Banyak cara yang digunakan oleh para adam dan hawa dalam menemukan tambatan hatinya. Melalui membangun cinta lewat perkenalan dimedsos, ketemu dijalan ataupun lewat pertemanan yang dijalin oleh sahabat.
Berkali-kali mencinta tapi kadang tak membuahkan hasil yang pasti, itu sebabnya islam mengaturnya dalam sebuah perkenalan yang sudah dipikirkan semua konskwensinya, baik untuk pihak laki-laki maupun wanita.
Namun bagi kalangan anak muda jaman sekarang jembatan islam dalam memilih jodoh melalui ta’arruf tak begitu dipercaya. Karena mereka berfikir lebih leluasa mencarinya lewat pacaran dan sebagainya. Ada pula istilah (TTM) Teman Tapi Mesra yang tanpa lebel pacaran mereka tetap saling sayang menyayang satu sama lain. Dalam islam juga sebenarnya ada istilah (TTM) tersebut, yaitu Ta’arruf Terus Menikah, jadi tak usah khawatir untuk tidak merasa gaul, Ok…
Islam Mengatur Semuanya Dengan Sangat Mudah, Ta’arruf, Khitbah, Lalu Nikah
Melakukan ta’arruf untuk mendapatkan jodoh itu sah-sah saja, dan hal yang seperti ini memang sangat dianjurkan untuk laki-laki atau perempuan yang memang sudah pantas untuk menikah.
Dengan jalur perkenalan yang melibatkan kedua belah pihak, baik orang tua, para tetangga dan bahkan guru yang dipercaya untuk bisa menjadi penasehat disaat acara ta’arruf dimulai. Jika memang semuanya cocok dan siap untuk melangkah lebih lanjut, islam menganjurkan untuk di khitbah.
Agar apa yang sudah menjadi keputusan bisa saling percaya dan tidak merasa ada yang dirugikan. Hal ini juga sebagai bukti untuk pihak wanita, kalau dirinya sudah akan segera menjadi milik orang yang sebentar lagi akan menjadikannya halal.
Ta’arruf Nggak Seribet Pacaran, PDKT Berbulan-bulan, Pacaran Bertahun-tahun, Nikahnya Sama Orang Lain
Tenang saja islam mengatur semuanya dengan begitu indah, dan tidak seribet sebagai mestinya orang berpacaran. Yang pendekatannya berbulan-bulan demi mengetahui bagaimana sifat dan karakter si calon. Bahkan ada yang berpacarannya sampai bertahun-tahun tapi nikahnya dengan orang lain.
Rugi bukan?, hahaaa…iya bener rugi banget. Tiap hari mesra-mesraan tidak karuan dengan orang yang belum tentu jadi milik. Seiya dan sekata dalam segala hal, tapi ujung-ujungnya membangun rumah tangga yang abadi dengan orang yang kadang tidak dikenalnya sama sekali.
Ta’arruf Membantu Kita Terhindar Dari Ketidak Jujuran Sifat-Sifat Pasangan
Masak iya sih?, iya itu sudah pasti karena dalam memulai ta’arruf kita dituntut untuk berbicara apa adanya agar keduanya jauh dari kekecewaan dikemudian hari. Kita melibatkan keluarga keduanya memang bertujuan untuk saling mengenal karakter masing-masing. Kita melibatkan banyak orang bukan berarti untuk memamerkan hubungan yang sebentar lagi akan dijalin. Tapi untuk menanyakan lebih lanjut apakah semua yang dikatakan kedua belah pihak sama halnya dengan yang terlihat dan terdengar oleh orang-orang yang memang mengenalnya dari dulu.
Ta’arruf Juga Menghindarkan Kita Dari Sifat Kecewa Yang Berkepanjangan Ketika Tidak Lanjut Menikah
Mengapa demikian?, karena proses ta’arruf tidak seperti pacaran. Yang mengalami jatuh cinta setiap saat dalam waktu yang lama, mengalami rasa cemburu yang seakan-akan mencabik hati, mengalami rasa takut jika jauh dari mata. Tapi ta’arruf hanya memberi waktu sebentar agar kita dapat berpikir sebaik mungkin tanpa berpikiran yang bermacam-macam. Itu sebabnya hubungan yang dihasilkan dari hasil ta’arruf lebih langgeng menjalin sebuah hubungan rumah tangga.
Ta’arruf Menghindarkan Kita Dari Bahasa “Habis Manis Sepah Dibuang”
Oalah…kalimat “Habis Manis Sepah Dibuang” hanya beredar untuk orang-orang yang tidak serius menjalin hubungan. Yang tanpa hujan tanpa angin sayang-sayangan seperti badai. Seakan-akan dunia hanya milik berdua, menganggap orang lain hanya ngontrak. Toh setelah bosan dan merasa tidak cocok hanya akan ditinggalin tanpa rasa tanggung jawab. Itupun kalo yang ninggalin masih punya hati, karena kebanyakan orang ninggalinnya dengan cara menghindari tanpa ada alasan yang jelas.
Tapi tidak dengan ta’arruf, didalamnya tertata jelas bagaimana cara-caranya dalam mengungkapkannya dengan tetap berada dalam jalur agama, jika memang tidak menyukainya, maka tinggal langsung berterus terang, tidak usah dengan mencari-cari alasan untuk pergi. Dan begitu juga dengan sebaliknya, jika memang sudah cocok maka tidak perlu waktu lama untuk mengungkapnya, karena tiket untuk menjadi halal sudah bukan hal yang sulit.