Garis Waktu Perkembangan Ekonomi Indonesia

KABARPANDEGLANG.COM – Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan insan. Seiring perkembangan zaman ,tentu kebutuhan terhadap insan bertambah oleh alasannya itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan.

Perekonomian Indonesia mengalami sejarah yang sangat panjang. Sebelum merdeka, Indonesia mengalami abad penjajahan yang terbagi dalam beberapa era. Ada empat negara yang pernah menduduki Indonesia, yakni Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang.

Pada era penjajahan, Indonesia mengalami sistem perekonomian monopoli, dimana setiap kegiatan perekonomian dijalankan sesuai dengan penguasa perdagangan Indonesia saat itu. Pada kala pendudukan Jepang menerapkan suatu kebijakan pengerahan sumber daya ekonomi mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang Pasifik.

Pada kala awal kemerdekaan Indonesia mengalami situasi ekonomi yang sangat sulit. Berikut ini garis waktu perkembangan perekonomian Indonesia selengkapnya.

1. Masa Kerajaan- Kerajaan Islam

Pada periode Islam, acara perekonomian terutama menyangkut perdagangan sudah maju dengan pesat. Berdirinya bandar-bandar atau pelabuhan daerah transaksi biasanya dilakukan. Berbagai bandar itu tidak hanya disingahi oleh pedagang pribumi, tapi juga oleh pedagang asing/mancanegara.

Pedagang dari mancanegara umumnya berasal dari arab, persia, China, bahkan dari Eropa. Beberapa perkembangan ekonomi di kerajaan-kerajaan Islam antara lain sebagai berikut :

  • Demak merupakan pelabuhan transito (penghubung) yang penting. Sebagai pusat perdagangan Demak mempunyai pelabuhan-pelabuhan penting, mirip Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik.
  • Aceh berkembang dengan pesat pada era kejayaannya. Dengan menguasai daerah pantai barat dan timur Sumatra, Aceh menjadi kerajaan yang kaya akan sumber daya alam, mirip beras, emas, perak dan timah serta rempah-rempah.
  • Kerajaan Banten yang letaknya di ujung barat Pulau Jawa dan di tepi Selat Sunda merupakan tempat yang strategis sebab merupakan jalur lalu-lintas pelayaran dan perdagangan khususnya setelah Malaka jatuh tahun 1511, menyebabkan Banten sebagai pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari banyak sekali bangsa.
  • Kepulauan maluku banyak menawarkan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak menghasilkan pala. Pada kurun ke 12 M usul rempah-rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting. Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan terbentuknya persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut mendukung perekonomian masyarakat.
  • Kesultanan Makasar kehidupan perekonomiannya berdasarkan pada ekonomi maritim: perdagangan dan pelayaran. Sulawesi Selatan sendiri merupakan kawasan pertanian yang subur. Makassar mampu memenuhi semua kebutuhannya bahkan mampu mengekspor.
  • Kesultanan Perlak merupakan kerajaan yang sudah maju. Hal ini terlihat dari adanya mata uang sendiri. Mata uang Perlak yang ditemukan terbuat dari emas (dirham), dari perak (kupang), dan dari tembaga atau kuningan.
Baca Juga :  Laporan Percobaan Menciptakan Magnet

2. Masa Penjajahan dan Tumbuhnya Rasa Kebangsaan

Masa penjajahan perekonomian Indonesia dikuasai oleh VOC. Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, ia memaksakan monopoli, terutama di Maluku. Dalam usahanya melakukan monopoli, VOC memutuskan beberapa peraturan, ialah sebagai berikut :

  • Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah selain kepada VOC.
  • Jumlah flora rempah-rempah ditentukan oleh VOC.
  • Tempat menanam rempah-rempah juga ditentukan oleh VOC.

Tahun 1830 terjadi kebangkrutan yang dialami oleh pemerintah penjajah akibat dari Perang Diponegoro tahun 1825 – 1930 dan juga Perang Paderi tahun 1821 – 1837 di Sumatera Barat. Jendral Van den Bosch selaku Gubernur ketika itu memperoleh izin untuk menerapkan Sistem Tanam Paksa atau yang disebut dengan Cultuur Stelsel yang memiliki tujuan utama untuk menutupi defisit dari besarnya anggaran pemerintah serta untuk mengumpulkan kembali kas pemerintahan yang habis terpakai.

