Allah selalu menemani dalam keadaan apapun. Sedih, susah, senang, bahagia, bahkan galau sekalipun. Namun, kebanyakan orang terkadang tidak merasakan kehadirannya, sehingga apa yang dirasakan digantungkan kepada makhluq Allah terus.
Apabila senang dan bahagia kita lupa akan Allah, lupa akan bersyukur. Tapi giliran lagi sedih, galau, kena ujian langsung deket sama Allah. Mungkin Allah merasa diperlakukan tidak adil oleh hambanya. Padahal allah yang menciptakan kita tapi kenapa kita sebagai hamba melakukan ketidak adilan kepada tuhan kita sendiri?.
Untuk apa selalu menomer satukan ciptaan-Nya, jika yang menciptakan-Nya sudah menjamin kepada kita untuk tidak akan pernah mengecewakan ketika kita bersandar pasrah pada-Nya.
Berharap Kepada Manusia Mungkin Akan Kecewa, Tapi Tidak Kepada Allah
Mugkin hal ini sering kita alami, melakukan pengharapan besar kepada sesama, tapi akhirnya sangat mengecewakan dan sakit. Berharap kepada manusia mungkin akan kecewa, tapi berharap banyak kepada Allah tentu tidak akan kecewa, karena yang ditakdirkan untuk kita adalah jalan terbaik yang dipilih Allah untuk kita.
Bila kita merasa takdir tak seperti yang diharapkan, bukan lantas kita menyalahkan Allah dan memvonisnya tidak adil, tetapi cobalah petik hikmah dibaliknya. Mungkin kita lupa memetik hikmah didalam setiap perkara.
Saat Berbuat Kesalahan Manusia Kadang Sulit Memaafkan, Tapi Tidak Dengan Allah
Hidup dengan banyak orang tentu membuat kita kerap kali memiliki kesalahan, jika tidak kita yang salah kepada orang lain, maka orang lain lah yang punya salah kepada kita, tapi itulah hakekat manusia hidup bermasyarakat.
Kadang ketika orang lain melakukan kesalahan kepada kita dengan tanpa sengaja, kita sering berlaku egois dan seakan-akan hidup tak pernah melakukan kesalahan.
Kita begitu sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain yang terlanjur telah menyakiti hati, tetapi pernahkah kita berfikir ketika kita melakukan kesalahan kepada Allah yang sudah berkali-kali?
Allah tidak pernah dengan keji menghukum kita, Allah tetap memberi maaf kepada kita tanpa melihat sebanyak dan sebesar apa kesalahan yang kita lakukan. Yang allah lihat hanya seberapa banyak taubat kita kepadanya.
Dan jika Allah yang maha segala-galanya bisa memaafkan hambanya dengan tanpa melihat kesalahan yang diperbuat, untuk apa kita masih sok angkuh dan berkuasa tidak memberi maaf kepada sesama.
Saat Merindukan Seseorang Kita Menggebu Untuk Segera Bertemu, Lalu Pernahkah Kita Merindukan Allah?
Perasaan kita kadang terlalu dramatis ketika tengah memikirkan dan mengharapkan kehadiran orang yang kita sayangi, sampai menggebu-gebu berharap untuk segera bertemu. Dan saat seperti inilah yang kadang membuat kita kecewa, perasaan berharap yang keterlaluan membuat kita merasa sakit yang berkepanjangan.
Lalu, ketika kita merindukan Allah pernahkah kita menggebu-gebu untuk segera bisa bertemu dengannya? Tentu tidak bukan, perasaan yang kita miliki hanya sekedarnya saja, padahal Allah adalah Dzat yang telah memberikan kita rasa untuk bisa mencicipi rasanya yang dikatakan rindu, tapi setelah kita mulai nyaman dengan rasa itu kita lupa kepadanya, kita lupa untuk merindukannya.
Namun, meskipun Allah tahu hati kita jarang merindukannya, ia tidak pernah sekalipun meminta kembali nikmat yang sudah terlanjur diberikan kepada kita, Allah tetap menanamkan rasa rindu itu untuk kita, meskipun kita tak pernah mensyukurinya.
Allah Mendengar Keluh Kesah Kita Tanpa Harus Kita Menceritakan, Tapi Terkadang Kita Mengabaikannya
Ketika terbelit masalah yang kadang membuat kita merasa hilang arah tujuan, kita sering melakukan kesalahan, yaitu meletakkan Allah diurutan paling akhir. Kita tidak menyadari bahwa Allah adalah Dzat yang maha segalanya, kita kesana-kemari mencari hambanya agar bisa menceritakan masalah yang dialami.
Padahal sebelum kita bercerita kepada orang lain Allah sudah tahu segalanya lengkap dengan cara penyelesaiannya. Namun kita tidak menyadari hal itu, karena rasa butuh kita kepada Allah memang masih belum sepenuhnya. Padahal jika yakin dengan hati penuh harap hanya kepada Allah, semua masalah yang membelenggu kita akan segera sirna.
Allah Menerima Semua Permintaan Kita, Tanpa Melihat Dosa Yang Kita Lakukan
Pernahkah kita merasa kecewa dengan keputusan yang Allah berikan kepada kita?. Iya, itu sering kita lakukan bukan, kita selalu mengeluh ketika permintaan dan doa kita terkabul tapi tidak sesuai dengan harapan kita.
Selalu ingatlah, bahwa Allah maha mengetahui atas segala kebutuhan hamba-hambanya. Ia tidak hanya mendengarkan apa yang kita inginkan, namun lebih dari yang kita butuhkan. Lalu mengapa kita harus mengeluh jika semua yang datang kepada kita tidak selalu selaras dengan ingin, kalau Allah sudah menjamin kebutuhan kita.
Allah mendengar semua permintaan kita, tanpa melihat apakah kita mendengar perintahnya atau tidak. Apakah kita tidak merasa malu ketika berlaku tidak adil padanya. Allah mengabulkan semua permintaan kita dengan caranya sendiri, tapi kadang kita masih memvonisnya dengan sangat tidak adil.