang susah mendapati orang-orang yang benar-benar ikhlas melakukan kebaikan, karena tak sedikit orang pada era sekarang sudah membiasakan melakukan kebaikan dengan cara diumbar lewat update-an status disosial media.
Habis shadaqah sedikit langsung ambil Gadjet untuk posting gambar dan ulasan tentang kebaikan yang dilakukan. Padahal jika memang kita tulus untuk memberi sebaiknya kita sembunyikan saja dari mata yang melihat agar ikhlas yang kita punya tidak terhapus sia-sia.
Karena untuk menjaga keikhlasan terkadang kita harus menempuh cara yang diluar kebiasaan terkadang sedikit merepotkan. Terkesan tidak umum, namun dimata Allah justru yang lebih disukai karena lebih terjaga niat dan rasa keikhlasan.
Makanya ada istilah dalam agama untuk memberi dengan tangan kanan, seolah-olah tangan kiri tak mengetahuinya.
Jangan Mengingat Kebaikan Yang Pernah Kamu Lakukan, Tapi Ingatlah Kebaikan Orang Lain Terhadapmu
Ini juga yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita. Dimana ketika kita melakukan kebaikan terhadap orang lain, senantiasa kita mengingatnya. Jadi ketika orang lain melakukan keburukan kepada kita, tanpa sadar kita mengeluhkan kebaikan yang dulu pernah kita lakukan.
Maka dari itu kita dianjurkan untuk tidak mengingat kebaikan apa yang telah kita berikan kepada orang lain, agar ketika kita tidak mengoceng dikemudian hari jika perlakuan kita tidak dibalas dengan baik pula olehnya.
Jika Tanganmu Pendek Memberikan Kebaikan Pada Orang Lain, Maka Panjangkanlah Lisanmu Untuk Berterima Kasih Dan Mendoakannya
Jika memang hidup kita terasa berat untuk memberi sesuatu yang mengandung kebaikan kepada orang lain, maka hendakalah kita membiasakan lisan berucap terima kasih kepadanya.
Agar hati kita tergerak untuk melakukan kebaikan seperti yang kita terima dari orang lain. Dan jangan lupa untuk mendoakannya, karena doa yang baik akan kembali pada yang mendoakan.
Jika Tak Mampu Membuat Kebaikan, Maka Jangan Jadi Penghalang Orang Lain Berbuat Kebaikan
Dan jika memang kita sangat tidak mampu untuk melakukan kebaikan, maka jangan sampai kita menjadi penghalang orang lain untuk melakukan kebaikan.
Ini biasanya terjadi kepada anak muda jaman sekarang, ketika mendapati salah satu temannya yang tiba-tiba berubah lebih islami dengan menutup auratnya dengan kerudung, biasanya akan mengoloknya seraya berkata “Berhijab itu jangan separoh-separoh, makanya sebelum hijabin tubuh hijabin dulu hatinya”.
Sering kan kita dengar bahasa seperti tadi, padahal jika memang tidak mampu membuat dirinya lebih baik, jangan sampai membuat orang lain terus dalam keburukan. Lagipula tak ada qaidah hijabin dulu hati lalu Aurat kemudian.
Yang namanya perintah untuk berhijab ya berhijab saja, tidak usah nunggu hati bersih dulu. Dan tentang hati itu bisa kita asah sedikit demi sedikit dalam berjalannya waktu.
Sekecil Apapun Kebaikan Yang Kita Lakukan Tidak Akan Berakhir Sia-Sia
Percaya atau tidak rumus ini sudah banyak membawa hasil, jika tidak percaya coba saja buktikan dengan membiasakan melakukan hal-hal sederhana yang mengandung kebaikan.
Walau hanya sekedar menutup tubuh dengan kain, buktinya banyak kan kehidupan wanita yang menutupi auratnya lebih dihargai ketika berada diluar. Sedikit kan mata jahat atau sapaan jahat yang mengoloknya, dan ini hanya sebagian dari hikmahnya.
Karena Allah Menyuruh Kita Untuk Selalu Berlomba-lomba Dalam Kebaikan
Maka dari itu didalam Al-qur’an Allah memerintahkan kita untuk terus berlomba-lomba dalam kebaikan. Tanpa harus melihat sebesar ataupun sekecil apapun nilai kebaikan tersebut. Tak perlu melihat kepada siapa kita harus melakukannya, dimanapun dan kapanpun.