Susunan Rancangan Penelitian Sosial

Susunan Rancangan Penelitian Sosial

KABARPANDEGLANG.COM – Rancangan penelitian ialah seni manajemen logis suatu penelitian yang memuat suatu rancangan yang harus dikembangkan untuk menjawab suatu pertanyaan (problematika), atau menguji suatu hipotesis, atau untuk menjabarkan suatu situasi.

Rancangan penelitian itu sebagai pemilihan perangkat metode tertentu yang dijadikan aliran bagi peneliti dalam melakukan aktivitas penelitiannya.

1. Penentuan Topik Penelitian

Penelitian ialah seperangkat usaha yang terorganisasi untuk mengetahui, mengkaji, dan mengambil fungsi terhadap sesuatu yang menjadi objek dalam rangka memperoleh pengetahuan dasar atau dalil
untuk pengembangan suatu ilmu pengetahuan. Hal-hal yang penting dalan penelitian sebagai berikut.

  1. Penelitian bermutu selalu berpangkal tolak pada fatwa yang tepat dan terperinci.
  2. Kemampuan dan keterampilan berbahasa mempunyai efek yang besar terhadap menarik dan tidaknya isi penelitian.
  3. Peneliti memerlukan pengetahuan yang cukup wacana objek yang diteliti.

Manfaat suatu penelitian sebagai berikut.

  1. Penerapan suatu pengetahuan dan dalil atau hukum yang sudah dimiliki peneliti sebelumnya.
  2. Pengembangan wawasan ilmu dan ruang lingkup ilmu pengetahuan tertentu yang dikembangkan.
  3. Peneliti mampu memperoleh manfaat berupa pengetahuan dan keterampilan yang bersifat khusus pada bidang atau subbidang pengetahuan tertentu.
  4. Peneliti mampu memperoleh hukum atau dalil yang besar manfaatnya bagi orang banyak.

a. Sumber dan Topik Penelitian

Topik ialah suatu problem atau pokok pembicaraan yang akan dibuat atau dibahas dalam penelitian. Agar terhindar dari kesulitan memperoleh topik, seorang peneliti harus memperhatikan petunjuk berikut.

  1. Menambah pengalaman dengan banyak melihat, mendengar, membaca, dan mengalami sendiri berbagai insiden.
  2. Rajin mengamati sesuatu yang terjadi di sekeliling kita.
  3. Mengembangkan daya khayal, khayalan, dan kreativitas.
  4. Mengadakan diskusi dan tukar pendapat untuk melatih mengemukakan pendapat.
  5. Memilih topik yang menarik dan ada kemampuan mengerjakan penelitian dan penulisan.
  6. Tidak membuat topik yang terlalu umum dan luas.

b. Pembatasan Topik

Topik yang terlampau umum, luas, dan tidak sesuai dengan kemampuan, ruang lingkupnya mampu dibatasi dengan cara sebagai berikut.

  1. Menurut Waktu, Periode, Atau Zaman. Topik: seni lukis pada zaman pembangunan, lebih khusus daripada topik: sejarah seni lukis di Indonesia.
  2. Menurut Tempat. Topik: Indonesia lebih khusus daripada Asia; topik: Pulau Sumatera lebih khusus daripada topik: tanah air Indonesia
  3. Menurut Objek Materi dan Objek Formal. Objek bahan ialah materi yang dibicarakan, sedangkan objek formal yaitu dari mana materi itu ditinjau. Topik: perkembangan pers di Indonesia, mampu dikhususkan menjadi perkembangan pers di Indonesia ditinjau dari segi kebebasannya. Perkembangan pers di Indonesia merupakan objek bahan, sedangkan ditinjau dari segi kebebasannya merupakan objek formal karena sudut pandangnya difokuskan pada segi kebebasan pers belaka.
  4. Menurut Pembagian Bidang Kehidupan Manusia. Topik pembangunan di Indonesia dapat dibatasi menjadi pembangunan ekonomi di Indonesia.
  5. Menurut Hubungan Klausal (Sebab-Akibat). Topik: transmigrasi di Indonesia, dapat dijadikan lebih spesifik menjadi beberapa hal yang mendorong timbulnya urbanisasi di Indonesia. Pengkhususan dilakukan menurut hubungan alasannya adalah akhir.
Baca Juga :  Proses Produksi Kerajinan Tekstil Teknik Tapestri

2. Merumuskan Masalah dan Memilih Pertanyaan Penting Dalam Penelitian

Rumusan dilema berisi pertanyaan tentang hal-hal yang akan dicari jawaban melalui aktivitas penelitian dan bermanfaat untuk menegaskan hal-hal utama yang akan diteliti. Untuk mempercepat dan mempermudah mencari data dalam penelitian, perlu dipersiapkan beberapa pertanyaan penting.

Pertanyaan tersebut harus menunjang dalam melengkapi data yang dibutuhkan. Contoh: Pertanyaan dalam penelitian duduk perkara kependudukan, antara lain sebagai berikut.

