Tips Menghitung Biaya Operasional Secara Sederhana. Buat Yang Baru Bikin Usaha

Tips Menghitung Biaya Operasional Secara Sederhana. Buat Yang Baru Bikin Usaha

Tips Menghitung Biaya Operasional Secara Sederhana. Buat Yang Baru Bikin Usaha – Berbisnis pada dasarnya adalah kegiatan jual-beli yang menghasilkan profit atau keuntungan. Namun, satu hal yang harus kita pahami, bahwa UNTUNG bukanlah sekedar selisih harga beli dan harga jual. Dalam mengelola suatu bisnis, ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk menunjang kelancaran bisnis tersebut. Biaya-biaya itu disebut dengan biaya operasional.

Besaran biaya operasional tidaklah sama antara bisnis satu dan lainnya. Biaya operasional yang dikeluarkan pemilik bisnis hijab A dan hijab B, sudah pasti berbeda, karena walaupun berada pada usaha yang sama, yaitu hijab, namun pengeluaran untuk bahan baku, gaji karyawan, ongkos jahit, sampai transport di antara keduanya sudah pasti berbeda.

Apa Itu Biaya Overhead dan Bagaimana Cara Menghitungnya? - Akseleran Blog

Orang yang berbeda level dalam berbisnis, maka berbeda pula biaya operasionalnya.

Misalkan dalam suatu usaha hijab A, biaya yang dikeluarkan seorang owner, pasti lebih tinggi dibanding reseller. Begitupun seorang reseller, pasti mengeluarkan biaya lebih dibanding dropshipper.

Namun begitu, ada biaya-biaya yang seharusnya masuk ke dalam biaya operasional, namun seringkali tidak kita sadari. Yang sering luput dari perhatian kita adalah biaya-biaya yang tidak terlalu besar dan menjadi kebutuhan sehari-hari, baik kita sebagai pebisnis online atau bukan. Contoh yang sering saya amati adalah biaya internet dan transport (bensin).

Dua hal tersebut sudah menjadi kebutuhan kita sehari-hari, apapun profesi kita. Seorang pebisnis online atau bukan, semua orang yang memiliki smartphone pasti membutuhkan biaya internet. Hal ini kemudian membuat para pebisnis online tidak memperhitungkan biaya tersebut sebagai biaya operasional. Apalagi jika kita hanya menggunakan 1 HP sebagai sarana berjualan, bersamaan dengan penggunaan untuk kebutuhan pribadi.

Baca Juga :  Mengenal Perbedaan antara HRD dengan Personalia

Bagaimana cara menghitung biaya operasional?

Semua biaya yang dikeluarkan untuk menunjang suatu bisnis, adalah biaya operasional. Maka dari itu, biaya sekecil apapun harus dicatat sebagai pengeluaran.

Pada umumnya, biaya operasional meliputi hal-hal berikut:

– modal

– ongkir

– packing

– transport

– biaya komunikasi

Berikut ini adalah contoh kasus sederhana:

Harga beli produk 100.000 + Margin (20%) = Harga jual 120.000

Jika harga beli produk adalah 100.000 dan kita mengambil margin 20%, yaitu 20.000 (0.2×100.000), maka harga jualnya adalah 120.000. Anggap saja dalam sebulan kita berhasil menjual 30pcs produk tersebut, artinya dalam sebulan, laba yang didapat sebesar 600.000 (20.000×30).

Selanjutnya, hitung berapa pengeluaran dalam satu bulan. Misal seorang dropshipper yang tidak terbebani oleh biaya ongkir dan packing, maka pengeluaran nya hanya untuk biaya internet, kita asumsikan sebesar 100.000.

Baca Juga :  Tak Ada Hubungan yang Tanpa Pertengkaran, Tapi Ada yang Bisa Meredam dan Ada yang Membakar Hangus

Maka, profit yang didapat adalah 600.000 – 100.000, yaitu 500.000.

Berbeda jika Ia adalah seorang reseller yang harus membeli terlebih dahulu dengan minimum order, maka Ia harus menghitung biaya ongkir dari supplier, biaya packing, transport, sampai parkir.

Sampai di sini, apakah teman-teman sudah paham tentang cara menghitung biaya operasional?

Jangan sampai biaya yang seharusnya dibebankan ke dalam uang usaha, justru menjadi beban pribadi. Sebaliknya, uang yang seharusnya diputar menjadi modal usaha, justru habis dinikmati karena dianggap sebagai bagian pribadi.

Semoga bermanfaat!