Banyak yang mendefinisikan suami yang baik adalah ia yang selalu pengertian, selalu menghargai, dan selalu bisa menghormati istrinya dengan baik dan bijak, ntah ketika ia disisinya atau ketika ia sedang jauh dari sisinya.
Iya, semua itu memanglah benar, dan bahkan sangat benar sebab memang tak akan indah sebuah hubungan jika tidak didasari oleh saling pengertian dan saling menghargai satu sama lain, karena dari dua sifat inilah kemudian akan hadir yang namanya saling terbuka dan saling percaya, sehingga akhirnya hubungan yang dijalin dapat terjaga dengan sempurna.
Dan untuk melengkapi definisi diatas tentang suami yang baik, salah satunya pula adalah ketika seorang suami itu bisa mendidik istri dengan cara menuntun, bukan hanya sekedar dengan menuntut, sebab tak jarang kita temuai seorang suami yang kebiasannya hanya menuntut, bukan menuntun, sehingga kebaikan yang didapatkan juga tak berbuah sempurna.
Oleh karena itu, wahai lelaki. Jangan sesekali kau didik istrimu dengan cara menuntut, sebab istrimu bukan makhluq sempurna, dan sampai kapanpun ia takkan menjadi sempurna, tetapi tuntunlah ia dengan kesempurnaan yang kamu miliki, dan sempurnakanlah apa-apa yang menjadi kekurangannya, sebab tujuanmu menikahinya adalah memang untuk menyempurnakan agamanya, bukan?
Lalu, jika kau bertanya dengan cara apa kau mendidik, dan cara menuntun yang baik itu seperti apa? Maka jawabannya adalah jangan pernah sesekali kau lepaskan egomu hanya dengan menyuruh semata dan menuntut, tetapi arahkan ia dan tuntunlah dengan bijak.
Suami Yang Baik Tak Pernah Sekalipun Menuntut Agar Istrinya Selalu Sempurna Didepan Matanya, Tapi Ia Akan Selalu Berusaha Menyempurnakan Kekurangannya
Sebab, suami yang baik itu adalah ia yang tak pernah sekalipun menuntut agar istrinya selalu sempurna didepan matanya, tetapi ia akan selalu berusaha menyempurnakan kekurangannya dengan kelebihan yang ia miliki.
Sehingga, istrinyapun selalu mensyukuri betapa beruntungnya ia telah memiliki seorang imam yang benar-benar bijaksana dalam menerima dan menjaga dirinya.
Ketika Ia Ingin Mengarahkan Kepada Yang Lebih Baik, Maka Ia Akan Memberi Contoh, Dan Bukan Hanya Sekedar Menyuruh
Ketika ia ingin mengarahkan kepada yang lebih baik, maka suami yang baik pasti akan selalu memberi contoh, dan bukan hanya sekedar menyuruh semata, sebab kebaikan yang diharapkannya bukan hanya untuk istrinya saja.
Nmun dirinyapun mengharapkan kebaikan yang sama, sehingga saat ia menginginkan istrinya menjadi lebih baik maka ia akan memulai dengan dirinya sendiri.
Ketika Ia Menegur Kesalahan Istrinya, Maka Ia Akan Gunakan Bahasa Yang Penuh Kasih Sayang
Ketika ia menegur kesalahan istrinya, maka ia akan menggunakan bahasa yang penuh kasih sayang, ia mengingatkan dengan bahasa yang santun dan tidak menghinakan.
Sebab ia sadar apabila ia mengeluhkan kekurangan istri dari perbuatan salahnya, maka sama saja ia menyuarakan bahwa dirinya tidak mampu menjadi imam yang baik untuk wanita yang dicintainya.
Ia Selalu Mengajari Istrinya Dengan Akhlaq Mulia Yang Dimiliki, Sehingga Sikap Dan Perilakunya Benar-Benar Mengayomi
Ia akan selalu menagajari istrinya dengan akhlaq mulia yang dimiliki, sehingga sikap dan perilakunya benar-benar mengayomi dan mendamaikan. Dan istrinyapun tentu akan selalu mengindahkan apa-apa yang telah diarahkan sang suami.
Sebab hati lembut wanita akan selalu tersentuh dan terus melunak bila seorang laki-laki benar baik dalam menjaga dan mendidiknya dengan kesabaran dan hati yang selalu ikhlas
Ia Tidak Pernah Sekalipun Merasa Jenuh Atas Kesalahan Yang Diperbuat Istrinya, Sebab Ia Tahu Sabar Adalah Cara Terbaik Medidik Dan Menuntunnya
Dan Sosok suami yang baik pula adalah ia yang tidak sekalipun merasa jenuh atas kesalahan yang diperbuat istrinya, sebab ia tahu bahwa sabar adalah cara terbaik mendidik dan menuntunnya.
Sehingga ketika egonya datang untuk mengelitik nafsu maka segera ia mencari Allah, sebab ia tahu jimat terampuh ketika usahanya yang nyata tidak berhasil adalah terus mendoakan kebaikan untuknya, sebab hanya Allah lah tuhan yang selalu membolak balikkan hati setiap hambanya.