  1. Berapakah jumlah anak bapak/ibu dan berapa umurnya masing-masing?
  2. Di manakah belum dewasa sekolah?
  3. Apabila anak-anak ada yang sudah bekerja, di manakah mereka bekerja?
  4. Apakah pekerjaan bapak/ibu dan berapakah gaji bapak/ibu per bulan?
  5. Apakah ada usaha lain dalam meningkatkan pendapatan keluarga?
  6. Apakah bapak/ibu ikut acara KB dan jenis kontrasepsi apakah yang dipakai?
  7. Apakah alasan bapak/ibu ikut KB?
  8. Sebutkan (jika ada) dilema dalam mengikuti KB!
  9. Sebutkan kepentingan bapak/ibu dalam ikut KB!
  10. Sebutkan persoalan lingkungan yang ada di sekitar rumah bapak/ibu dan bagaimanakah perjuangan mengatasinya!
Baca Juga :  Aktifitas Untuk Kesehatan Jantung

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian dimaksudkan sebagai tanggapan yang ingin ditemukan dari suatu penelitian. Perumusan tujuan penelitian harus sejalan dengan perumusan penelitian. Manfaat penelitian perlu dikemukakan supaya diketahui hasil yang hendak dicapai dari penelitian dan untuk siapa hasil penelitian itu digunakan.

Keterkaitan antara rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian mampu dilihat contoh berikut.

Rumusan problem penelitian: Berapakah persentase desa A yang menggangur (tidak bekerja)?
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui persentase penduduk yang bekerja dan tidak bekerja.
Manfaat penelitian: Untuk aliran bagi perjuangan mengatasi pengangguran.

4. Tinjauan Kepustakaan Atau Studi Kepustakaan

Setiap rancangan penelitian memerlukan penelaahan kepustakaan. Bobot rancangan penelitian akan tercermin dari tinjauan kepustakaan. Fungsi tinjauan kepustakaan sebagai berikut.

  1. Menegaskan kerangka teoretis yang dijadikan landasan berpikir dalam menjawab masalah penelitian yang dibentuk.
  2. Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga menguasai duduk perkara dengan baik.
  3. Menghindari terjadinya suatu pengulangan penelitian.
  4. Mempertajam konsep dan memudahkan perumusan hipotesis.

5. Hipotesis

Hipotesis yaitu suatu pendapat yang sifatnya masih sangat sederhana alasannya adalah belum diuji oleh kenyataan di lapangan. Hipotesis yang dimunculkan di lapangan disebut hipotesis induktif. Hipotesis yang dimunculkan dari teori disebut hipotesis deduktif. Syarat-syarat dalam merumuskan hipotesis ialah:

  1. Kalimat harus terperinci dan tidak bermakna ganda;
  2. Kalimat disusun berdasar kalimat info, bukan kalimat tanya; dan
  3. Dirumuskan secara operasional sehingga memudahkan pengujian.

Ciri-ciri hipotesis yang baik antara lain mampu menjelaskan problem secara rasional, mampu diterima dengan logika sehat, dapat diuji kebenarannya, konsistensi dengan teori yang dibentuk, dinyatakan sederhana dan singkat; dan menyatakan relasi di antara variabel yang dipermasalahkan.

Berdasarkan isi dan rumusannya ada dua macam hipotesis.

  1. Hipotesis Kerja, Alternatif, Atau Asli (Ha). Hipotesis kerja, alternatif, atau orisinil adalah hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti baik yang bersifat relasional maupun deskriptif. Contoh: Perpindahan penduduk lebih tinggi di tempat yang tingkat kepadatan penduduknya semakin besar.
  2. Hipotesis Nol (Ho). Hipotesis nol ialah hipotesis yang memakai statistik untuk menguji kebenarannya. Hipotesis nol merupakan formulasi terbalik dari hipotesis kerja. Contoh: Tidak terdapat perbedaan perpindahan penduduk di daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tinggi dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah.
Baca Juga :  Meneladani Kemuliaan Dan Kejujuran Para Rasul Allah Swt

6. Subjek (Sampel Penelitian)

Sampel yakni objek penelitian yang dipilih dan ditetapkan untuk diteliti lebih jauh sesuai dengan yang diharapkan sebagai wakil dari populasi yang ada. Tujuan pengambilan sampel untuk mengadakan penghematan waktu, biaya, dan tenaga dengan validitas yang masih tetap terjaga secara baik. Populasi tergantung pada objek atau target penelitian. Populasi mampu berupa sejumlah manusia ataupun kegiatan insan.

Rancangan penelitian adalah strategi logis suatu penelitian yang memuat suatu rancangan ya Susunan Rancangan Penelitian Sosial

7. Jenis Data yang Dikumpulkan

Data yang diperoleh secara langsung dari objek ataupun responden disebut data primer, sedangkan data yang diperloleh dari kepustakaan atau literatur disebut data sekunder. Dalam penelitian, data dapat dikelompokkan menjadi dua macam.

  1. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian mirip prasasti, buku-buku, dan piagam. Data ini banyak digunakan dalam penelitian deskriptif, filosofis, dan historis.
  2. Data kuantitatif yaitu data yang berwujud angka-angka. Data ini sangat penting dan umum dipakai dalam aneka macam penelitian yang penyelesaiannya memakai metode statistik. Data kuantitatif, misalnya jumlah murid, tenaga administrasi, guru, persentase absensi, serta persentase lulusan.

Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!