Zona Maritim Menurut Proses Terjadinya, Letak, Dan Kedalamannya

KABARPANDEGLANG.COM – Laut yakni sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Laut yang sangat luas disebut samudera.

Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke maritim.

Laut merupakan wilayah yang menghubungkan antara wilayah atau daerah yang satu dengan wilayah lainnya lainnya. Laut juga merupakan habitat bagi berbagai macam organisme seperti ikan, terumbu karang, ubur-ubur, dan masih banyak organisme lainnya.

Laut dibagi menjadi beberapa zona berdasarkan proses terjadinya, berdasarkan letaknya dan berdasarkan kedalamannya. Berikut ini sedikit klarifikasi beberapa zona laut yang ada.

1. Zona Laut Menuru Proses Terjadinya

Menurut para andal, awal mula laut terdiri dari aneka macam versi; salah satu versi yang cukup terkenal yaitu bahwa pada dikala itu Bumi mulai mendingin balasan mulai berkurangnya acara vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh abu-debu vulkanik yang menimbulkan terhalangnya sinar Matahari untuk masuk ke Bumi.

Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah lautan. Berdasarkan proses terjadinya perairan bahari dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

  1. Laut Ingresi. Laut ingresi terjadi alasannya dasar maritim mengalami penurunan. Kedalaman bahari ingresi pada umumnya lebih dari 200 meter. Contoh maritim ingresi di wilayah Indonesia antara lain Laut Banda, Laut Flores, Laut Maluku.
  2. Laut Transgresi. Laut Trangresi terjadi alasannya permukaan air maritim bertambah tinggi. Laut transgresi umumnya terdiri dari bahari dangkal yang kedalamannya kurang dari 200 meter. Contoh laut transgresi di wilayah Indonesia antara lain Laut Cina Selatan, Laut Jawa, Selat Karimata, Selat Malaka, dan Laut Arafura.
  3. Laut Regresi. Laut regresi terjadi sebab maritim mengalami penyempitan balasan adanya proses sedimentasi lumpur yang dibawa oleh sungai. Contohnya Laut Banda, Lubuk Laut Flores. dan Selat Makassar.
Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghub Zona Laut Menurut Proses Terjadinya, Letak, dan Kedalamannya

2. Zona Laut Menurut Letaknya

Laut yang luas mampu dibagi-bagi ke dalam zona-zona atau wilayah-wilayah menurut suatu kondisi tertentu. Berdasarkan letaknya, bahari dapat dibagi menjadi tiga macam, adalah laut pedalaman, bahari tepi, dan maritim pertengahan :

  1. Laut Tepi adalah maritim yang terletak di tepi benua (kontinen) dan seolah-olah terpisah dari samudera luas oleh daratan pulau-pulau atau jazirah. Contohnya Laut Jepang, Laut Cina Selatan dan Laut Arab.
  2. Laut Tengah. Laut tengah atau bahari pertengahan yaitu bahari yang terletak di antara dua benua. Contohnya Laut Tengah, laut-maritim yang ada di wilayah Indonesia.
  3. Laut Pedalaman, adalah laut terletak di tengah-tengah benua dan hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya Laut Hitam, Laut Kaspia, dan Laut Baltik
Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghub Zona Laut Menurut Proses Terjadinya, Letak, dan Kedalamannya

2. Zona Laut Menurut Kedalamannya

Laut mempunyai kondisi topografi yang mirip dengan daratan. Dasar bahari mempunyai topografi yang tidak rata, sehingga ada yang dalam, ada yang sangat dalam, ada yang dangkal ataupun sangat dangkal. Perbedaan mengenai kedalaman laut ini membuat bahari dibedakan menjadi beberapa zona atau bagian yang berbeda- beda. Berdasarkan kedalamnnya, bahari menjadi beberapa zona antara lain sebagai berikut:

Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghub Zona Laut Menurut Proses Terjadinya, Letak, dan Kedalamannya

Berdasarkan kedalamannya, wilayah perairan laut terdiri dari empat zona, yaitu :

  1. Zona Litoral, ialah wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut. Wilayah ini kadang kala kering pada dikala air bahari surut dan tergenang pada saat air bahari mengalami pasang. Zona litoral biasanya terdapat di kawasan yang pantainya landai. Pada zona ini banyak terdapat banyak binatang, tapi bukan ikan melainkan undur-undur dan jingking atau kepiting darat.
  2. Zona Neritik, yaitu tempat dasar maritim yang memiliki kedalaman rata-rata kurang dari 200 meter. Contohnya wilayah perairan bahari dangkal di Paparan Sunda dan Paparan Sahul di wilayah perairan Indonesia. Seperti Laut Jawa, Selat Sunda dan Laut Arafuru. Sinar matahari masih banyak di zona ini. zona neritik merupakan bagian yang paling banyak terdapat ikan dan tumbuhan maritim.
  3. Zona Batial, yaitu wilayah perairan maritim yang mempunyai kedalaman antara 200 meter – 1.800meter. Secara geologis zona ini merupakan batas antara daratan dengan perairan.
  4. Zona Abisal, yakni wilayah perairan maritim yang mempunyai kedalaman antara 1800 m sampai 6000 m. Contohnya Palung Laut Banda (7.440meter) dan Palung Laut Mindanao (10.830 meter). Pada zona ini sinar matahari tidak mampu menembus sehingga suhu sangat rendah dan mencapai titik beku air. Selain itu tumbuhan tidak ada lagi dan jumlah binatang menjadi sedikit atau berkurang.
Baca Juga :  Mengenal Rasul-Rasul Allah

Berdasarkan proses terjadinya perairan maritim dapat dibedakan menjadi tiga, ialah: laut ingersi, regresi dan transgresi. Berdasarkan letaknya bahari dibedakan menjadi 3 yaitu bahari tepi, maritim tengah dan laut pedalaman Berdasarkan kedalamannya maritim dibedakan menjadi 4 zona ialah zona litoral, zona neritik, zona bathial dan zona abyzal.

Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!