Kehilangan adalah hal yang sangat menyedihkan bagi semua orang. Berbagai macam cara diupayakan untuk bisa segera bangkit dari perasaan sedih dan ketidak berdayaan. Namun, tak jarang langkah-langkah yang diambil justru salah dan semakin menjerumuskannya ke lembah duka cita yang makin mendalam.
Tapi kehilangan juga salah satu pintu untuk bisa membuat seseorang paling merasakan syukur yang sangat luar biasa, karena tak jarang orang ketika sedang bahagia mempunyai sesuatu yang dibanggakan lupa untuk bersyukur.
Dan jika memang kehilangan adalah salah satu pintu untuk bersyukur yang sangat dalam, apakah kita akan melakukan syukur setelah terjadinya kehilangan saja?. Melakukan koreksi diri itu jangan menunggu kehilangan dulu baru melakukannya.
Kehilangan Mengajarkan Kita Untuk Lebih Bersyukur
Kadang kita baru menyadari bahwa sesuatu yang kita miliki sangat berharga setelah kita mengalami kehilangan. Kita merasa menyesal dengan sangat mendalam ketika sesuatu itu sudah tidak lagi bersama kita.
Seperti orang tua kita, jika masih sama-sama hidup kadang kita jarang mengindahkan nasehatnya. Tapi setelah mereka terlebih dulu menghadap Allah, kita rindu untuk ditegur, kita rindu arahannya.
Kehilangan Menyadarkan Kita Bahwa Semua Yang Ada Pada Kita Adalah Titipan Allah
Sebelum kita merasakan kehilangan, kita nampak selalu bangga dengan apa yang telah menjadi milik. Kita lupa bahwa yang kita miliki adalah milik Allah yang kita pinjam untuk sementara waktu. Kita lupa bahwa semua itu adalah nikmat yang dengan murah Allah titipkan kepada kita.
Kita belajar berfikir jernih setelah semuanya sudah Allah ambil kembali, dan semua orang sering tanpa sadar melakukan hal ini, merasa semua yang dimilikinya, harta, jabatan, kesehatan, keluarga, teman adalah murni miliknya.
Kehilangan Mengajarkan Kita Bahwa Dunia Ini Hanya Fatamorgana
Iya, harusnya kita sering melakukan koreksi diri, agar setelah kehilangan kita tidak merasa bersedih yang berkepanjangan. Kita harus selalu ingat bahwa apa yang ada didunia tidak ada yang abadi, karena hanya Allah yang maha kekal.
Orang yang kita sayang, uang yang kita miliki, barang-barang mahal yang kita beli, dan tempat tinggal yang menjadi tempat berteduh, akan ada masanya. Jadi kita tidak boleh membusungkan dada untuk mengakuinya. Sebab tak ada yang kekal didunia ini, karena dunia adalah fatamorgana belaka.
Kehilangan Mengajarkan Kita Tentang Peringatan Allah
Tidakkah kita sadari bahwa kehilangan yang kita alami kadang merupakan teguran dari sang maha kuasa?, tidakkah kita menyadari bahwa Allah tengah tidak menyukai apa yang kita miliki, karena titipannya tengah digunakan pada jalan yang salah oleh kita?.
Berfikir seperti ini perlu untuk menyadarkan khilaf yang tengah kita lakukan, bukan berarti kita harus berburuk sangka kepada Allah, tapi berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin tanpa sadar kita lakukan
Kehilangan Mengajarkan Kita Tentang Sebuah Ketabahan Hati
Allah memberi cobaan sebuah kehilangan agar kita menjadi insan yang lebih bertabah hati. Lebih ikhlas dan legowo atas apa yang sudah terjadi, karena Allah hanya ingin melihat seberapa besar lapang dada kita ketika titipan-Nya tengah diambil kembali.
Allah hanya ingin mengajarkan arti sebuah ketabahan hati yang sesungguhnya, untuk menjadikan kita lebih berkelas dimasa selanjutnya. Sebab sesuatu yang Allah ambil dari kita akan berganti dengan yang lebih baik, asal kita mampu bersabar dan selalu husnuddzan pada-Nya.