Teman Bergaul Adalah Cerminan Diri Sendiri, Maka Hati-Hatilah Dalam Menjalin Pertemanan

Teman Bergaul Adalah Cerminan Diri Sendiri, Maka Hati-Hatilah Dalam Menjalin Pertemanan

Sebenarnya, sangat mudah mengetahui seperti apa cerminan diri kita, cukup dengan melihat bersama siapa saja kita sering bergaul, seperti itulah cerminan diri kita. Kenyataan ini telah dipaparkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin” [HR al-Bukhâri] (al-Adabul -Mufrad no. 239).

Maka dari itu, kalau seseorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya bermaksiat, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang berbuat kebaikan, maka kurang lebih dia seperti itu.

Memilih Teman Jangan Asal-Asalan, Lihatlah Bagaimana Keperibadiannya, Agar Kau Tak Menyesal Dikemudian Hari

Teman Bergaul Adalah Cerminan Diri Sendiri, Maka Hati-Hatilah Dalam Menjalin Pertemanan
ulinnulin.com

iya, dalam memilih teman jnagan sampai asal-asalan, lihatlah bagaimana keperibadiannya, agar kita tak menyesal dikemudian hari.

Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh, oleh karena itu, Islam mengajarkan kepada kita agar tak salah dalam memilihnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Baca Juga :  3 Alasan Follower Palsu di Sosial Media Menyebabkan Masalah Dalam Bisnis

”Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman” Hr.Abu Dawud

Teman Sangatlah Berpengaruh Dalam Kehidupan Yang Kita Jalani, Maka Pilihlah Teman Yang Tak Sekedar Membuatmu Bahagia Didunia Semata

Teman Bergaul Adalah Cerminan Diri Sendiri, Maka Hati-Hatilah Dalam Menjalin Pertemanan
porsiwp.eumroh.com

Sudah dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap temannya. Maka dari itu pilihlah teman yang baik dan bijaksana, yang tak hanya membuatmu bahagia didunia semata, tetapi bisa membuatmu bahagia pula kelak diakhiratnya Allah.

Teman Bisa Mempengaruhi Agama, Pandangan Hidup, Kebiasaan Dan Sifat-Sifat Seseorang

Teman Bergaul Adalah Cerminan Diri Sendiri, Maka Hati-Hatilah Dalam Menjalin Pertemanan
dream.co.id

Mengapa kita harus bijaksana dalam berteman dan tidak boleh asal-asalan? Karena teman bisa mempengaruhi agama kita, pandangan hidup kita, kebiasaan dan sifat-sifat kita.

Baca Juga :  Jika yang Membencimu Mencaci Dengan Aib yang Dia Ketahui Dari Dirimu, Jangan Dibalas!

Maka, berbijaklah dalam menjalin pertemanan dengan orang lain, karena jika kamu berbijaksana sudah tentu keperibadianmu juga tidak akan pernah asal-asalan.

Pertimbangkan Terlebih Dahulu Ketika Kamu Hendak Berteman, Sekiranya Menjadikanmu Lebih Baik Maka Jalinlah Silaturrahim Dengan Baik

Teman Bergaul Adalah Cerminan Diri Sendiri, Maka Hati-Hatilah Dalam Menjalin Pertemanan
dwiutami2012.wordpress.com

Jadi, perimbangkanlah terlebih dahulu ketika kamu hendak menjalin pertemanan dengan orang lain, sekiranya orang itu menjadikanmu lebih baik maka jalinlah silaturrahim dengan baik.

Karena menjalin silaturrahim dengan orang yang baik adalah sangat dianjurkan dalam islam, agar kita bisa saling menjaga, mengajak, dan mengingatkan dalam kebaikan secara terus menerus.

Berteman Jangan Hanya Berteman, Jangan Hanya Asal Membuatmu Bahagia, Tapi Sekiranya Menjadikanmu Lebih Baik Menjalani Hidup

Teman Bergaul Adalah Cerminan Diri Sendiri, Maka Hati-Hatilah Dalam Menjalin Pertemanan
writhink.wordpress.com

Oleh karena itu, berteman jangan hanya berteman, jangan hanya asal membuatmu bahagia, tapi bertemanlah sekiranya ia menjadikanmu lebih baik menjalani hidup, ntah dikarenakan kamu yang membawa manfaat untuk hidupnya, atau ia yang bisa bermanfaat untuk hidupmu, baik didunia ataupun diakhirat kelak.

Baca Juga :  Cara Menghindari Teman yang Hanya Manfaatin Kamu

Dan perlu menjadi catatan, melalui keterangan di atas yang menganjurkan mencari teman yang berlatar-belakang baik, bukan berarti kita tidak bergaul dengan orang-orang di sekitar kita.

Bukan berarti kita tidak bergaul dengan orang kafir, ahlul-bid’ah, orang-orang fasik dan orang-orang berkarakter buruk lainnya. Akan tetapi, pergaulan dengan mereka mesti dilandasi keinginan dan niat untuk mendakwahi dan memperbaiki mereka.

Dalam masalah ini, kita harus melihat dan mempertimbangkan sisi kemaslahatan (kebaikan) dan madharat (bahaya) yang akan terjadi pada diri kita dan orang orang lain di sekitar kita pada saat kita bergaul dengan mereka.

Jika pergaulan kita dengan mereka mendatangkan manfaat yang besar bagi mereka, maka kita boleh bergaul dengan mereka. Begitu pula sebaliknya, jika tidak mendatangkan manfaat tetapi justru mendatangkan bahaya, maka bergaul dengan mereka menjadi perkara larangan.