Tips untuk Workaholic: Jangan Lupa Bernapas! – Terkadang, karena keadaan, banyak entrepreneur yang menjadi workaholic. Sayangnya, kebiasaan ala workaholic belum tentu efektif untuk bisnis. Simak tips berikut agar strategi bisnis Anda lebih efektif dan jadi produktif.
Workaholic belum tentu positif untuk bisnis
Menjalankan bisnis memang sangat menantang, banyak hal yang harus dikerjakan. Beberapa entrepreneur yang sedang merintis bisnis memilih untuk menerapkan kebiasaan workaholic. Sayangnya, meng-handle banyak pekerjaan belum tentu bijak untuk dijalankan.
Tak jarang, para workaholic harus lembur untuk menuntaskan berbagai pekerjaan. Jam kerja yang lebih panjang tentunya akan membuat Anda semakin cepat lelah, bahkan mudah stres. Lelah dan stres berlebih bisa membuat pekerjaan tidak selesai dengan optimal.
Selain itu, Anda akan sulit mengatur fokus dan prioritas jika terlalu banyak tugas yang Anda kerjakan. Hasil pekerjaan pun bisa menjadi tidak maksimal. Tidak semuanya harus Anda kerjakan sendiri.
Macam workaholic dan keadaan yang menyebabkannya
Di sini, kita akan membahas dua macam workaholic. Mereka berada pada keadaan yang berbeda, namun keadaan tersebut sama-sama mengubah mereka menjadi workaholic. Mari kita bahas satu per satu
Pertama, ada entrepreneur yang menjadi workaholic untuk menghemat biaya dan merasa tidak mampu mempekerjakan orang. Oleh karenanya, ia memilih untuk memegang banyak jobdesc.
Ada pula entrepreneur yang terlalu perfeksionis. Saking perfeksionisnya, ia ingin mengerjakan semua hal sendiri. Ia kurang percaya untuk mendelegasikan tugasnya ke orang lain, karena takut hasilnya tak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kedua hal tersebut sebenarnya kurang begitu baik untuk perkembangan bisnis. Kini saatnya Anda harus evaluasi!
Setelah evaluasi, inilah tips untuk workaholic sesuai keadaan
Untuk keadaan pertama, di mana permasalahannya adalah dana, inilah solusi yang bisa dilakukan. Jika Anda merasa keuangan bisnis Anda belum terlalu sehat untuk bisa merekrut karyawan full time, pertimbangkan untuk merekrut karyawan part time atau freelancers.
Walau karyawan part time atau freelancers tidak mengakomodasi tugas sebanyak karyawan full time, setidaknya tenaga mereka bisa meringankan beban Anda. Berilah mereka tugas yang spesifik dan fleksibel dengan jadwal yang mereka miliki.
Untuk keadaan kedua, di mana rasa tidak percaya adalah masalah utamanya, Anda harus mengubah pemikiran tersebut. Sebagai entrepreneur yang baik, salah satu kemampuan yang harus Anda miliki adalah mampu mendelegasikan tugas. Cobalah delegasikan tugas, jangan mau biarkan ketakutan Anda menambah beban kerja Anda.
Komunikasikan dengan baik apa harapan Anda terhadap karyawan tersebut. Anda juga perlu tekun untuk memberi contoh dan mengawasi kinerja keryawan. Jika Anda masih ragu, Anda bisa adakan pelatihan bagi karyawan.
Tips untuk workaholic paling penting: istirahat!
Jangan lupa beristirahat! Anda harus ingat, Anda ingin manusia yang bisa lelah atau sakit. Anda perlu menyayangi dan merawat diri sendiri. Jangan sampai urusan pekerjaan merenggut nikmat kesehatan.
Selain itu, Anda juga perlu menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang Anda sukai. Sesekali, Anda perlu menjalankan hobi. Anda juga perlu menjaga relasi dengan orang-orang kesayangan Anda.
Pokoknya, istirahat! Jangan terus-terusan bekerja!
Menjadi workaholic bukan berarti salah, namun tak semua kebiasaan memiliki dampak yang baik. Oleh karenanya, Anda perlu mengenali keadaan Anda agar bisa menentukan solusi yang tepat.
Simak berbagai artikel menarik lainnya seputar entrepreneurship persembahan disini. Salam sukses!