Deliberate Learning: Cara untuk Ahli dalam Sebuah Bidang

Deliberate Learning: Cara untuk Ahli dalam Sebuah Bidang

Deliberate Learning: Cara untuk Ahli dalam Sebuah Bidang – Ada 2 tipe orang yang bisa kita temukan dalam lingkungan kerja sehari-hari. Tipe orang pertama adalah mereka yang tahu banyak hal, dari bidang operasional sampai manajerial, namun tidak mendalam.

Tipe orang kedua adalah mereka yang mendalami suatu bidang sampai ke detail-detailnya, baik buruknya, hingga ke prediksi tren bidang tersebut di masa depan. Biasanya mereka selalu bekerja pada bidang yang sama dari waktu ke waktu sehingga pengetahuan mereka di bidang tersebut tidak diragukan lagi. Nah, kali ini kita akan mengenal lebih jauh tipe orang yang kedua.

Banyak orang bermimpi menjadi ahli dalam suatu bidang. Misalnya ketika dulu kamu masuk jurusan hukum, kamu berharap bisa memahami pernak-pernik pasal dalam suatu undang-undang, sejarahnya, konteks penerapannya, landasan filosofisnya, dan cara penegakkannya. Saat sedang idealis-idealisnya, kamu mungkin berimajinasi menjadi sebuah pakar hukum yang akan dimintai pendapatnya ketika sedang terjadi masalah.

Baca Juga :  Paslon Helldy-Sanuji Temui Ali Mujahidin Usai Pilkada, Ini Yang Dibahas

Haha, jadi nostalgia deh. Tak apa, itu hal yang wajar kok. Hal itu juga terjadi di dunia kerja. Buat kamu yang sudah menemukan pekerjaan yang cocok, kamu pasti berharap bisa menjadi orang andalan di bidang tersebut. Buat kamu yang belum, yuk kita belajar menjadi ahli dengan sebuah cara.

7 Kelebihan dan Kekurangan Bekerja di Startup yang Jarang Terekspos

Apa itu Deliberate learning?

Deliberate learning adalah metode belajar yang menekankan pada intensitas dan konsistensi belajar. Dengan kata lain, deliberate learningadalah metode belajar yang terus menerus dengan cara yang benar. Eits, cara yang benar gimana nih? Cara yang benar disini maksudnya memperhatikan hal-hal dasar terlebih dahulu sebelum ke bagian belajar yang sesungguhnya. Kedengaran ribet ya. Yuk langsung aja kita masuk ke contoh

Misalkan ada seorang cowok yang ingin menjadi petenis profesional. Alih-alih langsung berlatih bermain tenis setiap minggu, metode deliberate learningmenyarankan cowok tersebut untuk mencatat hal-hal apa saja yang diperlukan untuk menjadi seorang petenis profesional. Setelah ditemukan, ternyata kunci awal untuk menjadi petenis profesional adalah ketangkasan kaki dan tangan. Nah, dari situ deh kamu mulai belajar untuk membuat kaki dan tanganmu tangkas. Kalau sudah berhasil, lanjut ke step kedua, ketiga, dan seterusnya.

Baca Juga :  Allah Memberimu Waktu Menunggu Bukan Tanpa Sebab, Karena Pasti di Balik Itu Ada Rencana Terbaik-Nya

Deliberate Learning Sama Sekali Tidak Menyenangkan

Deliberate learningkurang cocok jika tekad dan niatmu masih setengah-setengah. Alasannya, metode ini dikenal juga dengan metode 10.000 jam untuk menguasi suatu bidang. Nah untuk mencapai 10.000 jam ini, kamu harus bisa memecah-mecahkan menjadi beberapa jam dalam sehari dan harus dilakukan dengan teratur. Jika belajarmu sudah berjalan selama 1 bulan, namun kemudian mogok lagi selama 2 minggu, peningkatannya malah akan semakin lambat dan kamu bisa jadi terlena untuk mogok lebih lama atau bahkan berhenti.

Selain jadwal yang teratur, kamu juga perlu melakukan evaluasi dari apa-apa saja yang sudah kamu kerjakan. Kamu bisa meminta feedback dari orang lain atau dengan mengikuti lomba dan pertandingan. Nah dari sini, kamu bisa melihat mempraktekkan langsung dan melihat hasilnya. Jika ada yang masih kurang, kamu harus memperbaikinya lagi sebelum lanjut ke pelajaran lain.

Baca Juga :  Everything Rises and Falls on Leadership

Hmm, banyak juga. Ada lagi yang perlu dimiliki untuk melakukan deliberate learning?

Tentu, haha. Dari penjelasan diatas, kamu mulai paham bahwa metode ini membutuhkan perjuangan besar, sehingga persiapkanlah sumber motivasi ya. Sebaik-baiknya motivasi adalah yang berasal dari dirimu, tapi tidak ada salahnya meminta bantuan orang yang kamu percayai untuk membantumu belajar. Mereka bisa menjadi orang yang mengingatkanmu ketika kamu mulai putus asa, lho. Oke, apakah kamu sudah siap untuk memulai perjalanan menjadi ahli? Semangat!