Tak Usah Mencari Yang Sempurna Untuk Menegur Kita, Dan Tak Usah Menjadi Sempurna Untuk Menegur Orang Lain

Tak Usah Mencari Yang Sempurna Untuk Menegur Kita, Dan Tak Usah Menjadi Sempurna Untuk Menegur Orang Lain

Sifat tegur-menegur adalah hal biasa yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kita diciptakan untuk saling melengkapi, saling memperbaiki jika mendapati kesalahan. Bukan malah saling menuding dan mencemooh gara-gara kesalahan yang diperbuat.

Dan tak usah mencari orang yang sempurna dalam melakukan hal kebaikan untuk menegur kita, tak usah menjadi sempurna pula untuk berani menegur orang lain. Karena kita hanya dituntut untuk saling mengingatkan tanpa harus melihat status kita seperti apa.

Lihatlah Apa Yang Dibicarakan!, Jangan Melihat Siapa Yang Berbicara

Tak Usah Mencari Yang Sempurna Untuk Menegur Kita, Dan Tak Usah Menjadi Sempurna Untuk Menegur Orang Lain
ukhtiindonesia.com

Kebanyakan orang ketika ditegur akan merasa sangat dikucilkan, padahal menegur hanya untuk memperingati salah yang tanpa sengaja kita perbuat. Dan sebagian orang juga mencibir ketika yang menegurnya adalah orang yang menurutnya lebih buruk darinya.

Kita harusnya tidak melihat siapa yang mencoba untuk memperingati kita, karena yang terpenting adalah ucapan yang terkandung dalam perkataannya. walaupun dia orang yang sering melakukan sesuatu yang hina, namun perkataannyan mengandung kebaikan maka harus kita terima.

Baca Juga :  Keikhlasan Bukan Hanya Tentang Melepaskan, Tetapi Tentang Keridhoan Untuk Mendoakan

Menegur Jangan Sampai Menghina

Tak Usah Mencari Yang Sempurna Untuk Menegur Kita, Dan Tak Usah Menjadi Sempurna Untuk Menegur Orang Lain
tempo.co

Kita berhak untuk menegur seseorang untuk memperbaiki kesalahannya. Tapi sering kali tanpa sadar kita menegur orang lain dengan suara lantang dan menghina. Merasa diri kita paling benar dari yang kita tegur.

Padahal dalam hal tegur menegur ada tata caranya agar orang yang tertegur tidak merasa sedang dihina. Harusnya kita menegurnya dengan bahasa yang lembut tanpa bahasa yang mendekati pada perbuatan menghina.

Tegurlah ia jika sedang berdua dengan bahasa hati kehati, beritahukanlah kesalahannya dimana. Jangan sampai bersuara lantang didepan orang banyak hanya untuk menegurnya, karena hal tersebut sama saja dengan menghinanya

Mendidik Jangan Sampai Memaki

Tak Usah Mencari Yang Sempurna Untuk Menegur Kita, Dan Tak Usah Menjadi Sempurna Untuk Menegur Orang Lain
id.bookmyshow.com

Ini biasanya terjadi para wanita yang sudah menjadi ibu dalam mendidik anak perempuannya yang sudah mulai beranjak dewasa. Kesalahan yang sering sang anak perbuat membuat ibunya memaki dengan kasar.

Baca Juga :  Bermimpi Tentang Kematian? Ini Artinya

Padahal maksud hati hanya untuk mendidiknya, agar tidak terjadi kesalahan yang sama. Tapi cara mendidiknya yang salah.

Orang tua akan lebih dihormati jika mendidik anak-anaknya dengan kasih sayang dan perkataan yang lembut. Seorang anak akan lebih bisa berfikir ketika kepercayaan orang tuanya menjadi sebuah tanggung jawab baru baginya. Karena mendidik itu memantau dari jauh sambil lalu diberi wejangan-wejangan kecil sebagai alarm untuk melangkah, bukan memakinya.

Meminta Jangan Sampai Memaksa

Tak Usah Mencari Yang Sempurna Untuk Menegur Kita, Dan Tak Usah Menjadi Sempurna Untuk Menegur Orang Lain
viva.co.id

Dalam hal minta-meminta biasaya sering terjadi pada seorang anak pada orang tuanya, dan istri pada suaminya.

Kenapa seperti itu?, karena sifat manja keduanya kadang berubah menjadi memaksa dalam memenuhi apa yang diinginkannya.

Seorang anak yang terbiasa hidup dengan kasih sayang yang melimpah tanpa ada pesan moral yang diajarkan ayah ibunya akan menjadikannya sosok yang berhati egois. Begitupun dengan seorang istri, ketika terbiasa dengan sifat manjanya dikehidupan sebelumnya, maka ketika sudah menjadi seorang istri dia akan berlaku demikian pada suaminya.

Baca Juga :  Yang Dipegang Dari Laki-laki Adalah Janjinya. Bila Ia Ingkar, Maka Ia Telah Menjatuhkan Harga Dirinya

Ia akan terus meminta sesuatu yang ia inginkan dengan tanpa melihat kondisi orang disampingnya mampu atau tidak, karena yang ada dalam benaknya hanya bagaimana inginnya akan segera terpenuhi.

Memberi Jangan Sampai Mengungkit

Tak Usah Mencari Yang Sempurna Untuk Menegur Kita, Dan Tak Usah Menjadi Sempurna Untuk Menegur Orang Lain
blognombor0102.blogspot.co.id

Dikalangan masyarakat perkara memberi jangan sampai mengungkit juga sering terjadi. Jika masih akur baik dalam bertetangga, berkeluarga dan lainnya kita terbiasa saling memberi, tapi tak sedikit pula pemberian itu akan menjadi masalah yang luar biasa ketika menjadi bahan untuk diungkit setelah adanya keretakan sebuah hubungan. Yang tadinya bersifat ikhlas menjadi riya’ karena kurang berhati-hatinya kita.

Memberi sesuatu terhadap orang lain sama halnya membuang kotoran, kita tidak usah membahasnya dikemudian hari karena mengungkit hanya menjadikan pahala kita berkurang.