Jika dalam kala monopoli VOC para petani diwajibkan menjual hasil tertentu dari pertaniannya kepada VOC, maka di masa tanam paksa ini pemerintah sekaligus yang memutuskan harganya. Memang dari hasil sistem Tanam Paksa ini berhasil meningkatkan sejumlah komoditi pertanian sampai mampu dieskpor ke Eropa, sehingga semakin tinggi penghasilan yang didapat oleh pemerintahan Belanda dikala itu namun upah yang diberikan kepada kaum petani tidak seimbang dibanding tenaga dan jerih payah yang mereka keluarkan di abad sistem tanam paksa tersebut.

Baca Juga :  Perbedaan Iklan Media Cetak Dan Iklan Media Elektro

Masa Pergerakan Nasional

Pada Masa Pergerakan Nasional yang diawali oleh berdirinya Budi Utomo dan beberapa organisasi lain yang perjuangannya menitik beratkan pada perjuangan politik dan ekonomi mirip Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam.

Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada 16 Oktober 1905, dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim. SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Organisasi yang lain yaitu Partai Nasional Indonesia dan Indische Partij.

Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)

Pemerintah militer Jepang menerapkan suatu kebijakan pengerahan sumber daya ekonomi mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang Pasifik. Sebagai karenanya, terjadi perombakan besar-besaran dalam struktur ekonomi masyarakat. Kesejahteraan rakyat merosot tajam dan terjadi peristiwa kekurangan pangan, karena produksi bahan kuliner untuk memasok pasukan militer dan produksi minyak jarak untuk pelumas pesawat tempur menempati prioritas utama.

Impor dan ekspor macet, sehingga terjadi kelangkaan tekstil yang sebelumnya didapat dengan jalan impor. Segala hal diatur oleh sentra guna mencapai kesejahteraan bersama yang diperlukan akan tercapai seusai memenangkan perang Pasifik.

3. Masa kemerdekaan sampai ketika

Keadaan ekonomi keuangan pada era awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh:

  • Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, ialah ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.
  • Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negri RI.
  • Kas negara kosong.
  • Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.
Baca Juga :  Mang Samad Pengrajin Garut Yang Menembus Dunia

Pada abad orde usang, setelah kemerdekaan sampai tahun 1965, perekonomian Indonesia memasuki masa yang sangat sulit, sebab bangsa Indonesia menghadapi gejolak sosial, politik dan keamanan yang sangat dahsyat, sehingga pertumbuhan ekonomi kurang diperhatikan.

Kegiatan ekonomi masyarakat sangat minim, perusahaan-perusahaan besar ketika itu merupakan perusahaan peninggalan penjajah yang secara umum dikuasai milik orang asing, dimana produk berorientasi pada ekspor. Kondisi stabilitas sosial- politik dan keamanan yang kurang stabil menciptakan perusahaan-perusahaan tersebut stagnan.

Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia Garis Waktu Perkembangan Ekonomi Indonesia

Di awal Orde Baru, Suharto berusaha keras membenahi ekonomi Indonesia yang terpuruk, dan berhasil untuk beberapa lama. Beliau berhasil mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang menimbulkan kemacetan, mirip :

Rendahnya penerimaan Negara, Tinggi dan tidak efisiennya pengeluaran Negara, Terlalu banyak tunggakan hutang luar negeri penggunaan devisa bagi impor yang sering kurang berorientasi pada kebutuhan prasarana.

Namun selain keberhasilan seperti disebutkan di atas pemerintahan abad Orde Baru juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut : Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam, terciptalah kelompok yang terpinggirkan, dan menjadikan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

Pada abad krisis ekonomi di periode reformasi, ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru lalu disusul dengan era Reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden Habibie. Pada abad ini tidak hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan, namun juga kebijakan ekonomi. Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama 32 tahun, terpaksa mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan keadaan.

Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!