Pandeglangnews.co.id, — Ada banyak bukti bahwa pandemi covid-19 memperlihatkan pukulan telak bagi ekonomiAmerika Serikat (AS). Biro Statistik Tenaga Kerja AS mencatat jumlah pengangguranyang memiliki peluang kehilangan pekerjaan mereka secara permanen naik sebanyak 345 ribu.
Angka itu merupakan level tertinggi yang pernah dicatat Amerika, yang berpeluang membuat pekerjaan hilang selamanya menjadi 3,8 juta pada September 2020, mirip dilansir CNN Business, Minggu (4/10).

Artinya, harapan mereka yang cuti tanpa gaji atau kehilangan pekerjaan sementara kemungkinan besar menjadi permanen alasannya banyak bisnis melarat.
Biro Statistik AS mencatat pasar tenaga kerja tenggelam nyaris tiga kali lipat ke level terendahnya dalam 19 tahun terakhir semenjak Februari 2020, tepat sebelum letusan pandemi covid-19.
Austan Goolsbee, mantan penasihat ekonomi Presiden Barrack Obama, menyebut kondisi pasar tenaga kerja AS saat ini ialah mengambarkan buruk. “Lonjakan pengangguran permanen adalah bukti aktual pengaruh krisis kesehatan,” terang dia.
Selama ini, berdasarkan ia, Departemen Tenaga Kerja mengklasifikasikan pekerjaan yang hilang bersifat sementara. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bisa bermakna bahwa pengangguran sementara akan kehilangan pekerjaan mereka selamanya.
Secara persentase, pengangguran permanen Amerika naik menjadi 35,6 persen pada September. Angka ini melambung dari hanya 11,1 persen pada April.
“Ini sungguh mencemaskan. Tidak hanya bagi mereka yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga untuk rencana pemulihan ekonomi sesudah pandemi,” tutur Ekonom PNC Gus Faucher.
Kabar baiknya, Amerika sudah memulihkan lebih dari separuh pekerjaan yang hilang selama pandemi. Tercatat, 661 pekerjaan bertambah pada September sesudah bisnis dibuka kembali.
Namun, kabar buruknya, momentum pemulihan bursa kerja sudah hilang. “Bagian termudah dari pemulihan pasar tenaga kerja telah di belakang kita sekarang,” imbuh Ekonom Fitch Ratings Brian Coulton.
Sekadar mengingatkan, dalam beberapa pekan terakhir ini, perusahaan kelas kakap, mirip Disney, AllState, dan Raytheon Technologies sudah memberitahukan ribuan PHK.
Goldman Sachs juga memangkas ratusan pekerjaan setelah sebelumnya menyetop PHK selama pandemi corona.
Lebih parahnya lagi, sekaligus menandai hari terburuk PHK dalam sejarah industri penerbangan, American Airlines dan United Airlines gagal menerima bantuan lebih banyak, sehingga menetapkan memotong total 32 ribu pekerjaan dalam waktu bersahabat.
“Kerusakan ekonomi Amerika kemungkinan menjadi lebih jelas pada kuartal keempat sebab lebih banyak perusahaan mengalah, menutup bisnis mereka, dan PHK,” tutur Kepala Strategi Principal Global Investors Seema Shah.
(fdz.red)
Sumber : CNNindonesia.com