Jadi tidak perlu kaya untuk satu kesetiaan.Tidak perlu mewah untuk kebahagian.
Tidak perlu jabatan dan pangkat untuk mahligai cinta, karena yang di butuhkan pasangan adalah komitmen, yang di butuhkan pasangan adalah perhatian, yang di butuhkan pasangan adalah kejujuran.
Gagal dalam pekerjaan itu lebih baik dari pada gagal dalam bangun tangga.
Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُول اللَّه صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : أَكْمَل الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ … رواه الترمذي وغيره
Orang mukmin yang paling sempurna imannya yaitu yang terbaik akhlaknya dan orang yang terbaik (ahlak) di antara kalian yaitu yang paling baik pada istrinya.
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan berakhlak baik dalam sikap dan perbuatan, karena hal ini digandengkan dengan kesempurnaan iman. Ini berarti, akhlak yang baik merupakan konsekuensi iman yang benar.
Dengan memiliki akhlak yang baik dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah, maka niscaya kehidupan rumah tangga akan langgeng dan harmonis, karena akhlak yang mulia akan menjamin kesetiaan sesama pasangan dan dengan demikian hidup sederhana pun akan terasa bahagia meskipun tidak bergelimang kemewahan.