KABARPANDEGLANG.COM – Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah kalau kedua benda saling bersentuhan. Kalor jenis yaitu banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 g zat sebesar 1°C. Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Kalor berpindah melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi/
1. Konduksi
Konduksi yakni perpindahan panas melalui bahan tanpa disertai perpindahan partikel-partikel materi tersebut. Misalnya Saat menyetrika, setrika yang panas bersentuhan dengan kain yang disetrika. Kalor berpindah dari setrika ke kain.
Perpindahan kalor dengan cara konduksi biasa terjadi pada jenis zat penghantar yang berbentuk padat, mirip besi. Coba saja panaskan sebuah batang besi lalu peegang ujung yang lain, niscaya lama kelamaan ujung besi yang kamu pegang juga ikutan terasa panas, hal ini dikarenakan panas merambat pada besi tersebut, sehingga lalu seluruh batang besi tersebut menjadi panas.
Benda yang jenisnya berbeda memiliki kemampuan menghantarkan panas secara konduksi (konduktivitas) yang berbeda pula. Bahan yang mampu menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor. Bahan yang menghantarkan panas dengan buruk disebut isolator. Seperti hasil percobaanmu, logam termasuk konduktor. Kayu dan plastik termasuk isolator.
Berbagai peralatan rumah tangga yang memanfaatkan sifat konduktivitas bahan. Pada peralatan memasak, bagian yang bersentuhan dengan api menggunakan konduktor yang baik, sedangkan bab pegangannya menggunakan isolator yang baik. Juga pada dikala minum kopi. Panas kopi mampu bertahan cukup usang di gelas kaca karena gelas beling merupakan isolator yang baik.
2. Konveksi
Konveksi yaitu perpindahan kalor dari satu kawasan ke tempat lain bersama dengan gerak partikel-partikel bendanya. Air merupakan konduktor yang buruk. Namun, dikala air bab bawah dipanaskan ternyata air bab atas juga ikut panas. Berarti, ada cara perpindahan panas yang lain pada air tersebut, yakni konveksi.
Saat air bagian bawah mendapatkan kalor dari pemanas, partikel air memuai sehingga menjadi lebih ringan dan bergerak naik dan digantikan dengan partikel air masbodoh dari bagian atas.
Dengan cara ini, panas dari air bagian bawah berpindah bersama pemikiran air menuju bagian atas. Proses ini disebut konveksi. Pola pemikiran air membentuk arus konveksi.
Arus konveksi dapat kau temui di pantai, berupa angin laut dan angin darat. Siang Hari Daratan lebih cepat panas daripada lautan (kalor jenisnya kecil), udara di atas daratan ikut panas dan bergerak naik, digantikan oleh udara dari lautan. Dengan demikian, terjadilah angin laut.
Pada waktu Malam Hari Daratan lebih cepat mendingin daripada lautan, udara di atas lautan lebih
hangat dan bergerak naik, digantikan oleh udara dari daratan. Dengan demikian, terjadilah angin darat.
Konveksi dimanfaatkan pada berbagai peralatan. Contohnya adalah sebagai berikut. Elemen pemanas panggangan, pemanggang roti, magic jar, dan lain-lain biasanya terletak di bagian bawah.
Saat difungsikan, udara bagian bawah akan menjadi lebih panas dan bergerak naik, sedangkan udara bagian atas yang lebih cuek akan bergerak turun. Pada peralatan tertentu mirip pengering rambut (hair dryer), anutan konveksi dibantu (atau dipaksa) dengan menggunakan kipas.
3. Radiasi
Radiasi yaitu perpindahan kalor tanpa memerlukan medium. Ketika berjalan di tengah hari yang cerah kita mencicipi panasnya matahari. Dalam ruang hampa tidak ada materi yang memindahkan kalor secara konduksi dan konveksi. Makara, perpindahan kalor dari matahari sampai ke bumi dengan cara lain. Cara tersebut dinamakan radiasi.
Contoh lain radiasi yakni ketika menghadapkan telapak tangan pada bola lampu yang menyala atau ketika duduk di erat api unggun. Udara merupakan konduktor buruk dan udara panas api unggun bergerak ke atas. Namun, kita yang berada di samping api unggun dapat mencicipi panas.
Setiap benda dapat memancarkan dan menyerap radiasi kalor, yang besarnya bergantung pada suhu benda dan warna benda.
- Makin panas benda dibandingkan dengan panas lingkungan sekitar, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya.
- Makin rendah suhu benda, makin besar pula kalor yang diterima dari lingkungannya.
- Makin luas permukaan benda acuh taacuh, makin besar pula kalor yang diterima dari lingkungannya.
- Makin gelap benda yang terasa panas, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya. Makin gelap benda yang terasa acuh taacuh, makin besar pula kalor yang diterima dari lingkungannya.
Peristiwa radiasi juga dimanfaatkan oleh binatang seperti contoh berikut. Untuk menghangatkan tubuhnya, hewan berdarah acuh taacuh seperti buaya ini memanfaatkan radiasi panas matahari. Kalor dari matahari diserap oleh buaya (dengan cara membuka mulutnya), sehingga suhu tubuhnya naik dan buaya mampu beraktivitas dengan mudah.
Terima kasih telah membaca artikel di website kabarpandeglang.com, semoga bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi kamu dan bisa dijadikan referensi. Artikel ini telah dimuat pada kategori pendididkan https://kabarpandeglang.com/topik/pendidikan/, Jangan lupa share ya jika artikelnya bermanfaat. Salam admin ganteng..!!